Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Hari Santri, PBNU Gelar Apel Nasional di Pesantren Tebuireng

Henri Siagian
21/10/2022 18:48

PBNU akan memusatkan Apel Nasional Hari Santri 2022 di Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur, Sabtu (22/10/2022). Apel nasional akan diikuti kurang lebih setengah juta santri di 528 titik tersebar di seluruh Indonesia. Apel akan diikuti pengurus besar, pengurus wilayah, cabang, dan pengurus cabang istimewa.

Gelaran acara peringatan tahun ini akan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun ini, apel nasional tak hanya diikuti para santri tapi juga oleh masyarakat umum, kepala daerah, aparat keamanan, pegawai negeri sipil, dan tokoh masyarakat.

"Pada tahun ini kita patut kita patut berbahagia karena peringatan akan dikuti elemen masyaraakat. Kita kolaborasi dengan Kementerian Agama, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupatan/kota," kata Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf saat memimpin persiapan akhir apel Hari Santri secara daring, Jumat (21/10/2022).

Baca juga: Kesantrian yang Bersanding dengan Kebangsaan

Dalam rapat itu sejumlah pengurus wilayah dan cabang NU melaporkan jumlah peserta yang akan ikut memeriahkan apel nasional Hari Santri.

Acara apel akan digelar mulai 06.50 hingga 07.30 WIB. Apel ini tak hanya digelar langsung tapi juga bisa diikuti secara virtual. Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf akan langsung memimpin pelaksanaan apel nasional ini.

Baca juga: Sejarah Hari Santri Nasional, Alasan Dipilihnya 22 Oktober

Balas jasa

Dalam amanat apel, Gus Yahya - demikian panggilan KH Yahya Cholil Staquf - menyampaikan beberapa hal penting. Penetapan Hari Santri, kata Gus Yahya, menjadi momentum untuk mengenang dan menghormati jasa perjuangan para pahlawan seperti KH Muhammad Hasyim Asy‘ari, KH Ahmad Dahlan, HOS Cokroaminoto, Tengku Fakinah, Maria Josephine Walanda Maramis, dan lainnya yang turut berjuang sejak zaman prarevolusi kemerdekaan.

"Hari Santri adalah peringatan jasa dan keteladanan para pahlawan secara umum, yakni sebagai momentum mengenang kepahlawanan segenap bangsa Indonesia, bukan hanya satu kelompok tertentu saja," kata Gus Yahya.

Meski demikian, lanjut Gus Yahya, Hari Santri tidak boleh dijadikan alasan oleh kelompok manapun pada generasi saat ini untuk menuntut balas jasa. "Tidak oleh Nahdlatul Ulama ataupun pesantren. Kenapa? Karena yang berjasa mempertahankan kemerdekaan negara Indonesia bukan generasi masa kini, bukan kita, melainkan para pahlawan agung dari Generasi 1945 lalu."  (X-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik