Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
AHLI gizi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Fitri Hudayani, mengatakan menyimpan susu sesuai dengan jenisnya akan menjaga kualitas dan nilai gizi sehingga tetap mendapat manfaat sehat dari konsumsi susu.
"Penyimpanan susu tergantung dengan jenisnya. Susu bubuk sebaiknya disimpan di tempat yang tertutup, kering, dan kedap dengan suhu sejuk kurang dari 30 derajat celsius. Untuk susu cair, sebaiknya disimpan di suhu chiller (lemari pendingin) kurang dari 8 derajat celsius," kata Fitri, dikutip Jumat (12/7).
Fitri mengatakan, untuk susu cair yang sudah dipasteurisasi bisa dipanaskan dengan suhu lebih dari 60 derajat Celsius untuk menghilangkan bakteri.
Baca juga : Asupan Bernutrisi Anak Salah Satu Syarat Raih Indonesia Emas 2045
Namun, Fitri menyarankan susu tidak dipanaskan di suhu lebih dari 100 derajat celsius. Hal itu untuk mencegah denaturasi protein sehingga kualitas susu akan menurun.
Mengenai penyajiannya, Fitri mengatakan susu bisa dikonsumsi dingin atau hangat tergantung dari selera, tetapi harus tetap memperhatikan jenis susu, keamanan kemasan, dan nilai gizinya agar tetap terjaga.
"Susu bisa disajikan dalam kondisi dingin maupun hangat, bisa menyesuaikan dengan selera tetapi harus memperhatikan jenis susu, keamanan dan nilai gizi tetap terjaga," katanya.
Baca juga : Atasi Stunting, Sumatra Barat Bagi-Bagi Sembako dan Telur
Fitri juga mengatakan susu bisa dikonsumsi kapan saja didampingi dengan makanan pokok lainnya.
Ia mengatakan susu merupakan sumber energi yang dapat memenuhi kebutuhan harian dan juga bisa mendapat protein dan lemak sebagai pelengkap nutrisi tubuh yang baik.
Maka itu ia mengatakan tidak ada anjuran khusus berapa banyak susu yang harus dikonsumsi dan tergantung dari kebutuhan gizi seseorang.
"Susu juga merupakan sumber mineral khususnya kalsium yang baik untuk kesehatan tulang," pungkas Fitri. (Ant/Z-1)
Indonesia dianugerahi kekayaan pangan yang sangat melimpah dan beragam. Potensi ini mencakup berbagai jenis bahan pangan dari berbagai kategori utama.
Kegiatan dikemas dalam format talkshow, workshop, dan nonton bareng, dengan melibatkan para ibu rumah tangga sebagai peserta aktif.
Kebiasaan makan bergizi seimbang beragam dan aman pada anak bukan semata tentang apa yang disajikan, namun juga penanaman nilai gizi secara konsisten dalam keluarga.
Ajang Peduli Gizi 2025 kembali digelar sebagai bentuk apresiasi terhadap individu, institusi, dan pelaku industri yang dinilai telah memberikan kontribusi nyata.
Konsekuensi dari konsumsi susu berlebihan adalah anak akan merasa kenyang dan kehilangan selera untuk mengonsumsi makanan lain. Akibatnya, asupan gizi menjadi tidak seimbang.
Pemenuhan gizi yang cukup dan seimbang tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga sangat menentukan perkembangan kognitif, motorik, hingga sosial emosionalnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved