Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Jemaah Haji Wafat Didominasi Penyakit Jantung

M. Iqbal Al Machmudi
18/7/2022 11:29
Jemaah Haji Wafat Didominasi Penyakit Jantung
Ilustrasi(ANTARA FOTO/Umarul Faru)

Sebanyak 58 jemaah haji Indonesia yang meninggal pada musim haji 1443 Hijriyah rata-rata penyebab kematian terbanyak adalah penyakit jantung. Didominasi oleh jemaah laki-laki dengan kelompok umur lebih banyak usia di bawah 60 tahun. "Jemaah meninggal lebih banyak pria walau jemaah lebih banyak wanita," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji, dr. Budi Sylvana, MARS dalam keterangannya, (18/7).

Menurut dr. Budi, ada tiga faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatan jemaah haji. Faktor pertama adalah adanya ancaman suhu dan kelembaban di arab saudi ditambah adanya aktivitas yang berlebihan.

Faktor kedua adalah adanya kerentanan kesehatan jemaah haji. Dimana jemaah haji indonesia didominasi oleh jemaah haji risiko tinggi karena faktor usia dan penyakit. Selain itu juga adanya komorbid yang dipicu oleh kelelahan dan kondisi fisik yang menurun.

Dan faktor ketiga adalah kapasitas tenaga kesehatan, dimana antisipasi dan respons petugas kesehatan terhadap permasalahan kesehatan jemaah. "Dengan berbagai cara, angka kematian bisa kita kendalikan, walaupun jemaah lansia, walaupun jemaah punya komorbid, tapi bisa kita kendalikan," ujarnya.

Menurutnya kerentanan kesehatan jemaah dapat diantisipasi melalui penguatan promosi kesehatan. Berbagai upaya promosi kesehatan dilakukan tim, mulai dari kampanye #jangantungguhaus dari awal sebelum keberangkatan jemaah haji.

Selain itu juga seruan terhadap penggunaan Alat Pelindung Diri terutama saat keluar pondokan dan beribadah. Serta adanya kampanye untuk minum obat teratur bagi jemaah haji risti dan memiliki komorbid. "Untuk menjaga jemaah tetap sehat dan mencegah atau memperburuk kekambuhan," ujarnya.

Dari sisi kapasitas tenaga kesehatan, dilakukan melalui penguatan formasi 30, dimana setiap 30 jemaah paling risti di masing masing kloter harus selalu didampingi oleh Tenaga Kesehatan Haji (TKH) Kloter. Selain itu juga adanya screening atau pemeriksaan ulang serta kontrol rutin bagi jemaah haji risti di tiap tiap kloter.

Pihaknya juga mengusulkan untuk rekomendasi kebijakan haji di tahun mendatang, perlu adanya rekomendasi dari Tenaga Kesehatan haji (TKH) Kloter bagi jemaah yang akan menjalankan ibadah sunnah. "Jika dimungkinkan ke depannya, untuk ritual ibadah sunnah, para KBIH membawa jemaah konsul buku ke dokter kloter untuk mendapatkan izin. Sehingga betul-betul jemaah sehat yang bisa lakukan ibadah sunnah," pungkasnya. (OL-12)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya