INDONESIA diproyeksikan menjadi salah satu kekuatan besar ekonomi dunia di masa depan. Melalui Merdeka Belajar, transformasi pendidikan vokasi bertujuan menciptakan ekosistem pendidikan vokasi yang kolaboratif dan berkelanjutan. Tujuannya menghadirkan sumber daya manusia (SDM) yang adaptif dan kreatif dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
“Revitalisasi pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi merupakan upaya dalam rangka pembenahan pendidikan vokasi yang dilakukan secara menyeluruh, berkesinambungan, terintegrasi, dan terkoordinasi,” ujar Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, saat membuka acara Unite for Education (UFE) Sustainability Forum ke-12 “The Future of Vocational Education and Inclusivity” lewat keterangan yang diterima, Rabu (8/3).
Melalui Merdeka Belajar, lanjut Nadiem, Kemendikbudristek berupaya mendorong penguatan kelembagaan satuan pendidikan vokasi. Dua program unggulan yang khusus disiapkan untuk transformasi pendidikan vokasi, yakni SMK Pusat Keunggulan dan Kampus Merdeka Vokasi.
Berbagai terobosan Merdeka Belajar pada pendidikan vokasi tersebut dinilai telah berhasil menjembatani lulusan pendidikan vokasi dengan kebutuhan dunia industri.
Hal tersebut dapat dilihat dari terus meningkatnya partisipasi industri terhadap program-program vokasi yang diluncurkan kementerian dari tahun ke tahun. Dukungan dari industri bagi SMK maupun perguruan tinggi vokasi diberikan dalam skema pemadanan yang jumlahnya terus meningkat.
“Dari survei yang kami lakukan kepada 708 industri mitra pendidikan vokasi, tingkat kepuasan mitra industri pada pendidikan vokasi saat ini mencapai skor 3,46 dari skala 4,” ujar Nadiem.
Kepercayaan dari pihak industri tersebut, kata Nadiem, menjadi modal penting untuk semakin mematangkan upaya kita mewujudkan lulusan vokasi sebagai SDM yang unggul untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Saat ini, setidaknya sepertiga (30 persen) dari jumlah siswa SMK di seluruh Indonesia telah merasakan manfaat dari program SMK Pusat Keunggulan,” kata Nadiem.
Sebanyak 373 SMK dari sekitar 1.400 SMK Pusat Keunggulan telah mulai mengimplementasikan Skema Pemadanan Dukungan yang melibatkan 349 industri mitra. “Jumlah investasi industri yang dihasilkan dari program ini mencapai lebih dari 400 miliar,” ungkap Nadiem.
Selain program SMK Pusat Keunggulan, keterlibatan industri pada program dana padanan (matching fund) di perguruan tinggi vokasi juga mengalami peningkatan dalam dua tahun terakhir. "Pada 2021, jumlah total dana kolaborasi yang direkomendasikan adalah senilai Rp65 miliar. Kemudian pada tahun 2022 nilai tersebut meningkat menjadi Rp133 miliar," tandasnya.
Ia menambahkan, kolaborasi antara satuan pendidikan vokasi dan industri maupun berbagai stakeholder lainnya tidak hanya berdampak pada penguatan lembaga pendidikan vokasi, tetapi juga aksesibilitas dan inklusivitas pendidikan vokasi.
“Kemendikbudristek juga terus berupaya memastikan seluruh masyarakat Indonesia memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas. Kami berupaya untuk menghadirkan layanan pendidikan vokasi yang inklusif,” kata Nadiem.
Ia mencontohkan, SMK Negeri 8 Surakarta yang terus berfokus untuk mengembangkan potensi pelajar disabilitas di bidang seni. Penguatan inklusivitas oleh pendidikan vokasi juga dibuktikan dengan kolaborasi satuan pendidikan vokasi dengan mitra strategis. Contohnya kolaborasi antara Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) dengan Yayasan Pendidikan Anak Cacat dalam merancang alat rangsang fungsi syaraf untuk pasien paralisis tangan.
Sementara itu, Direktur Utama Permata Bank, Meliza Musa Rusli, dalam acara yang sama mengatakan, pihaknya mendukung pendidikan dan inklusivitas serta mengutamakan pembangunan berkelanjutan.
Menurut Meliza, UFE Sustainability Forum merupakan ruang pertemuan antarpemangku kepentingan yang memiliki konsentrasi khusus terhadap pembangunan pendidikan vokasi yang inklusif serta berkelanjutan.
“Kami harap dengan forum ini bisa menjadi angin segar bagi ekosistem inklusif dan menjadi forum bagi masyarakat untuk dapat saling berkolaborasi, berbagi rekam jejak dalam menciptakan kesejahteraan,” imbuhnya. (H-3)