Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
TAFSIR Al-Mishbah kali ini menjelaskan makna dari Surah Asy Syu'ara ayat 52-68. Secara garis besar ayat-ayat itu berisi perintah Allah kepada Nabi Musa untuk menyelamatkan Bani Israil dari kekejaman dan pembinasaan Firaun.
Ayat 52 berisi, "Dan kami wahyukan kepada Musa berangkatlah di waktu malam bawa hamba-hambaku (Bani Israil), sebab pasti kamu akan dikejar." Wahyu dari segi bahasa berarti isyarat yang cepat. Wahyu bisa berarti ilham.
Akan tetapi, wahyu dalam bahasa agama ialah informasi yang diterima seseorang dan diyakininya bahwa itu sumbernya dari Allah. Wahyu dalam artian seperti itu tidak akan ada lagi setelah Nabi Muhammad wafat. Ayat 53-56 menjelaskan Firaun mengirim orang untuk mengumpulkan bala tentaranya. Bagi Firaun, Bani Israil sesungguhnya hanyalah sekelompok kecil kaum yang ditindasnya, tetapi sebagian dari Bani Israil ada yang masih berutang kepada orang Mesir dan telah berbuat hal-hal yang menimbulkan amarahnya.
Baca juga : Presiden Laksanakan Salat Id Bersama Warga Padang
Yang perlu kita garis bawahi bahwa Musa dan Bani Israil tidak berangkat melalui jalur yang dekat, tapi ambil jalur yang jauh. Apa makna itu? Walaupun mereka telah mendapat jaminan dari Allah, Musa harus tetap berhati-hati dan berusaha di jalan yang tidak mudah.
Ketika matahari terbit Firaun mengutus orang-orangnya untuk mencari jalur yang dilewati Musa. Dan ketika dia tahu yang mana jalurnya, dia ikuti dari belakang.
Di ayat 57-59 dijelaskanlah bahwa itu merupakan tipu daya Allah agar Firaun dan para pengikutnya meninggalkan tempat tinggal, kebun-kebun, mata air, perbendaharaan mereka untuk mengejar Musa. "Demikianlah, dan Kami wariskan semuanya (itu) kepada Bani Israil." Kalau Allah mau turun tangan, jangan anggap kekuasaan dan kekayaan Anda akan kekal terus bersamamu.
Baca juga : Buat Takbiran, Presiden Jokowi Beli Kemeja Rp150 Ribu
Ayat 60-62 menjelaskan sampailah Firaun dan bala tentaranya menyusul Musa dan Bani Israil pada waktu matahari terbit. Ketika kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa, "Kita benar-benar akan terkejar.
"Lalu Musa menjawab, "Tidak akan terkejar, sesungguhnya Tuhanku bersamaku, dia akan memberi petunjuk kepadaku." Mari kita bandingkan ucapan Musa ini dengan Nabi Muhammad ketika dikejar-kejar waktu hijrah. Nabi Muhammad berkata, "Jangan sedih, jangan takut, Tuhan bersama kita." Ia mengucapkan kita, bukan aku. Lalu apa ini maknanya? Ajaran Islam itu menekankan kebersamaan.
Ayat 63-66 menjelaskan mukjizat yang diterima Musa yakni membelah laut merah. "Lalu Kami wahyukan kepada Musa, 'Pukullah laut itu dengan tongkatmu'. Maka terbelahlah lautan itu dan setiap belahan akan seperti gunung yang besar. Dan di sanalah Kami dekatkan golongan Firaun. Dan Kami selamatkan Musa dan pengikutnya. Kemudian Kami tenggelamkan golongan lain.
Baca juga : PMI Sukabumi Sediakan Jasa Pijat Gratis bagi Pemudik
"Ayat 67 dan 68 menjelaskan itulah kekuasaan Allah yang Mahaperkasa lagi Mahapenyayang. Memang dalam hidup ini ada yang dinamai rasional. Contoh satu tambah satu sama dengan dua. Namun, ada pula yang irasional. Ada hal-hal yang tidak bisa kita jangkau dengan akal.(*/H-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved