MENYONGSONG peringatan HUT ke-104 Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, Kementerian Dalam Negeri menggelar Rakornas Satdamkar dengan tema "Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Tangguh, Rakyat Tumbuh, Indonesia Maju” di Jakarta.
Rakornas itu dihadiri para kepala daerah maupun kepala dinas kebakaran dari seluruh Indonesia dan dibuka secara langsung oleh Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Safrizal ZA.
"Satuan pemadam kebakaran dan penyelamatan adalah garda terdepan untuk menjamin kenteteraman dan perlindungan masyarakat dalam menjalankan seluruh aktivitas, khususnya aktivitas perekonomian, dari ancaman risiko dan bahaya kebakaran. Pemerintah daerah harus benar-benar peka dalam memaknai pelaksanaan urusan wajib pelayanan dasar yang salah satu sub urusannya adalah kebakaran," terang Safrizal.
Baca juga: Kantor Balai Karantina Pertanian Lampung Terbakar
Selain melakukan tugas pemadaman dan pengendalian kebakaran, ternyata satuan damkar juga melaksanakan tugas penyelamatan nonkebakaran untuk menangani kejadian-kejadian yang membahayakan manusia. Bentuk tugas pemadaman kebakaran dan penyelamatan ini benar-benar nyata dan dirasakan langsung oleh masyarakat
"Data menunjukkan, sepanjang 2022, satuan damkar telah menangani 17.672 operasi pemadaman kebakaran dan 53.110 operasi penyelamatan nonkebakaran atau bila diakumulasikan sebanyak 70.782 di seluruh Indonesia," ungkap Safrizal.
Operasi penyelamatan nonkebakaran sendiri sangat dinamis dan variatif mulai dari animal rescue seperti penanganan sarang tawon, penanganan ular, dan hewan liar lainnya. Ada pula penyelamatan kecelakaan transportasi, vertical rescue sampai kejadian masyarakat sehari-hari seperti pelepasan cincin, anak terjepit, sampai penanganan barang-barang pribadi masyarakat yang terjatuh dalam gorong-gorong.
"Peran vital Satuan Damkar semakin aktual dan nyata dirasakan masyarakat. Namun, sayangnya, dari aspek kelembagaan maupun personel masih minim. Maka dari itu, tahun ini akan segera dibuka formasi untuk menjadi PPPK Damkar sebanyak 3.217 orang yang terdiri dari Pemadam Kebakaran pemula, terampil, dan ahli kebakaran pertama," kata Safrizal.
Di samping itu, turut mengemuka bahwa salah satu peran Satdamkar juga menonjol saat dimobilisasi dalam penanganan covid-19, terutama bantuan untuk penyemprotan disinfektan di tempat terbuka maupun tertutup.
Peran itu semakin relevan sejalan dengan momentum kebangkitan pascapandemi covid-19, saat upaya pemulihan ekonomi nasional dilaksanakan secara masif di berbagai sektor untuk menggerakkan roda perekonomian masyarakat, yang salah satu faktornya harus didukung oleh mitigasi resiko kebakaran.
"Fire resilience index atau firli harus menjadi instrumen utama untuk memetakan potensi ancaman kebakaran sekaligus kekuatan satdamkar di daerah, galang solidaritas relawan pemadam kebakaran atau redkar untuk melipatgandakan kekuatan dan pemenuhan kapasitas percepatan response time pemadaman kebakaran dan penyelamatan" pungkas Safrizal. (RO/OL-1)