Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PEMERINTAH berencana menaikkan tarif Indonesian Case Base Groups (INA-CBG's), seiring dengan adanya aturan kelas rawat inap standar (KRIS) untuk pasien BPJS Kesehatan.
Menanggapi hal itu, Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) menyatakan dukungan terhadap langkah pemerintah. Pasalnya, tarif INA-CBG's sudah terlalu lama tidak direvisi.
"Persi mendukung revisi kenaikan tarif INA-CBG's. Sebagian besar harus dinaikkan. Kami melihat index unit cost klaimnya harus naik. Berharap naik 20%," ujar Ketua Kompartemen Jaminan Kesehatan Persi Daniel Wibowo saat dihubungi, Senin (11/7).
Baca juga: BPJS Kesehatan Pastikan Uji Coba KRIS tidak Ganggu Layanan Kesehatan
Diketahui, INA-CBG's merupakan acuan yang digunakan untuk menentukan rata-rata biaya yang dihabiskan pasien saat berobat ke fasilitas kesehatan. INA-CBG's juga menjadi acuan bagi BPJS Kesehatan untuk membayarkan biaya layanan pasien kepada fasilitas kesehatan.
"Sampai saat ini, dalam proses penerapan tarifnya, kami tidak dilibatkan langsung. Tapi dalam kebijakannya, kami diundang Kemenkes, tapi tidak membahas besarannya,"imbuh Daniel.
Baca juga: Kemenkes Bakal Cabut Izin Lab yang tidak Masukan Hasil Tes Covid-19 ke Sistem
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan pihaknya tengah membahas mengenai revisi tarif INA-CBG's. Hal itu urgen dilakukan, karena revisi tarif INA-CBG's terakhir dilakukan pada 2016.
Pihaknya mengaku telah melakukan perhitungan dengan aktuaris. Lalu, didapatkan bahwa arus modal BPJS Kesehatan masih dalam kategori aman dan tidak terjadi defisit apabila terjadi penyesuaian.
"Kami mempertimbangkan, adanya tambahan baru ini tidak mengganggu stabilitasi dari pembiayaan BPJS Kesehatan. Untuk peserta, penyesuaian ini akan memberikan akses yang lebih adil, lebih bijak dan lebih dini intervensinya," jelas Budi.(OL-11)
Yanuar Jak menjelaskan, terkait topik paling hangat di kalangan RS saat ini, yaitu klasifikasi RS berbasis kompetensi, pihaknya aktif melakukan edukasi dan pelatihan.
Seminar dan Workshop Perumahsakitan PERSI Wilayah DKI Jakarta ke-5 & IRSJAM Expo 2025 dibuka Selasa (24/6) di Jakarta.
SEJUMLAH asosiasi rumah sakit menyampaikan rekomendasi terkait penerapan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) BPJS Kesehatan.
Seminar dan Workshop PERSI Wilayah Jawa Timur tahun ini bertema “Strategi Rumah Sakit untuk Bertahan di era Turbulensi JKN."
Selama dua tahun terakhir, Grup RS Siloam telah merawat lebih dari 600 ribu pasien neurologi, jantung, dan kanker.
Menkeu Sri Mulyani menjelaskan, sektor kesehatan harus menjadi persoalan utama. Upaya transformasi sistem kesehatan nasional yang digaungkan Kemenkes harus bisa terlaksana dengan baik.
Apakah Anda memiliki anggota keluarga yang mengidap demensia? Jika ya, Anda tidak sendirian. Saat ini, jutaan orang di seluruh dunia menghadapi tantangan merawat orang terkasih
Pengunjung juga dapat merasakan multi-sensory skin experience and personalize skin solution melalui ‘Skin Genome’, hingga perbaikan signifikan dengan perawatan dermatologis.
Celltech bertekad menjadikan Indonesia menjadi pusat Stem Cell dan anti aging Dunia.
Penerapan KRIS berpotensi akan terkendala dan menimbulkan akses layanan yang tidak berkeadilan.
Indonesia kehilangan devisa hingga Rp170 triliun per tahun karena banyaknya masyarakat yang berobat ke luar negeri. Industri kesehatan dalam negeri semakin dituntut untuk berinovasi.
Siloam Hospitals dan SingHealth menjalin kerja sama strategis yang bertujuan untuk memajukan perawatan kanker, penelitian klinis, dan pengembangan talenta medis.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved