Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
BANJIR merendam Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat sejak Jumat (30/8) sore waktu setempat. Banjir tersebut disebabkan oleh meluapnya sungai akibat dipicu oleh hujan dengan intensitas sesang hingga tinggi di wilayah Kabupaten Sanggau.
Baca juga : 2.299 Jiwa Terdampak Banjir di Kabupaten Aceh Singkil
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terdapat dua desa yang terdampak banjir akibat meluapnya Sungai Mengkiang dan Sungai Biang ini, yakni Desa Balai Sebut di Kecamatan Jangkang dan Desa Rambin di Kecamatan Kapuas.
Baca juga : BNPB: Empat Warga Meninggal Dunia Akibat Banjir Bandang Kabupaten Dogiyai
“Adapun hingga Sabtu (31/8), warga yang terdampak akibat banjir ini tercatat berjumlah 214 kepala keluarga (KK),” ujar
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Sabtu (31/8).
Baca juga : Kali Kobe Meluap, Satu Desa di Halmahera Tengah Terendam Banjir
Sedangkan untuk kerugian materil sedikitnya 175 unit rumah terendam banjir serta satu unit sarana ibadah terdampak.
Baca juga : BNPB: Wilayah Sulawesi, Papua dan Maluku Waspada Potensi Banjir Sepekan ke Depan
Menurut informasi yang disampaikan oleh BPBD Kabupaten Sanggau, ketinggian muka air di beberapa lokasi terpantau bervariasi mulai dari 15 sentimeter sampai dengan dua meter.
Guna melakukan respon cepat, BPBD setempat telah menurunkan tim reaksi cepat (TRC) untuk melakukan kaji cepat dan berkoordonasi dengan instasi terkait dalam melakukan pendataan.
“Hingga siaran pers ini diterbitkan, belum ada laporan jumlah warga yang mengungsi. Lokasinya yang jauh dan akses yang cukup sulit menjadi kendala tersendiri tim dalam melakukan penanganan,” terang Abdul.
BNPB, ujarnya, mengimbau masyarakat Kabupaten Sanggau untuk tetap waspada terhadap adanya potensi banjir susulan akibat dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi. (H-3)
Pemprov Riau mendapatkan bantuan berupa satu unit helikopter water bombing untuk membantu pemadaman Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau.
BNPB menyebut wilayah Indonesia masih akan dipengaruhi oleh dinamika atmosfer. Kondisi itu membuat ancaman bencana hidrometeorologi juga masih akan mengintai.
BNPB mencatat 18 kejadian bencana di berbagai wilayah Indonesia dalam kurun waktu 24 jam sejak Selasa (24/6) pukul 07.00 WIB hingga Rabu (25/6) pukul 07.00 WIB.
Sebagai bentuk respons, BPBD Kabupaten Demak bersama sejumlah pihak melakukan penanganan darurat, termasuk penutupan tanggul, pompanisasi di titik kritis.
Lokasi banjir antara lain di Kecamatan Tellulimpoe, Sinjai Utara dan Sinjai Timur. Sedangkan data korban terdampak berjumlah 60 kepala keluarga atau 271 jiwa.
Sementara itu, kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau telah membakar sekitar 96 ha sejak awal tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved