Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Celoteh : TTM

H-5
07/6/2016 06:35
Celoteh : TTM
(MI/SUMARYANTO)

APA yang terlintas di pikiran kamu jika ada singkatan TTM? Teman tapi mesra, ya? Bukan itu yang saya maksud, karena kalau TTM itu maksudnya teman tapi mesra, saya tidak mau melakukannya. Lagi pula ini kan bulan puasa pula. He he.

TTM yang satu ini malah saya ajarkan ke anak saya sedari kecil karena saya berharap memiliki anak yang punya budi pekerti dan etika yang baik.

TTM di sini ialah kata yang sudah jarang saya dengar terutama di generasi yang lebih muda daripada saya, yaitu tolong, terima kasih, dan maaf.

Mengapa menurut saya tiga kata itu begitu penting? Baiklah kita mulai dari kata ‘tolong’.

Manusia diciptakan selain sebagai individu juga sebagai makhluk sosial, artinya tidak ada manusia yang bisa hidup tanpa bantuan orang lain, siapa pun itu.

Lalu mengapa kata tolong sulit diucapkan? Kata tolong seharusnya membuat kita sadar akan keterbatasan dan kelemahan yang kita miliki. Hal itu menyadarkan kita bahwa kita tidak bisa melakukan sesuatu tanpa bantuan orang lain dan membuat kita menerima diri sendiri apa adanya. Saya kira akan indah jika kita hidup tolong-menolong. Sering kali tanpa sadar kita yang perlu dibantu lupa untuk meminta tolong. Bahkan terkadang kita lebih terkesan memerintah daripada meminta tolong.

Lalu setelah kita mendapat pertolongan dari orang lain, apa yang harus kita lakukan? Ya ucapkan ‘terima kasih’.

Itu adalah ucapan lisan kita sebagai bentuk penghargaan kepada mereka yang telah membantu kita. Sayangnya, sering kali kita melupakan kata sakti itu. Bagi sebagian orang, ucapan terima kasih sangat sulit diucapkan karena membutuhkan ketulusan dari yang mengucapkannya.

Padahal, bisa jadi karena ucapan terima kasih, bantuan yang (mungkin) tadinya tidak ikhlas berubah jadi ikhlas, kan? Apalagi bantuan yang ikhlas tentunya akan lebih ikhlas lagi.

Yang terakhir ‘maaf’.

Ada, lo, sebagian orang yang merasa pantang untuk mengucapkan kata itu karena anggapan bahwa orang yang meminta maaf itu akan dikira lemah, kalah, atau tidak berdaya. Kata maaf membuat kita bisa menerima keadaan diri kita sebagai seorang manusia biasa, yang tidak mungkin luput dari kesalahan, yang jika diucapkan dengan sungguh-sungguh akan memunculkan sifat rendah hati. Saya mencobanya dan setelah itu rasanya hati ini lebih tenang dan merasa menang. Menurut saya, kita jangan takut untuk meminta maaf dan jangan pernah khawatir maaf kita tidak diterima.

Saya kira tidak susah untuk mengucapkan tiga kata itu, kan? Jika merasa sudah jarang mengucapkannya, mari kita biasakan. Jika merasa sudah terbiasa melakukannya, ya, bagus. Lanjutkan supaya itu menjadi kebiasaan, dan ajarkan kepada generasi yang lebih muda.

Semoga tolong, terima kasih, dan maaf--tiga kata sakti dalam hidup--tidak hilang dalam kamus percakapan kita sehari-hari. (H-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik