Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Oncology Center Mayapada Hospital Jalankan Terapi Holistik Hingga Pencegahan Limfedema

Mediaindonesia.com
12/9/2022 11:35
Oncology Center Mayapada Hospital Jalankan Terapi Holistik Hingga Pencegahan Limfedema
Mayapada Hospital Jakarta Selatan(Dok. Mayapada Hospital)

KANKER payudara merupakan jenis kanker terbanyak nomor 1 di Indonesia dan tersering pada wanita. Kanker payudara dapat menimpa segala usia. 

Oleh karena itu penting bagi setiap wanita untuk waspada dan melakukan pemeriksaan deteksi dini mulai usia 18 tahun dan dilakukan secara berkala. Diagnosis kanker payudara ditentukan oleh dokter berdasarkan hasil pemeriksaan patologi anatomi biopsi jaringan benjolan di payudara. 

“Dokter Spesialis Patologi Anatomi memberikan laporan pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis spesimen biopsi. Laporan tersebut menjelaskan apakah ada lesi non kanker, lesi pre kanker, atau sel kanker. Pada spesimen kanker payudara, seorang ahli patologi juga dapat memberikan informasi terkait ada atau tidaknya reseptor hormonal positif atau penanda lain pada sel kanker pasien, guna membantu klinisi menentukan rencana terapi yang paling sesuai dengan kebutuhan pasien.” jelas dr. Rizky Ifandriani Putri, Dokter Spesialis Patologi Anatomi Mayapada Hospital Jakarta Selatan

Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr Bayu Brahma menjelaskan, saat ini tindakan bedah penanganan kanker payudara telah semakin baik untuk menurunkan morbiditas dan meningkatkan kualitas hidup pasien. 

"Kemajuan tersebut adalah operasi minimal invasive seperti breast conserving surgery, biopsi kelenjar getah bening sentinel yaitu teknik operasi kelenjar getah bening daerah ketiak untuk mencegah limfedema, serta rekonstruksi payudara dengan bedah mikro," ujarnya.

Limfedema adalah pembengkakan yang umumnya terjadi di daerah lengan, kaki, atau wajah yang disebabkan oleh tumpukan cairan getah bening akibat tersumbatnya pembuluh getah bening. 

Limfedema adalah salah satu komplikasi yang dialami oleh pasien pascaterapi kanker. Risiko berkembangnya limfedema tergantung pada jenis operasi yang dilakukan, faktor risiko pasien seperti obesitas atau penambahan berat badan setelah operasi, faktor pengobatan seperti radiasi atau beberapa jenis kemoterapi, dan komplikasi setelah operasi.

“Kejadian limfedema pada sisi yang sama dengan payudara yang terkena banyak menimpa pasien pascaoperasi kanker payudara," ujar Bayu.

Baca juga : Melukai Diri Sendiri Disebut Tanda Penderita Depresi Minta Bantuan

Gejala awal akan dirasakan oleh anggota tubuh atau jaringan yang diterapi, diantaranya pembengkakan pada lengan atau kaki, sensasi berat atau rasa nyeri yang tidak nyaman pada lengan atau kaki, kulit di area tersebut terasa kencang, mati rasa atau kesemutan, mudah merasa lelah pada lengan atau kaki, dan pengerasan dan penebalan kulit (fibrosis kulit)

Meskipun limfedema biasanya bukan kondisi yang mengancam jiwa, limfedema dapat berdampak besar pada kualitas hidup pasien, seperti setelah operasi kanker payudara, memiliki lengan yang bengkak dapat meningkatkan kekhawatiran tentang tampilannya. Jika limfedema mempengaruhi kemampuan untuk menggunakan lengan atau kaki, ini menghambat aktivitas sehari-hari dan mempengaruhi kualitas hidup

Limfedema juga dapat mengurangi penyembuhan jaringan dan terkadang menyebabkan nyeri kronis.  Selain itu, Lengan dengan limfedema dapat menyebabkan selulitis, infeksi kulit yang memerlukan antibiotik dan kemungkinan rawat inap. 

“Sekarang ini penanganan limfedema menuju ke arah preventif, salah satunya dengan deteksi dini melalui teknologi imaging fluorescence menggunakan ICG lymphography. ICG ini merupakan pencitraan yang sensitif untuk deteksi dini limfedema sehingga dapat segera dilakukan penanganan apabila ditemukan lebih awal," imbuh dr. Bayu.

Dokter Spesialis Onkologi Radiasi Mayapada Hospital Jakarta Selatan dr ratnawati Soediro mengatakan, Mayapada Hospital memiliki pesawat Radioterapi LINAC (Linear Accelerator) yang memiliki keunggulan teknologi mutakhir terkini sehingga dapat mendistribusi sinar radiasi maksimal pada target sel kanker dan minimal pada sel jaringan sehat. 

Radioterapi LINAC tersebut dapat melakukan advanced techniques termasuk verifikasi 4D apabila dibutuhkan, sehingga presisi dan akurasi meningkat, lebih nyaman, serta efek samping yang minimal. 

"Keamanan pasien adalah fokus utama pelayanan kesehatan kami. Oleh karena itu pesawat LINAC Mayapada Hospital memberi proteksi khusus bagi organ jantung terutama pada kanker payudara kiri dengan teknik deep inspiration breath hold (DBIH)," ujarnya.

Oncology Center Mayapada Hospital menyediakan layanan komprehensif dalam penanganan tumor dan kanker dengan peralatan terkini serta kolaborasi multi-spesialisasi dokter, mulai dari deteksi dini, diagnosis, terapi tindakan bedah, kemoterapi, imunoterapi dan radioterapi, hingga rehabilitasi medis saat proses penyembuhan. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya