Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Sebelum Masuk Sekolah, Anak dan Orang Tua Harus Paham Pencegahan Hepatitis Akut

M. Iqbal Al Machmudi
08/5/2022 15:45
Sebelum Masuk Sekolah, Anak dan Orang Tua Harus Paham Pencegahan Hepatitis Akut
Hepatitis(Ilustrasi )

MENJELANG dimulainya pembelajaran usai libur lebaran orang tua serta sekolah harus lebih waspada namun tetap tenang dalam mencegah penularan virus covid-19 dan hepatitis akut.

Pencegahan penularan penyakit yang belum diketahui etiologinya ini kurang lebih sama seperti mencegah penularan pada saat kasus covid-19.

Baca juga: KLHK dan KFS Bahas Persiapan Proyek Pengembangan Sistem Pengendalian Karhutla

"Kita semua bisa mencegah penularan infeksi dengan cara rajin mencuci tangan dengan sabun atau dengan cairan desinfektan, memakai masker, dan menjaga jarak," kata Ketua umum baru Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), Minggu (8/5).

Kemudian orang tua agar tetap tenang tidak panik namun tetap waspada dan hati-hati. Anak-anak bisa membawa bekal dari rumah karena harus menggunakan alat makan sendiri, dan setiap makanan serta minuman orang tua harus pastikan air dan makanan yang bersih dan matang sepenuhnya.

Pada lingkungan rumah juga harus diperhatikan agar membuang sampah atau kotoran pada tempatnya termasuk membuang popok.

Selanjutnya, pihak sekolah dan orang tua harus bisa mendeteksi dini apabila menemukan anak-anak dengan gejala seperti mual, muntah, diare, nyeri perut, kuning pada matanya, penurunan kesadaran, kejang, lesu, serta demam tinggi.

"Maka anak-anak yang ditemukan dengan gejala tersebut agar dibawa untuk diperiksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat," ujar Piprim.

IDAI mengimbau kepada masyarakat khususnya para orang tua agar dapat mengenali gejala dan tanda kasus hepatitis akut. Gejala lainnya dapat berupa perubahan warna urin menjadi gelap berwarna seperti cola/teh atau fesesnya pucat.

"Kemudian pada tahap yang lebih lanjut bisa terdapat kuning pada mata dan pada kulitnya, kemudian bisa terjadi gejala gatal bisa disertai nyeri sendi atau pegal-pegal mual dan muntah atau nyeri perut," jelasnya.

"Pada pemeriksaan laboratorium bisa didapatkan peningkatan hasil SGOT dan SGPT yang bisa mencapai lebih dari 500 unit per liter atau lebih dari 10 kali dari nilai normal," tambahnya.

Diketahui satu bulan lalu atau 5 April 2022 di Inggris Raya ada 10 kasus hepatitis akut yang tidak diketahui sebabnya pada anak-anak, seluruh kasus dirawat di rumah sakit dan tidak ditemukan virus hepatitis A, B, C, D dan E dalam pemeriksaan laboratorium.

Selanjutnya pada 8 April 2022 dilakukan penyelidikan lebih lanjut dan ditemukan 74 kasus di Inggris Raya dan 6 anak menjalani transplantasi hati. Sampai dengan tanggal 11 April tidak terjadi kematian.

Pada 21 April 2022 terdapat 5 kasus di Irlandia, 3 kasus di Spanyol dengan usia 22 bulan sampai 3 tahun. Kemudian di Inggris Raya serta Irlandia Utara terdapat 114 kasus.

Secara total di Spanyol dilaporkan 13 kasus, Israel 12 kasus, Amerika serikat 9 kasus, Denmark 6 kasus, Belanda dan Italia masing-masing 4 kasus, Perancis dan Norwegia 2 kasus, Romania dan Beliga 1 kasus.

Pada April 2022 kasus ini telah menyebar di Jepang, Kanada, dan pada bulan Mei dilaporkan juga di Singapura. Di Indonesia ada 3 kasus dengan gejala hepatitis akut berat. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya