BERAGAM penyakit yang ditimbulkan akibat mengonsumsi makanan tidak sehat mendorong masyarakat untuk mengubah pola makan mereka. Menu makanan sehat kini menjadi pilihan. Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi makanan sehat membuka peluang usaha di bidang ini.
Salah satu pelaku usaha yang jeli menangkap peluang ini ialah Cia Amalia, 37, pemilik katering sehat yang memiliki program diet mayo. Diet itu tidak menggunakan garam pada menu makanannya.
Sejak November tahun lalu, perempuan yang hobi memasak tersebut telah membuka jasa boga sehat diet mayo melalui bendera Amalia Caterer. Usaha itu diawali percobaannya melakukan diet mayo pada diri sendiri dan dua temannya. Lewat diet tersebut dia berhasil menurunkan berat badan sebanyak 7 kilogram dalam 13 hari. Belakangan, karena keterbatasan waktu, kedua temannya meminta Cia untuk memasok menu makanan diet tersebut.
Cia pun jeli melihat peluang tersebut. Selang sebulan, dia memutuskan untuk membuka katering mayo. Modal awalnya Rp5 juta plus sebuah kompor. Cia meracik 26 menu makanan yang berbeda untuk satu program diet mayo selama 13 hari. Menu makanan tersebut kini dibanderol Rp2.250.000 termasuk menu makan siang dan malam ditambah makanan ringan, buah, dan salad sebagai pelengkapnya. Baru beberapa bulan berjalan, Amalia Caterer sudah mampu menjaring 20 konsumen.
Dengan dibantu seorang asisten juru masak, Cia sudah mulai memasak sejak pukul 06.00 WIB. Ia berbelanja bahan baku impor dan lokal di supermarket serta beberapa pemasok yang menjadi rekanannya. Wortel, selada merah, minyak zaitun, kentang diet tanpa pestisida, dan daun roket menjadi bahan baku yang harus diimpor karena kualitasnya tidak dapat disediakan pemasok lokal.
Dalam sehari Amalia Caterer mengantar 50-75 pak dengan ongkos kirim Rp35 ribu-Rp50 ribu tergantung area antaran. Untuk pengiriman tersebut, ia bekerja sama dengan Yellow Ojek sebagai kurir.
Lewat bisnis itu, Cia mengaku hanya mengambil keuntungan sekitar 40%, lebih murah daripada usaha serupa yang mengambil rata-rata keuntungan mencapai 80%. Cia berencana mengekspansi bisnisnya Maret mendatang dengan membuat maintenance programme, yakni enam hari tanpa nasi dan sehari bebas bertanggung jawab. Selain itu, ia ingin memasok makanan sehat untuk penderita sakit jantung dan diabetes disertai surat rekomendasi dokter. Skala besar Pelaku usaha lain yang jeli menangkap peluang makanan sehat ialah Teddy Prastujono, 41. Bahkan ia telah lebih dulu terjun dengan mendirikan Healthybox Jakarta. Katering yang dibangun Teddy langsung dalam skala perusahaan besar. Ia mengeluarkan modal bersama seorang rekan bisnisnya tak kurang dari Rp1 miliar. Harga menu makanan yang dijual juga beragam, mulai Rp1 juta hingga Rp5 juta.
"Secara keseluruhan adalah paket penurunan berat badan, ditambah paket untuk orang sakit, makanan sehat, dan menu anak-anak. Yang menjadi favorit ialah paket penurunan berat badan," kata dia.
Di awal berdiri, Healthybox Jakarta mempekerjakan 2 sales, 1 admin, 2 juru masak, dan 5 kurir. Kini pelanggan Healthybox telah mencapai angka tak kurang dari 400 orang. Mereka terdiri atas kalangan profesional dan eksekutif, selebritis, orang sakit, dan anak-anak.
Seiring dengan meningkatnya pelanggan mereka, Healthybox kini mempekerjakan 80 karyawan. Mereka terdiri atas 5 juru masak, konsultan, administrasi, dan 18 kurir, dan sisanya staf. Banyaknya jumlah staf diperlukan untuk menangani konsumen. "Satu staf bisa memegang 50 konsumen dan harus cepat tanggap dengan segala pertanyaan mereka," ungkap Sales Manager Healthybox Jakarta Dini Apriani, 40, di kantornya, Jalan Bangka Raya No 5, Jakarta Selatan, kepada Media Indonesia, Kamis (19/2).
Untuk lebih mendukung usahanya itu, ia juga menyewa seorang ahli nutrisi. Tugasnya menghitung jumlah kalori dari setiap program yang dijalankan konsumen dan konsultasi nutrisi. Untuk mengontrol kualitas, Teddy mempekerjakan seorang food checker untuk mengontrol isi menu setiap pelanggannya.
"Fasilitas konsultasi tersebut meliputi penimbangan berat badan dan konsultasi sebelum dan selama pengambilan paket di Healthybox Jakarta. Sejauh ini tidak ada masalah. Bahkan mayoritas klien kami adalah referensi. Mengenai komplain, cenderung kepada hal-hal teknis dan bukan karena gagal turun berat badan," jelas Teddy.
Melihat pertumbuhan pelanggan yang dimilikinya, Teddy meyakini usahanya bakal terus berkembang meski kompetitor baru terus bermunculan. Ia juga optimistis bisnis jasa boga makanan sehat tersebut memiliki peluang baru untuk berkembang ke bidang lain.
"Segala sesuatu yang masih berhubungan dengan kesehatan seperti laboratorium dan klinik nutrisi, minuman sehat, dan lain sebagainya," harapnya.