Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) melaporkan satu anak suspek Gagal Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) yang diumumkan pada Februari 2023 dinyatakan negatif GGAPA.
Sebelumnya dilaporkan terjadi kasus GGAPA 2 anak asal DKI Jakarta. Satu kasus sudah meninggal dunia dan satu lagi masuk kategori suspek. Pasien suspek tersebut dinyatakan bukan masuk kategori GGAPA.
"Kalau kasus suspek sudah negatif bukan GGAPA yang usia 10 tahun sudah dipastikan bukan GGAPA. Dan satu kasus yang meninggal itu yang masih perlu verifikasi," Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi, Kamis (9/2).
Baca juga: Kemenkes Kembali Temukan Kasus Gagal Ginjal pada Anak
Hasil negatif setelah dilakukan tatalaksana penanganan pasien GGAPA, dan diberikan terapi biasa kondisinya cepat membaik.
"Iya sudah negatif karena dia tidak diberikan terapi fomepizole dan diberikan terapi biasa responnya cepat dan baik," ujarnya.
Diketahui pasien anak yang meninggal berusia satu tahun yang mengalami demam pada 25 Januari 2023. Lalu pada 28 Januari anak tersebut sudah menunjukkan tanda tidak bisa buang air kecil kemudian dibawa ke Puskesmas Pasar Rebo, Jakarta dan dirujuk ke Rumah Sakit Adhyaksa pada 31 Januari 2023. Lalu pada 1 Februari pasien meninggal setelah dibawa ke RS Polri dan dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo (RSCM). (OL-17)
Musik bisa merangsang area otak seperti lobus temporal untuk pendengaran, lobus frontal untuk emosi, cerebellum untuk koneksi motorik.
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Kriteria informasi yang layak bagi anak adalah informasi yang bersifat positif, mendukung tumbuh kembang anak, serta sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan.
Menurut Director Learning Development JMAkademi, Coach A Ricky Suroso, orangtua perlu membekali anak-anaknya di usia golden untuk tangguh dalam karakter dan punya daya juang tinggi.
Konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas serta memicu diabetes dan gangguan kesehatan jantung.
Jika anak dalam kondisi yang prima tanpa adanya masalah pada saluran pencernaan dan dapat tumbuh serta berkembang dengan baik, pemberian probiotik tidak perlu harus rutin.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved