Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
KELELAWAR adalah satu-satunya mamalia yang mampu terbang, dan di balik sayapnya tersembunyi banyak misteri evolusi.
Dari fosil-fosil kuno hingga anatomi modern yang kompleks, kisah bagaimana makhluk ini akhirnya menguasai langit menyimpan teka-teki yang menarik untuk ditelusuri.
Fosil kelelawar tertua menunjukkan kemiripan mencolok dengan spesies kelelawar masa kini. Meskipun nenek moyang mereka mempertahankan beberapa ciri khas pendahulu yang tidak terbang, catatan fosil kelelawar terbilang terbatas.
Ukurannya yang kecil dan tulang yang rapuh membuat fosil-fosil mereka rentan rusak, sehingga hanya sedikit yang berhasil ditemukan.
Namun, penemuan gigi dan rahang dari kelelawar purba di lokasi seperti Wyoming, Paris, dan India memberikan sedikit gambaran tentang evolusi mereka.
Menariknya, kelelawar muncul dalam catatan fosil tanpa jejak yang jelas dari makhluk proto-kelelawar yang bisa menjelaskan peralihan mereka menuju kemampuan terbang.
Fosil-fosil yang ditemukan menunjukkan bahwa kelelawar purba telah memiliki sayap dan struktur anatomi yang mirip dengan kelelawar modern, meskipun mereka mungkin masih mampu memanjat.
Penelitian genetika terbaru mengungkapkan bahwa kelelawar berevolusi sekitar 50–52 juta tahun lalu, pada periode Eosen, di wilayah utara Pangaea yang kini merupakan bagian dari Amerika Utara dan Eurasia.
Penemuan fosil tertua di Wyoming pada tahun 2023 semakin memperkuat perkiraan waktu evolusi ini.
Karena minimnya fosil transisi, evolusi kemampuan terbang kelelawar masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan. Salah satu teori menyebutkan bahwa nenek moyang kelelawar hidup di pepohonan dan memanjat, sebelum akhirnya mengembangkan kemampuan meluncur.
Kemampuan meluncur ini diyakini berkembang sebagai cara untuk menghemat energi saat berpindah antar pohon dan menghindari predator darat.
Mengapa nenek moyang kelelawar meluncur? Kemampuan meluncur membantu mereka menghemat energi saat berpindah pohon sekaligus menghindari predator darat.
Dengan keterampilan ini, mereka akhirnya mengembangkan penerbangan aktif, yang membuka peluang untuk menangkap mangsa seperti serangga di udara.
Proses ini tidak mudah; penerbangan aktif memerlukan adaptasi anatomis yang mendalam. Namun, begitu kemampuan terbang terbentuk, kelelawar mendapatkan akses ke sumber makanan baru dan habitat yang sebelumnya tak terjangkau.
Perubahan ini memicu “ledakan besar” dalam evolusi kelelawar, yang kini terdiri dari lebih dari 1.400 spesies dan menyumbang sekitar 20 persen dari seluruh spesies mamalia.
Sebagian besar kelelawar adalah makhluk nokturnal, dan pola hidup ini kemungkinan disebabkan oleh persaingan dengan burung yang telah berevolusi jauh lebih awal.
Saat kelelawar mulai terbang, burung pemakan serangga telah mendominasi langit, sehingga kelelawar beradaptasi untuk berburu di malam hari.
Menelusuri sejarah alami kelelawar bukan hanya menarik, tetapi juga penting untuk memahami peran ekologis mereka.
Kelelawar berfungsi sebagai penyerbuk, pengendali populasi serangga, dan penyebar benih, memainkan peran vital dalam ekosistem tempat mereka tinggal. (Z-10)
Sumber:
Dinosaurus yang jadi korban diidentifikasi sebagai Psittacosaurus, hewan herbivor seukuran anjing besar sedang diserang oleh Repenomamus robustus, hewan mirip luak, seeokor mamalia.
Tim paleontologi di dekat Rangely, Colorado telah menemukan fosil mamalia yang ukurannya kira-kira sebesar muskrat, yang kemungkinan besar berlarian di rawa-rawa selama zaman Dinosaurus.
Dari tahun 2012 hingga 2021, jumlah paus bungkuk turun 20% dari sekitar 33 ribu ekor menjadi kurang lebih lebih dari 26 ribu ekor.
Selama ini, mamalia pada umumnya dianggap terlalu kecil untuk memangsa dinosaurus yang mendominasi dunia selama puluhan juta tahun yang mereka tinggali bersama di Bumi.
Hewan-hewan itu sakit karena asam domoat, racun saraf yang dihasilkan alga yang menjadi sumber makanan ikan, yang kemudian dimakan singa laut dan lumba-lumba.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved