Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
GURU Besar Pangan dan Gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Ali Khomsan tidak menyarankan anak-anak, khususnya yang berusia di bawah usia lima tahun (balita), diperkenalkan dengan kopi karena pencernaan mereka sedang berkembang dan belum cukup mengenal makanan yang seharusnya disantap.
"Anak kecil minum susu, sudah jelas yang terbaik dan bergizi. Minum kopi nanti," ujar Prof Ali, dikutip Selasa (31/1).
Kondisi ini bertentangan dengan kepercayaan di masyarakat yang memberikan kopi pada anak bisa menghindari anak terkena panas.
Baca juga: Viral Bayi Dicekoki Kopi Susu, Polisi Periksa Orangtua
Terkadang, anak juga diberi satu hingga dua tetes kopi yang sebenarnya hanya untuk menunjukkan kebiasaan atau budaya.
Tetapi sekali lagi, Prof Ali tidak menyarankan tindakan itu.
Ia menuturkan, kopi mengandung antioksidan dan bersifat diuretik yang konon dapat menyingkirkan bebatuan dalam tubuh, tetapi harus disertai asupan air putih.
Saat seseorang beranjak remaja, mereka dipersilahkan meminum kopi. Namun, terdapat risiko meningkatnya tekanan darah sesaat pada seseorang yang mengonsumsi kopi.
"Jadi, kalau anak-anak sampai kecanduan minum kopi maka kemungkinan tekanan darahnya naik secara gradual sampai dewasa nanti tiba-tiba dia sudah jadi penderita hipertensi," tutur Ali, yang menyarankan pasien hipertensi sebaiknya menjauhi kopi.
Prof Ali menambahkan, setali tiga uang dengan kopi, herbal juga sebaiknya tidak dulu diperkenalkan pada balita, mengingat belum ada penelitian yang mengujicobakan herbal tertentu pada anak.
Kondisi ini, kata dia, sering kali menjadi acuan seseorang untuk mengatakan bahwa anak-anak jangan diperkenalkan dulu herbal.
Tapi kemudian pertanyaannya adalah apakah anak-anak kecil itu perlu minum kopi atau tidak. Di sini, jawaban singkatnya mungkin tidak.
Sementara itu, American Academy of Pediatrics (AAP), seperti disiarkan Healthline, menyatakan anak-anak dan bayi harus berusaha untuk tidak minum minuman yang mengandung kafein.
Akademi, pada 2018, menyimpulkan kafein tidak memiliki tempat dalam makanan anak-anak.
Kafein mungkin membuat seseorang merasa lebih waspada, segar sehingga siap menangani daftar tugas yang panjang. Tetapi, tubuh bayi tidak dapat menanganinya dengan mudah, dan jumlah yang lebih kecil dapat mempengaruhi fungsinya.
Bayi mungkin bereaksi terhadap kafein dengan bertindak gelisah, cemas hingga bahkan mungkin mengalami gejala seperti kolik. (Ant/OL-1)
Anak-anak yang belum bisa berkomunikasi dengan baik perlu selalu didampingi saat bermain sendiri maupun bersama teman-temannya.
Sebelum anak dilepas bermain di luar, orangtua diminta memulai dengan pengawasan hingga pemantauan di awal.
Menurut sejumlah penelitian, musik bisa dikenalkan kepada anak dari usia di bawah enam tahun.
Menurut Director Learning Development JMAkademi, Coach A Ricky Suroso, orangtua perlu membekali anak-anaknya di usia golden untuk tangguh dalam karakter dan punya daya juang tinggi.
Konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula tinggi dapat menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas serta memicu diabetes dan gangguan kesehatan jantung.
FENOMENA masalah komunikasi antara orangtua dan anak sudah terjadi sejak lama, dan bukan menjadi hal yang asing lagi.
Selain dukungan dalam bentuk kebijakan, efektivitas sistem perlindungan perempuan dan anak sangat membutuhkan political will dari para pemangku kepentingan.
Ringgo Agus Rahman mengaku belum ada hal yang dapat ia banggakan pada anak-anaknya untuk ditinggalkan.
PENGUATAN langkah koordinasi dan sinergi antarpara pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah serta masyarakat harus mampu melahirkan gerakan antikekerasan.
Ketika anak mengalami kecemasan saat dijauhkan dari gawainya, itu menjadi salah satu gejala adiksi atau kecanduan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved