Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PENAIKKAN harga BBM awal bulan ini dipastikan berimbas pada pemilik kendaraan pribadi yang terbiasa menggunakannya untuk bekerja. Kondisi ini membuat mereka yang biasa menggunakan kendaraan pribadi untuk bekerja dan beraktivitas lainnya ada baiknya menggunakan transportasi publik seperti TransJakarta, LRT, MRT atau KRL.
Selain menghemat anggaran karena tidak harus membeli BBM yang harga lumayan tinggi, mengeluarkan biaya tol, parkir, menggunakan transportasi umum juga bisa mengurangi kemacetan dan polusi udara. Kemacetan yang parah dan polusi udara akibat padatnya kendaraan bermotor menjadi masalah klasik kota-kota besar, seperti di Jakarta.
Mayke Kristika Antony Putri, Analis Perekonomian Subbidang Perkeretaapian, Kedeputian Bidang Kemaritiman dan Investasi, Sekretariat Kabinet RI mengatakan semakin kompleksnya kemacetan lalu lintas dan tingginya biaya yang harus dikeluarkan akibat konsumsi BBM secara berlebih memerlukan solusi konkret yang dapat meminimalkan ketergantungan penggunaan kendaraan pribadi dan meningkatkan pemanfaatan
transportasi publik.
"Salah satu solusinya yaitu merancang pembangunan kawasan berbasis Transit Oriented Development (TOD). Konsep TOD mengintegrasikan desain ruang kota untuk menyatukan orang, kegiatan, bangunan, dan ruang publik melalui konektivitas yang mudah dengan berjalan kaki ataupun bersepeda serta terintegrasi dengan transportasi publik ke seluruh kota,” kata Mayke.
Merujuk Permen Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN No 16 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit, Mayke mengatakan konsep kawasan TOD merupakan perancangan kota yang berkelanjutan untuk masyarakat dan dapat menjadi salah satu alternatif perancangan kota untuk pertumbuhan perekonomian daerah karena
menggabungkan area hunian dengan komersial.
"Prinsip TOD menempatkan sarana komersial, permukiman, perkantoran, fasum dan fasos dalam jarak tempuh yang dekat. Beberapa negara di Amerika Latin, Jepang, Hong Kong, dan Singapura sudah menerapkan konsep
hunian TOD,” jelas Mayke.
Hunian Berbasis TOD Dilirik
Di Indonesia, implementasi konsep TOD ini sudah dilakukan pada tahun 2015, ketika jalur Mass Rapid Transit (MRT) pertama kali di bangun di Jakarta, dan berkembang hingga kini ketika Light Rail Transit (LRT) Jabodebek Tahap I dipersiapkan untuk beroperasi secara komersial tahun depan. Pemerintah juga bekerja sama dengan stakeholder untuk membuat kawasan TOD dengan memaksimalkan pemanfaatan lahan di sekitar stasiun untuk pengembangan properti dengan kepadatan tinggi. Ini diharapkan menjadi jawaban atas masalah kemacetan, polusi udara, dan ekonomi dengan memberikan kemudahaan akses bagi masyarakat yang berada di Jabodebek untuk melakukan aktivitas.
Pengamat properti, Ali Tranghanda mengatakan, hunian TOD menjadi relevan saat ini karena membuat waktu dan aktivitas masyarakat yang bekerja di kota, menjadi tidak banyak terbuang di jalan karena macet. Dari sisi pemanfaatan lahan, Ali menilai jika TOD ini merupakan solusi untuk penataan perkotaan karena mengoptimalkan fungsi lahan yang kian terbatas dan mahal, dengan basis transportasi publik di kawasannya.
"Kalau kota semakin besar, artinya semua penduduk akan ke pinggir wilayah penyangga. Nah, warga penyangga ke Jakarta harus ada transportasi apakah MRT, LRT, ataupun kereta api. Tapi ketika masuk ke Jakarta dia harus terkoneksi dengan simpul-simpul TOD yang lebih lengkap. Hunian vertikal TOD seperti itu akan menjadi nilai tambah yang layak diperhitungkan untuk investasi ke depannya," kata Ali. (RO/OL-15)
Di masa kepemimpinannya, Anies Baswedan menugaskan PT MRT Jakarta untuk mengembangkan kawasan TOD. Di antaranya, kawasan Sudirman-Thamrin, Fatmawati, hingga Lebak Bulus.
PT MRT Jakarta dan PT Jakarta Tourisindo (JXB) menyepakati kerja sama Penjajakan Awal Potensi Kerja Sama Pemanfaatan Lahan dan Pengelolaan Aset di Kawasan Berorientasi Transit
PEMPROV DKI Jakarta serius untuk mulai mengembangkan kawasan berorientasi transit (KBT) atau 'Transit Oriented Development' (TOD) di kawasan Tanah Abang,
Rata-rata di Jakarta per square meter sudah Rp40 juta dan harga sewa apartemen udah Rp2 miliar sampai Rp4 miilar. Itu gak affordable bagi kaum milenial.
TOD Lebak Bulus dihadapkan menjadi pintu masuk warga yang tinggal di selatan Jakarta baik dari Tangerang Selatan, Bintaro, BSD, hingga Cinere untuk menuju Jakarta.
Kawasan TOD dapat dijadikan wadah untuk mendukung interaksi sosial, gaya hidup sehat, ruang terbuka hijau dan fasilitas ramah pejalan kaki.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved