Rabu 15 Maret 2023, 21:18 WIB

Cerita Ganindra Bimo Alami Saraf Kejepit di Banyak Tempat, Paling Parah di Leher

mediaindonesia.com | Humaniora
Cerita Ganindra Bimo Alami Saraf Kejepit di Banyak Tempat, Paling Parah di Leher

Ist
Akibat cedera yang dibiarkan terus-menerus tanpa penanganan tepat, Ganindra Bimo divonis terkena saraf kejepit pada bagian lehernya.

 

AWAL tahun mungkin menjadi momen tak terlupakan bagi Ganindra Bimo, seorang aktor, model, presenter, sekaligus pecinta olahraga yang kini juga aktif di sosial media instagram-nya sebagai influencer.

Akibat cedera yang dibiarkan terus-menerus tanpa penanganan tepat, suami dari Andrea Dian ini divonis terkena saraf kejepit pada bagian lehernya.

Meski sempat takut, ia akhirnya memilih Lamina Pain and Spine Center untuk solusi pengobatan saraf kejepitnya.

Pria yang gemar berolahraga ini sebenarnya telah merasakan nyeri di area leher sejak 4-5 tahun lalu dan tidak pernah mengira kalau ini adalah gejala saraf kejepit.

Bimo sempat melakukan fisioterapi dan mengubah pola latihan. Namun, rasa sakitnya semakin tak tertahankan sehingga mengganggu aktivitasnya.

Karena itu, ia memutuskan memeriksakan diri ke Lamina Pain and Spine Center dan langsung berkonsultasi dengan dr Mahdian Nur Nasution, dokter spesialis bedah saraf yang profesional dan berpengalaman.

Baca jugaBeda Nyeri Pinggang akibat Saraf Kejepit dan Nyeri Biasa

Setelah menjalani sejumlah pemeriksaan, dokter memberikan diagnosis saraf kejepit di lima titik saraf, namun yang terparah yakni di bagian leher dengan tiga titik jepitan saraf.

Bimo juga mengunggah cerita tentang penyakit itu di instagram miliknya dan menceritakan bagaimana dirinya bisa mengalami saraf kejepit.

“Jadi, gw itu kena HNP servikal grade 2 di 3 level yaitu C2-3, C4-5, C5-6,” kata Bimo dalam salah satu unggahan instagram-nya. 

Ia juga mengungkapkan penyakitnya ini terjadi akibat cedera, tetapi dibiarkan saja dan tanpa ada penanganan yang tepat. 

“Mungkin kelihatannya gw kaya nggak ngerasain sakit ya, tapi kalau lagi kumat level pain gw bisa sampai di angka 9. Sakitnya itu seperti kejepit, ada kalanya tangan kebas dan punggung kaya kebakar,” tambahnya.

Sebagai dokter yang menangani langsung kondisi Bimo, dr Mahdian menyarankan untuk melakukan tindakan endoskopi CESSYS dari Joimax. Dr Mahdian juga menjelaskan tentang saraf kejepit leher yang ternyata sangat berbahaya jika diabaikan.

Saraf Kejepit Leher dan Penyebabnya

Menurut dr. Mahdian, saraf kejepit leher merupakan suatu kondisi yang terjadi akibat adanya bantalan tulang atau sendi yang menonjol keluar dan menekan saraf di sekitarnya.

Faktor penyebabnya memang beragam, seperti cedera saat berolahraga, proses penuaan (degeneratif), kebiasaan menunduk saat bermain gadget, ataupun sering mengangkat beban berat dengan tumpuan yang salah. 

“Gejala saraf kejepit leher juga bervariasi, seperti rasa nyeri yang menusuk, menjalar sampai ke area bahu dan pergelangan tangan, muncul sensasi kebas dan kesemutan hingga kelemahan otot pada lengan,” ungkap dr Mahdian, melalui keterangannya, Rabu (15/3).

Untuk mengatasi gejala nyeri yang semakin parah, Bimo akhirnya memberanikan diri untuk melakukan prosedur endoskopi Joimax.

Tindakan Minimal Invasif

Seiring berkembangnya teknologi modern di bidang kedokteran, saraf kejepit kini dapat ditangani dengan tindakan minimal invasif tanpa harus melakukan operasi bedah terbuka.

Endoskopi CESSYS Joimax merupakan teknologi mutakhir dari Jerman untuk mengatasi masalah saraf kejepit leher.

Dalam kasus Ganindra Bimo, prosedur ini menggunakan akses posterior (leher belakang) untuk memasukkan alat endoskop ke area saraf yang terjepit, melalui satu sayatan kecil sebesar 7 mm.

Dokter kemudian akan mengambil/membuang tonjolan bantalan tulang yang menekan saraf agar saraf terbebas dari jepitan.

“Teknologi ini memiliki berbagai keunggulan antara lain tanpa operasi, luka sayatan kecil, waktu tindakan relatif singkat, tanpa rawat inap, dan proses penyembuhan lebih cepat,” jelas dr Mahdian. 

Bahkan, prosedur CESSYS lebih aman karena tidak merusak banyak jaringan di sekitar saraf dan risiko perdarahan yang minimal.

Setelah prosedur selesai, Bimo merasa sangat senang karena ternyata tindakan ini tidak terlalu menyeramkan seperti yang ia bayangkan. 

Dokter juga menyarankan untuk tidak melakukan aktivitas berat selama satu minggu untuk mencegah cedera atau risiko komplikasi pasca tindakan. (RO/S-2) 

Baca Juga

Ist

Sambut Ramadan dengan Nuansa Warna-Warni di Kota Agrabah 

👤mediaindonesia.com 🕔Kamis 23 Maret 2023, 11:55 WIB
Semarakkan bulan Ramadan di Kota Agrabah, kali ini Aviary Bintaro memberikan suguhan khas Timur Tengah dan Indonesia, mulai dari makanan...
Ist

Perluas Layanan, Brawijaya Hospital Depok Jalin Kerja Sama dengan Halodoc

👤mediaindonesia.com 🕔Kamis 23 Maret 2023, 11:38 WIB
Pandemi Covid-19 mengakselerasi kesadaran dan kepedulian masyarakat Indonesia akan gaya hidup sehat dan pentingnya menjaga kesehatan secara...
Ist

MahaDasha Raih Dua Penghargaan Inhouse Media di Awal 2023

👤mediaindonesia.com 🕔Kamis 23 Maret 2023, 11:27 WIB
Inhouse Magazine Award 2023 merupakan bagian dari perhelatan besar SPS Awards 2023 yang terdiri dari lima kategori...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya