Headline
Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.
Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.
KETIKA ada benjolan di belakang telinga itu artinya disebabkan oleh banyak hal. Kondisi tersebut mungkin diakibatkan oleh hal sepele, tetapi bisa juga berbahaya. Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Baca juga: Ini Kerajaan Tertua Bercorak Hindu Budha di Indonesia, Simak Urutannya
Penyebab Munculnya Benjolan di Belakang Telinga
Benjolan di belakang telinga sering kali disebabkan oleh infeksi bakteri dan virus. Contoh infeksi yang bisa memicu munculnya benjolan tersebut adalah radang tenggorokan, mononukleosis, campak, cacar, dan bahkan HIV/AIDS.
Selain infeksi, ada beberapa penyakit lain yang dapat menyebabkan benjolan di belakang telinga, di antaranya:
1. Otitis media dan interna
Otitis media merupakan infeksi di telinga bagian tengah, tepatnya pada rongga yang terletak di belakang gendang telinga. Infeksi ini biasanya menyebabkan penumpukan cairan di telinga, rasa sakit pada telinga, dan pembengkakan di bagian belakang telinga.
Otitis media yang sering kambuh dan tidak diobati dapat menimbulkan komplikasi, seperti infeksi telinga bagian dalam (otitis interna), kehilangan pendengaran, gendang telinga pecah, tumor di dalam telinga yang disebut kolesteatoma, dan meningitis.
Oleh karena itu, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter THT jika Anda mengalami gejala yang mengarah pada otitis media. Untuk mengobati infeksi bakteri pada telinga, dokter biasanya akan memberikan antibiotik dan obat tetes telinga.
2. Mastoiditis
Mastoiditis adalah peradangan pada tulang mastoid, yaitu tulang di belakang telinga yang berperan dalam proses pendengaran. Salah satu tanda mastoiditis adalah benjolan di belakang telinga. Gejala ini biasanya disertai sakit kepala dan keluar nanah atau cairan dari dalam telinga.
Mastoiditis sering kali disebabkan oleh otitis media yang tidak segera diobati, sehingga bakteri dari rongga telinga bagian tengah menyebar ke tulang mastoid. Mastoiditis dapat diobati dengan antibiotik, obat tetes telinga, atau dengan membersihkan telinga ke dokter.
Jika metode tersebut tidak berhasil, operasi mungkin diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi.
3. Abses
Abses atau benjolan yang berisi nanah muncul ketika tubuh melawan kuman penyebab infeksi. Saat memerangi bakteri, tubuh mengirim sel darah putih ke area tubuh yang terinfeksi, misalnya di belakang telinga.
Bakteri dan sel darah putih yang mati akan menumpuk dalam bentuk nanah dan mengakibatkan benjolan di belakang telinga.
Abses yang kecil kemungkinan akan mengecil, mengering, dan hilang secara alami tanpa diobati. Namun, abses yang lebih besar perlu diobati dengan antibiotik dan nanahnya perlu dikeluarkan dengan bantuan dokter.
4. Limfadenopati
Limfadenopati adalah kondisi ketika terjadi pembengkakan kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening sendiri tersebar di berbagai bagian tubuh, dan salah satunya di belakang telinga. Ketika kelenjar getah bening yang ada di belakang telinga membengkak, maka akan tampak benjolan di area tersebut.
Pembengkakan kelenjar getah bening biasanya disebabkan oleh infeksi, peradangan, atau bahkan kanker. Pengobatan kondisi ini juga tergantung pada penyebabnya. Meski terkadang dapat pulih tanpa diobati, benjolan di belakang telinga yang disebabkan oleh pembengkakan kelenjar getah bening tetap perlu diperiksakan ke dokter.
5. Kanker
Salah satu penyebab munculnya benjolan di belakang telinga yang patut diwaspadai adalah kanker nasofaring. Selain benjolan di belakang telinga, kanker ini juga bisa menimbulkan benjolan di leher atau tenggorokan.
Kanker ini sering kali tidak bergejala pada tahap awalnya. Namun, seiring berkembangnya penyakit, dapat muncul benjolan di belakang telinga yang diiringi gejala lain, seperti:
- Sulit menelan
- Nyeri telinga
- Pilek yang tidak kunjung sembuh
- Sering mimisan
- Gangguan pendengaran
- Bercak atau sariawan di mulut yang tidak kunjung menghilang
- Suara menjadi serak
- Nyeri pada leher atau rahang
- Penurunan berat badan
Selain infeksi, beberapa kondisi lain yang juga dapat menyebabkan munculnya benjolan di belakang telinga adalah:
6. Jerawat
Jerawat merupakan kondisi kulit yang umum ditandai dengan benjolan. Benjolan ini dapat timbul di bagian tubuh manapun, tidak terkecuali di belakang telinga.
Benjolan ini bisa ditangani dengan beragam obat jerawat, dari krim hingga sabun cuci muka yang dijual bebas.
Namun, jika jerawat sulit sembuh, dokter juga bisa meresepkan obat dengan dosis yang lebih kuat.
7. Infeksi
Beberapa macam infeksi bakteri dan virus dapat menyebabkan pembengkakan di dalam dan sekitar leher atau wajah.
Pembengkakan tersebut dapat berwujud sebagai benjolan di bagian belakang telinga.
Salah satu penyebab benjolan di bagian belakang indra pendengaran ini, yakni karena infeksi mononukleosis yang disebabkan oleh virus Epstein-Barr.
8. Lipoma
Lipoma adalah benjolan lemak yang tumbuh di antara lapisan kulit mana pun, termasuk di belakang telinga.
Saat awal pertumbuhannya, lipoma tidak selalu terdeteksi dari permukaan kulit. Ketika lipoma sudah tumbuh lebih besar, kemungkinan Anda akan bisa merasakannya dengan tangan Anda.
Dikutip dari situs National Center for Biotechnology Information, sebagian besar lipoma tidak berbahaya dan dapat diatasi dengan dihilangkan.
Beberapa pasien memilih untuk menghilangkan benjolan ini karena alasan kosmetik.
9. Kista sebasea
Kista sebasea adalah benjolan nonkanker yang timbul di bawah kulit dan berkembang di sekitar kelenjar sebasea (kelenjar penghasil minyak).
Kondisi ini merupakan jenis kista yang paling umum terlihat di telinga, termasuk di belakang telinga.
Jika benjolan disebabkan oleh kista, Anda mungkin juga akan merasakan gejala berupa nyeri di bagian yang terinfeksi.
Dalam kebanyakan kasus, kista sebasea dapat diabaikan karena bukan merupakan kondisi yang berbahaya.
Lantas, Benjolan Seperti Apa yang Harus Diperiksakan ke Dokter?
Ketika Anda menemukan benjolan di belakang telinga, cobalah untuk meraba dan merasakannya. Jika benjolan terasa lunak dan mudah bergerak, ada kemungkinan benjolan tersebut adalah lipoma. Bila benjolan terasa lunak dan nyeri saat disentuh, bisa jadi benjolan tersebut adalah jerawat atau abses.
Perhatikan pula apakah terdapat gejala lain yang menyertai munculnya benjolan. Sebagai contoh, bila benjolan disertai demam atau menggigil, ada kemungkinan Anda mengalami infeksi. Kondisi ini harus segera mendapat penanganan dokter.
Karena bisa disebabkan oleh banyak hal, benjolan di belakang telinga sebaiknya diperiksakan ke dokter THT. Pemeriksaan ini penting untuk mengetahui penyebab munculnya benjolan di belakang telinga, serta untuk menentukan apakah benjolan tersebut berbahaya atau tidak. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved