Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
PRIA berkulit kuning langsat dengan perawakan kurus dan rambut hitam gondrong sebahu duduk menyendiri pada sebuah balai di Kampung Anjun Kanoman, Kelurahan Karawang Kulon. Sambil meremas kertas dan membuangnya Chairil Anwar terus menulis luapan sajaknya.
Ingatan tidak terlupakan Kahfi Satria Darma, 87, salah satu sahabat Chairil di Karawang mencoba menghitung mundur masa indah.
Saat itu usia Kahfi baru berusia 17 tahun dan nama Chairil Anwar yang begitu fenomenal pada 1946 masih sangat bersinar. Sebuah kesempatan hebat baginya, seorang pemuda kampung, dapat bertemu dan berdiskusi dengan legenda besar sastra Indonesia.
"Kebetulan saat itu, rumah saya tidak jauh dengan tempat singgahnya Chairil. Kadang dia sering menghampiri kita yang sedang berkumpul nongkrong," ungkap Kahfi kepada Media Indonesia, Minggu (14/8).
Sambil mengingat, Kahfi melanjutkan apa yang diingatnya mengenai Chairil. Ia mengatakan, saat itu, Chairil sering membawa beberapa gulungan kertas dan membawa alat tulis untuk menuangkan inspirasi karyanya.
"Saya pernah mengambil hasil tulisan yang dia remas dan buang. Saat itu dia menulis Krawang, lalu Kerawang dan Karawang," ucapnya.
Chairil Anwar, menurut Kahfi, merupakan pemuda yang tidak banyak bicara dan hanya bicara seperlunya.
"Saya pernah bertanya, 'Bung Chairil bagaimana perjuangan saat ini?' Lalu yang saya ingat, dia justru bilang, 'Perjuangan tetap perjuangan, tapi ingat bahwa Karawang nanti tidak akan sama saat ini. Dia akan menjadi kota yang besar'," ucapnya.
Menurut Kahfi, Chairil tidak pernah suka mencari inspirasi tulisannya di tempat sepi melainkan di tengah keramaian seperti pasar dan tempat prostitusi.
"Ia juga perokok berat, sering membawa rokok shiharo kalau dulu bahasanya," terang dia.
Kemudian Kahfi menyebutkan, saat ini, peninggalan Chairil Anwar di Karawang hanya sebuah lemari yang dimodifikasi menjadi meja tulis.
"Dulu dia tinggal di rumah Haji Anim, sekarang rumah Pak Bubun. Kalau engak salah masih ada di sana (rumah Pak Bubun)," ucapnya.
Ia menyebutkan, sayangnya, banyak orang yang tidak tahu mengenai Chairil Anwar di Karawang.
"Chairil di Karawang sendiri memang sangat singkat, cuma beberapa bulan," pungkasnya. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved