Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

IKA Universitas Pendidikan Indonesia Berkolaborasi dengan Apindo dan Belasan Mitra

Naviandri
31/10/2022 18:35
IKA Universitas Pendidikan Indonesia Berkolaborasi dengan Apindo dan Belasan Mitra
Pelantikan Pengurus IKA UPI 2022-2027, dengan Ketua Umum Enggartiasto Lukito(DOK/HUMAS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA)

KETUA Umum Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (IKA UPI)
Bandung, Enggartiasto Lukita melantik Pengurus Pusat IKA UPI Masa Bakti
2022-2027 di Gedung Achmad Sanusi, Kampus Bumi Siliwangi UPI Bandung, Jumat, (28/10).

Pada saat yang sama, turut dilangsungkan penandatangan nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama antara IKA UPI dan sejumlah mitra kolaborasi terkait program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan benefit bagi pemilik kartu tanda anggota IKA UPI yang diluncurkan pada hari yang sama.

Dalam sambutannya, Enggartiasto menjelaskan bahwa kepengurusan IKA UPI
masa bakti 2022-2027 berusaha membangun harmoni segenap potensi alumni,
baik dari sisi latar belakang program studi dan fakultas, profesi alumni saat ini, pendidikan dan nonkependidikan, generasi antar angkatan, hingga aspek keterwakilan perempuan.

Ia mencontohkan posisi ketua umum  dipegang angkatan 1970. Adapun sekretaris jenderal dan bendahara umum masing-masing angkatan 2000 dan 1992 dari fakultas berbeda.

"Kami betul-betul memperhatikan beberapa hal. Kita memiliki dua rumpun
program studi, pendidikan dan nonkependidikan. Ada beberapa catatan bagi para alumni nonpendidikan yang terkesan belum terakomodasi pada periode yang lalu. Kini semua bersatu untuk bersama-sama membangun IKA UPI demi memberikan pelayanan kepada alumni dan almamater," terangnya.

Enggar menyebut, hampir setengah dari pengurus IKA UPI periode ini
merupakan wajah baru. Mereka berasal dari hasil penjaringan terbuka dan
rekomendasi maupun masukan dari berbagai pihak, termasuk masukan dari
almamater. Secara keseluruhan, rata-rata usia pengurus lebih muda dari
periode sebelumnya. Keterwakilan perempuan juga mengalami kenaikkan
signifikan, baik di jajaran pimpinan harian maupun pengurus bidang.

"Kami mengupayakan betul untuk keterwakilan perempuan yang ternyata juga tidak mudah. Pengalaman saya di partai politik, cari caleg perempuan juga tidak mudah. Tapi kami di IKA UPI terus berusaha hingga mendekati 30% dari total pengurus," ujarnya.

Lebih jauh Enggar menjelaskan, seusai pelantikan langsung dilaksanakan
penandatanganan nota kesepahaman antara IKA UPI dengan DPP Apindo Jawa
Barat (Jabar) dan perjanjian kerjasama dengan belasan perusahaan dalam
rangka memberikan benefit bagi alumni pemilik kartu tanda anggota.
Kerjasama ini mengatur para pemegang kartu anggota untuk mendapatkan
diskon khusus dari belasan perusahaan, mulai dari klinik, hotel,
restoran, kafe hingga sekolah.

"Secara khusus dengan Apindo Jabar, kesepahaman ini didesain untuk
menjawab tantangan program MBKM. Kemudian juga menjawab kebutuhan untuk
menyiapkan tenaga-tenaga profesional yang ada di lapangan sampai membuat lembaga sertifikasi dan meningkatkan keahlian," lanjutnya

Selain itu, sambung Enggar, pelantikan juga dirangkaikan dengan kegiatan B Universe Goes to Campus sebagai bagian dari ikhtiar mendekatkan industri media dengan mahasiswa.

Dia menilai selama ini perguruan tinggi memiliki keinginan dan cita-cita tetapi kurang diikuti dengan perhitungan atau pertimbangan bisnis.

"Kami memiliki kelompok usaha media dan kami terpanggil juga untuk
bekerja sama dengan almamater. Tempo hari pada saat penutupan Kongres VI IKA UPI, Pak Dekan FPSD (Fakultas Pendidikan Seni dan Desain) begitu
bersemangat melaporkan untuk mencoba berkolaborasi, minimal adalah dalam pembentukan atau pembuatan studio televisi. Kami kebetulan sedang
membuat tambahan tiga studio baru. Dengan kolaborasi ini,
mahasiswa-mahasiswa Prodi Film dan Televisi (FTV) bisa mendapatkan
pembinaan. Dan, mahasiswa terbaik langsung kami rekrut," ungkapnya.


Problem ketenagakerjaan


Sementara itu, Ketua Umum DPP Apindo Jabar,  Ning Wahyu Astutik berharap IKA UPI mampu menjadi jembatan antara almamater, khususnya mahasiswa dan lulusan, dengan dunia kerja. Kolaborasi IKA UPI dan DPP Apindo Jabar diharapkan mampu memecah kebuntuan problem ketenagakerjaan di Jabar.

Terlebih, Ning menilai alumni UPI bukanlah kaleng-kaleng. Selama ini industri melihat ada gap antara kampus dengan dunia kerja, terutama kemampuan lulusan baru untuk bersaing di tempat kerja. Biasanya mereka itu daya tahannya masih sangat rendah. Mereka juga tidak memiliki kepercayaan diri yang cukup untuk menempati jabatan atau pekerjaan tertentu.

"Itulah kemudian kita hadir melakukan MoU ini, sehingga nanti bisa
bersama-sama mengembangkan pola pemagangan baru sebagai upaya
mempersiapkan sumber daya manusia kompeten dan siap kerja. Banyak hal
yang bisa kita lakukan bersama-sama antara dunia usaha dengan lembaga
pendidikan dan organisasi alumninya," katanya.


Bermartabat


Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Keuangan Sarana Prasarana dan Sumber
Daya Manusia UPI, Adang Suherman, tak dapat menyembunyikan kebahagiaanya saat diminta menyampaikan sambutan dan membuka rangkaian acara B Universe Goes to Campus dan Career Fest and Education Fair.

Meski mengaku sedikit gugup karena harus berhadapan dengan para praktisi dan pengusaha sukses, Adang sangat bahagia sekaligus sangat nyaman ketika bicara. Apa yang sudah disampaikan Ketua Umum IKA UPI dan Ketua Umum DPP Apindo Jabar, sudah sangat sesuai dengan arah kebijakan universitas maupun pemerintah. Kolaborasi yang diprakarsai IKA UPI dengan menggandeng Apindo Jabar sejalan dengan kebijakan MBKM.

"Memang itu juga harapan pemerintah dengan MBKM. Ingin lulusan layak dan bermartabat. Agar layak dan bermartabat itu, mahasiswa harus
diperkenalkan dengan industri, dunia usaha, dan dunia kerja (Iduka). Itu sudah difasilitasi. Magang dua semester itu salah satu cara agar
mahasiswa mengenal dunia luar," terangnya.

Lebih dari itu, sambung Adang, praktisi berkegiatan di kampus melalui
program Praktisi Mengajar tidak kalah pentingnya. Dengan menghadirkan
praktisi, mahasiswa bisa mengetahui apa yang terjadi di luar kampus.
Secara kelembagaan, UPI sangat menunggu masukan dari luar untuk
pengembangan universitas ke depan.
Selain itu, tidak kalah pentingnya adalah dosen berkegiatan di luar kampus. Sehingga ada sinergi untuk memperbaiki kurikulum.

Ke depannya, kerja sama pembukaan prodi secara bekerja sama. "Prodi ini fokus kepada kebutuhan Iduka. Tanpa itu susah. Masak kita
akan tetap menjadi menara gading? Hebat akademik, tapi tidak eksis di
Iduka. Tentu tidak demikian. Karena itu, ini sudah nyaman, saya sangat
senang. Dengan kolaborasi ini, tidak susah lagi mengembangkan lulusan,
mengembangkan SDM yang layak dan bermartabat," lanjutnya.

Sebagai informasi, IKA UPI merupakan satu-satunya organisasi alumni UPI
yang berdiri pada 20 Oktober 1959 di Bandung. IKA UPI tercatat sebagai
organisasi berbadan hukum perkumpulan berdasarkan SK Menteri Hukum dan
HAM No. AHU-68.AH.01.06.

Tahun 2008. IKA UPI didirikan dengan tujuan mewujudkan organisasi alumni UPI sebagai organisasi yang solid dan sinergis serta terkait dengan seluruh upaya peningkatan kualitas hidup anggota, organisasi, masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.

Dalam beberapa tahun terakhir, IKA UPI fokus pada peningkatan layanan
kepada alumni dan mendorong terjalinnya sinergi antara alumni dengan
almamater. IKA UPI terlibat aktif dalam kajian dan advokasi terhadap
kebijakan pendidikan, baik di lokal maupun nasional.

Dalam hal ini, IKA UPI memprakarsai terbangunnya simpul kolaborasi nasional organisasi alumni lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) yang fokus pada isu-isu aktual pendidikan, salah satunya rancangan undang-undang sistem pendidikan nasional.  IKA UPI juga menjadi bagian dari Perkumpulan Organisasi Alumni Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (Himpuni). (N-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya