Headline
KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.
PENANGANAN prevalensi stunting atau tengkes di tahun politik menjadi tantangan tersendiri. Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar FKUI Prof Tjandra Yoga menilai perlu komitmen politik agar tengkes tetap menjadi isu utama yang perlu diselesaikan bersama.
"Tantangannya ialah memang kenyataan bahwa kita akan atau sedang masuk tahun politik, di mana perhatian dan sumber daya tentu tersedot ke aktivitas yang terkait dengan politik," kata Tjandra saat dihubungi, Minggu (23/7).
Diketahui tengkes merupakan masalah kesehatan penting karena punya aspek ganda yakni gangguan kesehatan dan gangguan kecerdasan anak bangsa, karena itu perlu energi besar untuk menekan prevalensi tengkes.
Baca juga : Anak Kian Kurus Akibat Gizi tak Terurus
Tjandra menyebut ada 5 pendekatan yang bisa dipakai agar penurunan tengkes tahun ini dan tahun depan dapat terus ditingkatkan. Pertama, komitmen politik penentu kebijakan publik untuk tetap memberi porsi penting bagi kesehatan, dalam hal ini tengkes.
"Kedua bentuk programnya sebenarnya secara ilmiah sudah jelas, jadi tinggal di terapkan dan di laksanakan di lapangan. Ketiga sebenarnya para politisi juga dapat menggunakan isu keberhasilan penanggulangan tengkes sebagai salah satu bahan kampanye mereka, dalam pengertian positif tentunya, karena ini kegiatan nyata demi kesehatan anak bangsa," ujarnya.
Baca juga : Angka Stunting Pengaruhi Skor PISA Negara
Keempat, masyarakat dan juga media perlu terus mendorong penentu kebijakan publik untuk melakukan kegiatan nyata di lapangan tentang pengendalian tengkes. Terakhir, akan baik juga kalau ada dorongan dari organisasi internasional agar Pemerintah Indonesia tetap meningkatkan kinerja penanggulangan tengkes di bulan-bulan politik 2023 dan 2024 ini.
Selain masuknya tahun politik tantangan lainnya dalam pengentasan tengkes. Pertama, dari pengalaman panjang bertahun-tahun selama ini maka angka tengkes tidak bisa terkendali.
"Pelajaran dari negara lain dalam 1 dekade ini, penurunan tengkes kurang dari 1% per tahun. Jadi target semula tengkes turun dari 28% ke 19% sudah berat, apalagi kalau harus turun menjadi 14% pada 2024. Tetapi, bagaimanapun upaya maksimal harus dilakukan," tuturnya.
Tantangan kedua yakni penanganannya yang memang kompleks, mulai dari masa remaja sampai kehamilan, melahirkan dan tahun-tahun pertama kehidupan, dan masalahnya sudah terjadi sejak beberapa dekade yang lalu. (Z-4)
Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa 35,4% penduduk dewasa Indonesia mengalami obesitas, dengan angka tertinggi tercatat di DKI Jakarta (43,2%).
Pemerintah Singapura telah melarang penggunaan vape karena penambahan zat berbahaya seperti Etomidate ke dalam alat penguap elektronik itu menimbulkan bahaya serius pada penggunanya.
KETUA Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof Tjandra Yoga Aditama menyoroti usulan anggota DPR RI agar ada gerbong kereta api khusus untuk perokok.
Pentingnya penguatan data kesehatan, khususnya penyakit zoonosis (penyakit yang ditularkan dari hewan dan unggas) serta pemantauan malnutrisi, agar kasus serupa dapat dicegah sejak dini.
Medical Check Up menjadi layanan yang paling diminati di luar negeri, menandakan potensi besar industri kesehatan domestik yang harus dioptimalkan.
Kasus Raya, anak di Sukabumi, Jawa Barat, yang meninggal karena tubuhnya dipenuhi cacing menunjukkan standar kebersihan di masyarakat Indonesia masih tergolong rendah.
Ahli jelaskan Pentingnya Pemeriksaan Dahak Pasien TB yang Picu Kekerasan Dokter di RSUD Sekayu
DIREKTUR Pascasarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan pemberian tunjangan khusus kepada dokter spesialis, perlu diatur secara bijak. Jumlah itu bisa saja tak cukup
MEDIAINDONESIA.COM, 6 Juli 2025, menurunkan berita berjudul ‘BGN Sebut Penerima MBG sudah Melebihi Penduduk Singapura’.
MEDIAINDONESIA.COM 20 Mei 2025 menurunkan berita berjudul ‘Covid-19 Merebak di Singapura dan Hong Kong, Masyarakat Diminta Waspada’.
KUMAN tuberkulosis (Tb) telah ditemukan sejak 1882, tetapi sampai kini penyakit itu masih menjadi masalah kesehatan penting di dunia dan di negara kita.
KELOMPOK terbang (kloter) pertama jemaah haji 2025/1446 H Indonesia akan diberangkatkan pada 2 Mei 2025. Jadi, pada 1 Mei 2025 jemaah sudah masuk asrama haji.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved