Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
PERLINDUNGAN dan pelestarian burung cenderawasih, burung kakaktua raja, kasuari, serta hewan endemis lainnya yang hidup di Papua akan digaungkan kembali saat Konferensi Internasional Biodiversitas II di Kota Jayapura, September nanti.
"Panitia tengah menyusun sebuah draf berupa saran dan usul agar nanti perlindungan dan pelestarian burung cenderawasih dan hewan endemik lainnya di Papua dibahas dalam Konferensi Internasional Biodiversitas pada September mendatang di Kota Jayapura," kata ketua panitia pelaksana konferensi yang juga Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Provinsi Papua Noak Kapisa di Kota Jayapura, Sabtu (16/7).
Burung cenderawasih atau akrab disapa burung surga itu, kata Noak, hanya ada di wilayah timur Indonesia, khususnya di Bumi Papua. Kian lama populasinya makin berkurang karena diburu untuk dijadikan cendera mata atau diawetkan untuk oleh-oleh bagi turis dan pejabat.
"Ini yang coba kami dorong agar penggunaan burung cenderawasih tidak lagi dijadikan cenderamata saat menerima tamu atau pejabat negara. Kami akan usulkan cinderamata yang diberikan bisa berupa tiruan atau imitasi burung Cenderawasih," tambah Noak. "Atau bisa juga berupa tas noken yang mencirikan orang Papua."
Dalam konferensi internasional tersebut, kata Noak, akan dilaksanakan tur ke tempat-tempat hidup burung Cenderawasih, seperti di Depapre, Nimbokrang dan pegunungan Cyclop di Kabupaten Jayapura.
"Hanya saja hal ini, panitia masih mendata dan lakukan koordinasi dengan pihak terkait agar wacana ini bisa diwujudkan saat pelaksanaan konferensi. Kalau hal ini jadi kenyataan, maka bukan saja nama Papua yang akan harum karena terkenal dengan burung Cenderawasih tetapi warga sekitar pemilik tempat akan mendapatkan nilai tambah berupa pendapatan," katanya. (Ant/H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved