Headline
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.
Belakangan ini, banyak beredar skin care beretiket biru di pasaran. Sayangnya, tidak banyak konsumen yang tahu apa makna etiket biru yang tercantum dalam kemasan skin care yang ada.
Tingginya permintaan konsumen akan skin care membuat produsen berlomba-lomba memaksimalkan peluang yang ada untuk mendapatkan keuntungan. Sebagai konsumen, masyarakat tentu merasa senang dengan banyaknya pilihan skin care yang bisa digunakan yang dijual bebas di pasaran offline maupun online.
Konsumen harus lebih cerdas dan teliti dalam membeli skin care yang terjual bebas di pasaran. Salah satunya yang wajib diperhatikan adalah skin care dengan etiket biru yang dijual bebas di pasaran.
Etiket sendiri adalah penandaan obat yang diberikan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, klinik atau juga praktik dokter. Di media sosial, sejumlah dokter juga banyak yang memberikan perhatian untuk banyaknya skin care yang beredar bebas dengan etiket biru.
“Etiket biru juga berarti bahwa obat ini adalah obat resmi yang berarti harus memenuhi sejumlah syarat. Obat racikan ini hanya boleh diresepkan dokter, obat harus diracik oleh apoteker berdasarkan resep dari dokter dan dikeluarkan oleh apotek resmi yang bersertifikat,” kata selebgram yang juga seorang dokter, Kevin Samuel Marpaung di akun Instagram pribadinya.
Dia mengatakan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan konsumen dalam memilih skin care yang dijual bebas di pasaran. “Perhatikan mereknya, jangan asal pilih yang nggak jelas. Kemudian perhatikan pula komposisinya juga siapa produsennya. Yang pasti penting juga no BPOM yang bisa kita cek di website BPOM untuk memastikan obat aman tidak untuk digunakan,” lanjut Kevin.
Pendapat senada juga diungkapkan oleh dokter Nicho Saputra Nugraha yang tak lain adalah Host of Dokter Traveler Trans TV. “Harus diketahui bahwa obat beretiket biru tidak boleh dijual secara bebas,” ujar Nicho.
Dia juga memberikan tips pada konsumen saat memilih skin care. “Perhatikan produsennya, cek no BPOM yang bisa kita cek langsung di website resminya untuk memastikan aman tidaknya untuk digunakan. Hati-hati juga embel-embel krim racikan dokter dan beretiket biru. Karena ini bisa jadi salah satu upaya memasukkan bahan berbahaya seperti hydroquinone,” tegas Nicho.
Selain itu, lanjutnya, bahwa obat etiket biru adalah obat yang tidak boleh dijual bebas. “Jangan lupa lihat pula masa kadaluwarsa obat yang ada,” ucap dia.
Sementara itu dokter dalam postingan di akun Instagram pribadinya, dokter Yessi Catania yang lebih dikenal dengan Dokter Zie melontarkan edukasi untuk konsumen. “Ingat, jangan paksakan merubah skin tone warna kulit asli dengan skin care. Karena yang bisa adalah lebih mencerahkan, bukan memutihkan,” kata dr. Zie. (OL-12)
Prasetyo menjelaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto sangat memberi perhatian terhadap kesejahteraan dokter.
Asmirandah mengatakan bahwa informasi kesehatan yang berseliweran di media sosial tidak selalu benar, jadi lebih baik bertanya langsung kepada tenaga kesehatan profesional.
Kehadiran Ayu sebagai pembicara di KBAS 2025 menjadi bukti bahwa kualitas dan kompetensi dokter estetika Indonesia mampu bersaing serta diakui secara global.
AIPKI bersama para pimpinan fakultas kedokteran dari seluruh Indonesia sepakat mendukung penuh harapan Presiden untuk menambah tenaga dokter dan tenaga Kesehatan.
ARTIS Korea Selatan, Kang Seo Ha, meninggal dunia di usia 31 tahun karena berjuang melawan kanker lambung yang diketahui sudah stadium 4.
Pendidikan kedokteran bukan hanya tentang meraih gelar akademik, tetapi juga membentuk jati diri sebagai pelayan kesehatan yang berintegritas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved