RAMADAN itu bulan penuh rahmat dan harus kita jalani dengan gembira.
Kalau dulu saya merasa biasa-biasa saja, sekarang rasanya saya harus meningkatkan pemahaman diri saya.
Tidak usah muluk-muluk ngomongin ibadah. Saya mencoba menemukan banyak kegembiraan dalam hal-hal sederhana dan biasa-biasa saja.
Teh manis hangat yang biasa-biasa saja di hari-hari biasa menjadi nikmat tiada tara ketika saya minum setelah azan magrib berkumandang.
Kalau kemudian ada kurma, kolak, dan kue yang menyusul masuk ke mulut, itu tambahan kenikmatan serta kegembiraan menyelesaikan puasa hari ini.
Tidur siang yang memiliki banyak manfaat nyatanya tidak banyak saya lakukan di hari-hari biasa.
Beda ketika Ramadan seperti sekarang.
Saat perut mulai keroncongan dan tenggorokan kering kurang asupan, tidur siang menjadi kenikmatan yang luar biasa.
Tidur siang sudah seperti menjadi kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan.
Pekerjaan dan kegiatan lain boleh ditunda dan diabaikan.
Kalau ada yang mencoba-coba mengganggu, saya langsung beralasan bahwa tidurnya orang berpuasa itu ibadah.
Gembira sekali rasanya menjalani Ramadan seperti ini.
Urusan-urusan lain juga sangat dimudahkan di bulan ini.
Kalau belum bisa menyelesaikan pekerjaan atau janji lain yang mesti ditepati, di hari-hari biasa, saya harus mencari-cari alasan dan pembelaan diri.
Di bulan Ramadan mah gampang, bilang saja terus terang. Kalau bohong, puasanya sayang.
Kalau kena marah, saya tinggal memberi nasihat bahwa orang yang berpuasa itu harus menahan emosi.
Hi hi hi hi.
Begitu juga kalau saya butuh kebaikan orang lain.
Di hari-hari biasa, saya lebih sering sungkan dan gampang 'mati gaya' ketika harus minta tolong dan merepotkan orang lain.
Di bulan Ramadan, saya lebih mudah berbasa-basi dengan bilang mumpung puasa mari banyak beramal biar mendapatkan pahala yang berlipat-lipat.
Orang-orang juga lebih mudah terketuk hatinya, lebih lembut perasaannya, dan lebih rela melakukan kebaikan di bulan Ramadan ini.
Pokoknya, sebisanya saya menjalani Ramadan yang penuh rahmat ini dengan gembira.
Tinggal bagaimana saya rajin menemukan kemudahan yang dengan istimewa diberikan untuk orang-orang yang berpuasa.
Eh, tapi setelah membaca lagi tulisan ini, saya menjadi tidak yakin.
Mestinya saya gembira menjalani Ramadan yang penuh rahmat ini dengan lebih tekun memenuhi ibadah wajib, memperbanyak ibadah sunah, dan amalan-amalan kebaikan lain.
Kenapa saya malah sibuk mencari-cari kegembiraan menurut kepentingan saya sendiri, ya? Astaghfirullohaladzim. (H-1)