Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
PERUBAHAN iklim bukan cuma tanggung jawab satu negara saja. Terlebih hal ini sudah menyangkut masalah global, sehingga penanganannya pun harus parsial. Berangkat dari semangat itu pemuda lintas mancanegara, berbagi ide atau pemikiran dan wawasan menghadapi perubahan iklim dan mendorong pembangunan berkelanjutan melalui Forum Pemuda Internasional.
"Mereka bisa membuka jaringan (network) kepada sesama pemuda yang punya ketertarikan atau minat terhadap kepedulian terhadap perubahan iklim," ujar Kepala Bidang Kedaulatan Pangan, Energi dan Lingkungan Hidup Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Suprapto A Daromi, di Jakarta, Selasa (7/6).
Forum Pemuda Internasional Perubahan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan (International Youth Forum on Climate change and Sustainable Development) itu diikuti oleh 100 peserta lintas mancanegara, yakni 11 peserta luar negeri antara lain dari Filipina, Singapura, Vietnam, dan Kamboja, serta 89 peserta Indonesia dari berbagai provinsi.
Suprapto menambahkan, para peserta dapat saling berinteraksi dan bertukar pengetahuan, dalam upaya menangani perubahan iklim dan meningkatkan pembangunan berkelanjutan di wilayah masing-masing.
Program itu ternyata mendapat sambutan hangat dari peserta. Seperti terucap dari mahasiswa jurusan International Studies Universitas Royal di Phnom Penh Madelin Chea. Menurutnya, dia sangat antusias dan mengapresiasi ajang ini.
"Setidaknya hal ini bisa menampung aspirasi dan melibatkan partisipasi anak muda yang lebih besar terkait isu perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan," tuturnya.
Begitu juga dengan Kim Dinh, seorang pegawai bank di Vietnam, yang menegaskan ingin mempelajari tentang kebiasaan dan solusi yang membawa perubahan untuk melindungi lingkungan hidup. Atau Tan Wei Hong, mahasiswa di Universitas Teknologi Nanyang, Singapura, yang terang-terangan menginginkan forum internasional ini diselenggarakan secara berkelanjutan.
Sedangkan Carlos Roberto Morgen Wiria, wakil dari Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, menambahkan, bahwa forum ini harus menjadi wadah saling berbagi pengetahuan antarpeserta. (Eko/OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved