Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merekomendasikan agar sekolah-sekolah di seluruh Indonesia rutin mengadakan simulasi evakuasi gempa dan tsunami setidaknya sekali dalam setahun.
“Langkah ini bertujuan agar anak-anak mampu merespons secara cepat dan tepat saat terjadi bencana sebenarnya,” kata Ketua Bidang Mitigasi Tsunami Samudera Hindia dan Pasifik BMKG Suci Dewi Anugerah dalam seminar simposium perencanaan kontigensi menghadapi bencana gempa bumi megathrust berpresfektif anak yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.
Ia menjabarkan, anak-anak juga perlu dilatih waspada terhadap tanda-tanda alam tsunami, seperti guncangan gempa yang kuat atau berlangsung lama, serta penurunan cepat permukaan laut yang menunjukkan surutnya air laut dan tampaknya ikan serta terumbu karang.
Dalam seminar yang dihadiri lebih dari 500 siswa se-Indonesia itu, Suci berbagi kisah inspiratif tentang Tilly Smith, seorang anak perempuan asal Inggris berusia 10 tahun yang berhasil menyelamatkan lebih dari 100 wisatawan di sebuah hotel di pantai Phuket, Thailand. Berkat kemampuannya membaca tanda-tanda alam, Tilly memperingatkan orang-orang di sekitarnya hingga mereka dapat menghindari bahaya tsunami.
BMKG menggarisbawahi enam komponen penting dalam simulasi ini, meliputi; ketersediaan alarm (tanda peringatan untuk segera evakuasi), respons (teknik perlindungan pada bagian kepala-leher), zona evakuasi, tempat berkumpul, roll call (perhitungan jumlah siswa), dan evaluasi (identifikasi masalah dan kendala dalam simulasi).
Sebagai kelompok usia rentan, anak-anak perlu memiliki kesiapsiagaan yang memadai. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 mencatat ada 88 juta anak dari total populasi Indonesia, menjadikan sekolah sebagai wahana penting untuk mendidik mereka dalam menghadapi bencana.
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti kerentanan anak dalam menghadapi bencana, seperti kurangnya pengetahuan, keterbatasan dukungan psikososial, serta minimnya layanan pendampingan. Kerentanan ini berdampak serius, terbukti dari data KPAI yang menunjukkan 33 kasus perkawinan anak usia 13-17 tahun akibat bencana gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah, dan 37 kasus perdagangan anak pascabencana tsunami di Aceh.
Oleh karena itu, BMKG menyakini simulasi rutin akan membentuk kesiapsiagaan yang baik di kalangan anak-anak saat gempa atau tsunami serta dampak lain yang menyertai setelah bencana terjadi. (H-2)
Selain revitalisasi sekolah, Kemendikdasmen juga akan melaksanakan program digitalisasi pembelajaran di daerah 3T seperti penyediaan internet dan juga listrik
anak-anak Sekolah Dasar (SD) yang diduga warga Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) tengah belajar di tanah beralaskan terpal dalam kebun sawit.
Menteri Agama RI Nasaruddin Umar menyampaikan pesan pada seluruh murid baru madrasah untuk menjadi pemimpin bangsa di masa depan yang berilmu, berakhlak, dan berjiwa jujur.
Banyak sekolah, terutama di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar), masih menghadapi kendala dalam memaksimalkan penggunaan Chromebook.
Hari ini menandai dimulainya secara resmi kegiatan belajar-mengajar di Sekolah Rakyat yang tersebar di seluruh Indonesia.
Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menegaskan bahwa Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) bukan masa perpeloncoan atau masa senioritas
BUPATI Ngawi Ony Anwar Harsono mengatakan upaya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam memberdayakan masyarakat telah membantu memitigasi berbagai kerentanan hidup
Kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi terkait fenomena banjir rob, penyebabnya, serta strategi mitigasi yang dapat dilakukan secara mandiri dan berbasis kearifan lokal.
Jadi terhadap sumber daya yang digunakan dan juga berorientasi pada siklus hidup serta menerapkan disain pasif maupun disain aktif.
Bambang menjelaskan, dengan banyaknya laporan anak-anak hilang seperti ini, tentu akan menimbulkan permasalahan yang cukup besar.
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan, perseroan telah dan akan terus menerapkan langkah-langkah mitigasi risiko secara ketat.
Pendekatan keamanan memang penting, tapi tidak boleh berdiri sendiri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved