Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Tiga Perempuan Tercantik

Ronal Surapradja
09/6/2016 06:55
Tiga Perempuan Tercantik
(MI/SUMARYANTO)

JUJUR, menulis kali ini termasuk yang tersulit.

Seusai menulis judul, saya termenung 1 jam, menitikkan air mata, dan bingung harus mulai dari mana.

Terlalu banyak kata yang ingin diucapkan.

Saya sudah bertemu dengan banyak perempuan, tapi hanya tiga perempuan yang menurut saya tercantik, yang akan saya cintai seumur hidup.

Saya mulai dengan yang pertama, ibu.

Saya memanggilnya mamah.

Mamah dulu bekerja di PLN.

Yang saya tidak pernah habis pikir ialah bagaimana mamah bisa membagi tenaga, waktu, dan pikirannya untuk bekerja dan keluarga?

Saya belum pernah melihat mamah bersantai sampai hari ini.

Dulu saat saya bangun pagi, mamah sudah memasak air hangat dan sarapan.

Jam berapa bangunnya sih?

Sore sepulang kerja mamah memasak makan malam, lalu menemani saya belajar, atau menyelesaikan pekerjaan kantor yang dibawa pulang.

Terkadang juga menjahit baju pesanan untuk menambah uang belanja.

Jam berapa tidurnya sih?

Wajah lelahnya selalu tersembunyi di balik senyum.

Mamah berharap anak-anaknya berkehidupan lebih baik daripada beliau.

Semua harapan dan doa mamah sudah terwujud.

Jika membicarakan hal ini, mamah pasti meneteskan air mata.

Orang bijak berkata, "Di saat kamu merasa beruntung, saat itulah doa ibumu sedang didengar Tuhan." Saya percaya itu.

Perempuan tercantik kedua ialah istri.

Pertama kali berjumpa, yang ada di kepala saya hanya satu, dia akan menjadi istri saya.

Istri saya pun tidak pernah percaya itu. Dia selalu bilang, "Ah gombal", sambil tersenyum ge-er.

Mengapa dia perempuan tercantik?

Ya karena dia mau dinikahi.

Pengorbanan terbesar dari dia ialah melepas segala mimpi dan cita-citanya dalam karier untuk keluarga.

Dia lebih pintar daripada saya dalam hal akademis, lulusan ITB dengan beasiswa S-2 di luar negeri.

Namun, itu semua ia korbankan ketika kami memiliki anak.

Sampai kapan pun saya tidak akan pernah berhenti bersyukur memiliki dia sebagai istri.

Sebagai ibu dia pun luar biasa.

Semua hal yang ditangani berjalan dengan baik.

Dia lama tinggal di luar negeri, sementara saya 100% konten lokal.

Jadinya, pendidikan anak kami perpaduan dua hal, internasional dan nasional.

Perempuan tercantik terakhir ialah anak perempuan saya.

Sebagai penghargaan terhadap mamah dan istri, namanya ialah gabungan dari Ai Kartini dan Seruni karena saya ingin dia menjadi gabungan hal-hal baik dari ibu dan neneknya.

Kani ialah perempuan penakluk saya karena belum pernah saya selemah dan sebertekuk lutut ini terhadap perempuan.

Dia baru berusia 2,5 tahun, tapi 'kuasanya' begitu besar terhadap saya. Dad is a daughter first love.

Saya berusaha keras menjadi cinta pertamanya yang baik dan sempurna.

Untuk ketiganyalah saya jalani hidup.

Karena dari ketiganyalah, saya mendapatkan semangat. (H-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya