Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
BATIK tulis dan batik cap adalah dua jenis batik yang sering ditemukan, namun keduanya memiliki proses pembuatan dan karakteristik yang berbeda.
Batik tulis dibuat secara manual menggunakan canting dan malam, prosesnya memerlukan keterampilan yang mendalam serta waktu yang cukup lama, hingga menjadikannya lebih mahal.
"Kalau kita paham tentang batik, sekali lihat, kita sudah tahu ini batik tulis," kata Kolektor dan Seniman Batik Dave Tjoa, dikutip Kamis (5/9).
Baca juga : Batik Nitik dan Sasirangan, dari Warisan Budaya Menjadi Kekayaan Ekonomi
Terlebih, setiap motif pada batik tulis dihasilkan dengan tangan, sehingga setiap karya memiliki keunikan tersendiri.
Di sisi lain, batik cap diproduksi dengan menggunakan stempel atau cap yang dicetak pada kain. Proses tersebut jauh lebih cepat dan efisien dibandingkan batik tulis.
Meskipun motif dasar pada batik cap bisa mirip dengan batik tulis, ada perbedaan dalam cara penerapannya.
Baca juga : Ingin Bedakan Proses Batik Asli atau Cetak? Ini Kata Pakar
Pada batik cap tulis, rangka motif bisa sama dengan batik tulis, tetapi isian motifnya mungkin berbeda.
Namun, dalam hal kualitas kain, tidak ada perbedaan signifikan antara batik tulis dan batik cap.
"Secara kualitas kain, itu sebenarnya sama saja," ungkap Dave.
Baca juga : Ini Tips Merawat dan Mencuci Batik
Perbedaan utama terletak pada proses pembuatan dan harga. Batik tulis, yang memerlukan waktu dan keterampilan lebih banyak, umumnya memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan batik cap.
Di sisi lain, Dave menekankan pentingnya bagi setiap orang yang membeli atau memiliki batik untuk memahami lebih dari sekadar bentuknya.
"Mengetahui motif dan makna batik bukan hanya soal memiliki, tetapi tentang menghargai," ujar Dave.
Dengan memahami arti di balik motif batik, kita tidak hanya menunjukkan apresiasi terhadap seni dan budaya batik, tetapi juga menghormati para perajin yang dengan penuh keterampilan dan dedikasi menciptakan setiap karya tersebut.
Hal tersebut menjadi bentuk penghargaan mendalam yang menjadikan setiap potongan batik lebih dari sekadar pakaian, tetapi sebagai simbol budaya yang bernilai. (Ant/Z-1)
batik print biasanya diproduksi secara massal dengan mesin atau dicetak menggunakan silkscreen dan tidak menggunakan malam atau lilin. Batik inilah yang tidak termasuk batik asli.
Di tengah derasnya arus modernisasi dan gempuran teknik percetakan dalam industri batik, Aisha Nadia tetap teguh menjaga warisan budaya batik tulis tradisional.
UPAYA pemerintah melalui DJKI Kemenkumham untuk memajukan ekonomi masyarakat di setiap daerah tercermin dengan dukungan pelindungan hukum produk khas wilayah tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved