Headline
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.
AHLI gizi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Fitri Hudayani, mengatakan menyimpan susu sesuai dengan jenisnya akan menjaga kualitas dan nilai gizi sehingga tetap mendapat manfaat sehat dari konsumsi susu.
"Penyimpanan susu tergantung dengan jenisnya. Susu bubuk sebaiknya disimpan di tempat yang tertutup, kering, dan kedap dengan suhu sejuk kurang dari 30 derajat celsius. Untuk susu cair, sebaiknya disimpan di suhu chiller (lemari pendingin) kurang dari 8 derajat celsius," kata Fitri, dikutip Jumat (12/7).
Fitri mengatakan, untuk susu cair yang sudah dipasteurisasi bisa dipanaskan dengan suhu lebih dari 60 derajat Celsius untuk menghilangkan bakteri.
Baca juga : Asupan Bernutrisi Anak Salah Satu Syarat Raih Indonesia Emas 2045
Namun, Fitri menyarankan susu tidak dipanaskan di suhu lebih dari 100 derajat celsius. Hal itu untuk mencegah denaturasi protein sehingga kualitas susu akan menurun.
Mengenai penyajiannya, Fitri mengatakan susu bisa dikonsumsi dingin atau hangat tergantung dari selera, tetapi harus tetap memperhatikan jenis susu, keamanan kemasan, dan nilai gizinya agar tetap terjaga.
"Susu bisa disajikan dalam kondisi dingin maupun hangat, bisa menyesuaikan dengan selera tetapi harus memperhatikan jenis susu, keamanan dan nilai gizi tetap terjaga," katanya.
Baca juga : Atasi Stunting, Sumatra Barat Bagi-Bagi Sembako dan Telur
Fitri juga mengatakan susu bisa dikonsumsi kapan saja didampingi dengan makanan pokok lainnya.
Ia mengatakan susu merupakan sumber energi yang dapat memenuhi kebutuhan harian dan juga bisa mendapat protein dan lemak sebagai pelengkap nutrisi tubuh yang baik.
Maka itu ia mengatakan tidak ada anjuran khusus berapa banyak susu yang harus dikonsumsi dan tergantung dari kebutuhan gizi seseorang.
"Susu juga merupakan sumber mineral khususnya kalsium yang baik untuk kesehatan tulang," pungkas Fitri. (Ant/Z-1)
Gerakan Edukasi dan Pemberian Pangan Bergizi Untuk Siswa (Genius) yang digagas Badan Pangan Nasional diklaim telah meningkatkan status gizi dan literasi pangan anak-anak sekolah.
Menurut hasil riset yang dimuat dalam British Journal of Nutrition, sebanyak 80% anak Indonesia masih kekurangan asupan DHA.
Investasi gizi sejak dini merupakan kunci untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas di masa mendatang.
Pemerintah sangat sadar asupan gizi berperan dalam meningkatkan dan mendukung perkembangan kecerdasan anak, terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan.
Indonesia dianugerahi kekayaan pangan yang sangat melimpah dan beragam. Potensi ini mencakup berbagai jenis bahan pangan dari berbagai kategori utama.
Kegiatan dikemas dalam format talkshow, workshop, dan nonton bareng, dengan melibatkan para ibu rumah tangga sebagai peserta aktif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved