Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Jalur Pantura Tetap Dipadati Kendaraan

Akhmad Safuan
10/7/2015 00:00
Jalur Pantura Tetap Dipadati Kendaraan
Suasana kemacetan di Jalan Raya Pantura,Desa Jati Anom, Kecamatan Susukan, Kabupaten, Jawa Tengah.(MI/PANCA SYURKANI)

KENDATI sudah ada Tol Cikopo-Palima-nan (Cipali) sepanjang 116,75 km, jalur pantai utara Jawa (pantura) diperkirakan tetap dipadati kendaraan pemudik tahun ini untuk tujuan ke beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Arus mudik Lebaran 2015 diprediksikan berlangsung mulai hari ini atau memasuki H-7.

Sekitar 1,5 juta kendaraan bermotor keluar dari Jakarta saat mudik Lebaran. Oleh karena itu, untuk mengurangi kepadatan lalu lintas, kepolisian menutup sekitar 200 lokasi putar balik (U-turn) di sepanjang jalur pantura tersebut. Hal itu disampaikan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti kepada wartawan seusai gelar pasukan Operasi Ketupat di Polda Metro Jaya, kemarin.

"Masih banyak pemudik melewati jalur lama Cikampek lalu Cirebon. Di sana setidaknya ada 200 U-turn. Kami tutup dulu untuk mengurangi kemacetan," kata Kapolri.

Selain itu, untuk menekan kejadian kecelakaan di jalur pantura, kepolisian menambah personel penjaga-an dan dinas perhubungan setempat memperbanyak rambu-rambu lalu lintas di sejumlah lokasi.

"Kami berharap kewaspadaan para pengendara bertambah saat melintas di jalur tersebut," ujar Badrodin.

Ramai truk

Berdasarkan pemantauan Media Indonesia, kemarin, di jalur pantura ruas Brebes-Rembang mulai terlihat kendaraan pemudik yang melintas.

Ratusan kendaraan roda empat berpelat nomor polisi luar Jateng dengan barang bawaan ditutup terpal di atap kabin meluncur dari arah barat (Jakarta) menuju ke timur (Surabaya) dan selatan (Yogyakarta/Solo). Kepadatan arus lalu lintas di Brebes-Rembang tersebut diwarnai dengan ramainya kendaraan angkutan berat.

Baru pada H-5 (Minggu, 12/7) truk dan kendaraan berat lain dilarang melintas, kecuali pengangkut bahan pangan, BBM, pupuk, hasil pertanian, dan barang pos.

"Kami perkirakan arus mudik sudah berlangsung sejak hari ini. Namun, kepadatan tinggi baru terjadi pada H-5 hingga H-2," ungkap Kapolres Pekalongan AKB Indra Krismayadi.

Pengamanan bagi pemudik di jalur pantura, lanjut Indra, tidak sebatas mengurai kemacetan lalu lintas, tetapi juga dari gangguan kriminal.

"Kami tempatkan 10 personel per kilometer dan 15 petugas pengurai kemacetan yang bertugas 24 jam terutama pada titik pasar tumpah dan persimpangan jalan."

Di jalur tengah dan selatan wilayah Banyumas, menurut Kabid LLAJ Dinas Kominfo Banyumas Agus Sriyono, arus truk dan kendaraan berat lain meningkat sekitar 10% jika dibandingkan dengan hari biasa.

Menurut pengemudi truk pengangkut besi, Karno, dia mengejar waktu agar tiba di tujuan lebih cepat sebelum truk dilarang melintas di jalur pantura mulai H-5.

"Saya harus mengejar waktu sampai di Surabaya. Jangan sampai sudah dilarang saya masih ada di jalur pantura. Waktu saya tinggal tiga hari lagi."

Hal yang sama pun diungkapkan pengemudi truk lainnya, Maman.

"Sejak H-5 sudah tidak boleh lewat jalur pantura. Untung jarak Cirebon-Pekalongan tidak terlalu jauh sehingga saya bisa sampai tujuan secepatnya. Setelah itu, libur dulu. Menunggu truk boleh lewat lagi di jalur pantura."

(Gol/LD/UL/YK/AD/X-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya