Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
UNIVERSITAS Pendidikan Indonesia (UPI) mengukuhkan 8 orang dosennya sebagai Guru Besar di Gedung Ahmad Sanusi UPI, Selasa (12/11). Kedelapan dosen tersebut telah resmi menjadi Guru Besar UPI dengan bidangnya masing-masing dan telah memaparkan hasil risetnya di hadapan para hadirin undangan dan Guru Besar lainnya.
Rektor UPI, Prof. H. M. Solehuddin menyampaikan rasa terima kasih atas dedikasi dan keteladanan yang diberikan oleh 8 orang Guru Besar tersebut. Pengukuhan ini menambah capaian universitas untuk memenuhi target kuantitas Guru Besar, yakni mendekati 15 persen dari jumlah total dosen di UPI. Tidak semua dosen bisa menjadi guru besar, ada yang terhambat pensiun dan lainnya sebelum berhasil menyelesaikan capaian tersebut. Sehingga ini patut disyukuri dan amanah yang perlu dipertanggung jawabkan.
"Kita harus bersyukur agar nikmat ini bisa ditambah oleh Allah SWT. Tentunya ada harapan dengan bekal pengalaman dan keilmuannya, Bapak Ibu bisa memberikan kontribusi yang signifikan," ungkap Solehuddin.
Menurut Solehuddin, seluruh Guru Besar harus melalui proses yang tidak sederhana, untuk mencapai data empiris lapangan. Kini, UPI sudah punya kurang lebih 13 persen Guru Besar, yang diharapkan bisa berkontribusi juga pada masyarakat.
"Saya kira ini sudah sesuai dengan target, karena target kita itu di 12-15%. Jadi mungkin ini di posisi sekitar 13% itu ideal saya kira. Karena ideal itu 12-14%. Memang kita berupaya sekarang untuk memfasilitasi teman-teman ini untuk menjadi Guru Besar dengan berbagai kebijakan dan program," papar Solehuddin.
Solehuddin menambahkan, selain mendorong secara administratif, UPI juga mendorong secara akademik untuk memberi fasilitas gelar Guru Besar. UPI juga telah menyiapkan strategi-strategi yang bisa memungkinkan mereka bisa membuktikan dirinya dalam bidang akademik secara maksimal. Kini, UPI mendorong agar setiap Guru Besar bisa melakukan hilirisasi riset. Seperti diketahui, kebanyakan riset di Indonesia belum maksimal dikembangkan dan hanya berakhir menjadi di perpustakaan atau dipublikasikan di jurnal ilmiah.
"Belum banyak riset yang berujung pada industri maupun pengambilan kebijakan, padahal hal ini juga berkaitan dengan harapan mewujudkan Indonesia Emas 2045. Hal ini masih menjadi tantangan bagi para Guru Besar yang harus bisa dilakukan," ucapnya.
Ini sesuatu yang cukup terjal juga lanjut Solehuddin, tapi alhamdulillah sekarang sudah mulai ada upaya-upaya ke sana. Bahkan beberapa minggu yang lalu, UPI mendeklarasikan Technopark di daerah Sariwangi. Itu salah satu cara untuk mendorong para peneliti, para Profesor ini untuk melakukan hilarisasi hasil-hasil risetnya. Ini tantangannya, bagaimana mereka untuk berkerja berlanjut Karena sesudah mendapatkan Guru Besar, bukan berhenti. Tapi mereka supaya terus berlanjut, mereka punya keyakinan terus melakukan penelitian di bidangnya masing-masing.
"Ada beberapa bidang yang cukup menonjol dari UPI yakni Sains, Kedokteran dan Teknologi. Sementara salah satu bidang yang masih perlu didorong pada hilirisasi riset ialah bidang Sosial," terang Solehuddin.
Prof. Dr. Yadi Ruyadi, M.Si.
Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Karakter Pancasila pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UPI
Prof. Dr. Ridwan Effendi, M.Ed.
Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Kewarganegaraan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UPI
Prof. Dr. Ahmad Yani, M.Si.
Guru Besar Bidang Ilmu Kurikulum dan Pembelajaran Geografi pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UPI
Prof. Dr. Edi Suresman, M.Ag.
Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UPI
Prof. Dr. Siti Nurbayani Kusumaningsih, S.Pd., M.Si.
Guru Besar Bidang Ilmu Sosiologi Penyimpangan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UPI
Prof. Dr. Yudi Hendrayana, M.Kes. AIFO
Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Jasmani dalam Pengembangan Literasi Fisik pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan UPI
Prof. Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd.
Guru Besar Bidang Ilmu Kepelatihan Olahraga Bola Voli pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan UPI
Prof. dr. Hamidie Ronald Daniel Ray, M.Pd., Ph.D.
Guru Besar Bidang Ilmu Fisiologi Olahraga Terapan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan UPI. (H-2)
Aprinus mencontohkan, beberapa karya yang kandungan SARA, yakni pada novel Salah Asuhan yang pada draf awalnya disebut menyinggung ras Barat (Belanda).
Universitas Yarsi melakukan pengukuhan dua Guru Besar dan luncurkan rangkaian peringatan Milad ke-58.
Rektor menekankan bahwa Guru Besar tidak boleh menjadi “pertapa” tetapi justru sebaiknya, mereka harus tetap bergaul dan membumi serta terlibat dalam berbagai kegiatan akademik.
Guru besar merupakan jabatan akademik tertinggi yang bukan hanya guru bagi murid-murid, tetapi juga bagi bangsa dan negara.
Berbagai program pendampingan, dukungan riset, serta kolaborasi dengan institusi global terus diperkuat untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang dinamis dan inovatif.
E-Government berperan penting dalam meningkatan kualitas layanan publik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved