Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Peneliti: Penggunaan Teknologi Pendidikan Dukung Personalisasi Belajar

Mediaindonesia.com
23/2/2023 18:08
Peneliti: Penggunaan Teknologi Pendidikan Dukung Personalisasi Belajar
PENGGUNAAN teknologi pendidikan untuk pembelajaran jarak jauh.(Dok. MI)

PENGGUNAAN teknologi pendidikan untuk pembelajaran jarak jauh tetap relevan dan perlu diteruskan meski proses belajar tatap muka tidak mengalami gangguan lagi pascapandemi covid-19. Sekolah dinilai perlu menerapkan sistem pembelajaran hibrida yang memadukan pertemuan tatap muka dan meneruskan praktik-praktik baik dalam pembelajaran jarak jauh.

Peneliti dari Center for Digital Society Universitas Gadjah Mada Amelinda Pandu Kusumaningtyas mengatakan sistem pembelajaran hibrida bersifat urgen sebab banyak manfaat yang bisa dipetik termasuk memperkaya pengalaman belajar. Ia optimistis pembelajaran hibrida akan meningkatkan kualitas talenta digital hingga memajukan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul. 

"Sistem pembelajaran hibrida mendorong pengalaman belajar yang lebih imersif bagi siswa. Bahan ajar lebih menarik dan kelas lebih interaktif dan kolaboratif," ujarnya seperti dilansir dalam keterangan pers, Kamis (23/2/2023).

Menurut dia, sistem ini memungkinkan terjadinya personalisasi sesuai dengan kemampuan setiap siswa. Di sisi lain,
tenaga pendidik dapat membuat materi ajar yang lebih mudah diakses kapan saja, termasuk saat siswa tidak bisa hadir di sekolah.

Perihal tersebut di atas juga ia utarakan saat Digital Expert Talk bertajuk Masa Depan Pendidikan Hybrid di Indonesia Pascapandemi Covid-19 di Jakarta pada Rabu (22/2/2023) kemarin.

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Sekolah Menengah Pertama, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, I Nyoman Budi Kurniawan menuturkan, sistem pendidikan hibrida dengan dukungan teknologi juga selaras dengan cita-cita kurikulum Merdeka Belajar. Kemendikbudristek bahkan telah memberikan bantuan peralatan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK) ke berbagai satuan pendidikan di Indonesia untuk mendukung pembelajaran yang kaya dan aman.

"Kita sudah rancang Kurikulum Merdeka Belajar yang punya 6 visi. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebinekaan global, gotong royong, kreatif, mandiri, dan berpikir kritis. Teknologi digital mendorong gotong-royong atau kolaborasi," ungkapnya.

Kemendikbudristek juga sudah memberikan 40 juta akun Belajar.id kepada guru dan siswa sehingga mereka bisa menggunakan sejumlah perangkat pembelajaran digital. Berbagai aplikasi tersedia dalam jumlah yang banyak. Siswa bisa menyiapkan kolaborasi dengan aplikasi yang ada seperti Google Meet.

"Tantangan kita saat ini adalah mengoptimalkan penggunaannya," jelas I Nyoman.

Direktur Pemberdayaan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika Bonifasius Wahyu Pudjianto, menyatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk berinvestasi mendukung evolusi pembelajaran hibrida. 

"Tahun ini Kominfo akan meluncurkan satelit. Kita sebut Satria, satelit khusus untuk jadi hub broadband di angkasa. Dengan demikian, seluruh Indonesia yang pakai broadband bisa akses ini. Ada 3 satelit yang kita luncurkan, satu lagi tahun 2024 dan kemudian tahun 2030," ungkapnya.

Guru SMAN 1 Playen Gunung Kidul Topari mengaku sangat terbantu dengan adanya teknologi pendidikan. Ia bisa mendorong sekolah melakukan personalisasi belajar. Pada awal semester tahun lalu, Topari menyurvei deteksi gaya belajar siswa dengan menggunakan Google Form. Ditemukan siswa yang punya gaya belajar visual, suara, teks, dan kinestetik. 

Usai survei, ia mendorong guru untuk membuat video materi belajar. Format video paling mendukung karena ada visual dan suara. Unsur kinestetik dan teks disematkan di tengah dengan adanya penugasan. Video tersedia di Google Classroom dan bisa diakses lewat YouTube sehingga memudahkan siswa dengan kuota atau akses internet terbatas.

"Dari 14 mata pelajaran, sudah ada 25% yang siap. Kami masih terus berproses," katanya.

Para pembicara yang hadir sepakat bahwa seluruh pemangku kepentingan di sektor pendidikan perlu bersinergi dalam memastikan para peserta didik tetap dapat memanfaatkannya secara optimal sehingga kualitas pendidikan di Indonesia dapat semakin meningkat. (RO/A-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik