Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

PTM 100% Perlu Dikaji untuk Diterapkan secara Nasional

Faustinus Nua
18/3/2022 13:37
PTM 100% Perlu Dikaji untuk Diterapkan secara Nasional
Ilustrasi: Pembelajaran tatap muka(Ilustrasi)

MERESPONS perkembangan kasus sebaran covid-19 terbaru, ada tren penurunan kasus termasuk positivity rate yang kini sudah menyentuh sekitar 7%-8%. Jika konsisten penurunan kasus bisa menyentuh 5%, pemerintah layak mempertimbangkan untuk segera memulai PTM 100% secara bertahap.

"Mengamati kondisi terbaru, P2G mendorong pemerintah pertimbangkan memulai sekolah PTM 100% bertahap, tentu berdasarkan kajian epidemiologis dan data mutakhir," kata Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Satriwan Salim dalam keterangannya, Jumat (18/3).

Baca juga: Menteri Sandiaga Disambut dengan Antusias di Desa Wisata Sungai Kupah

P2G meminta pemerintah pusat dan pemda memperhitungkan, memetakan perkembangan kasus covid setidaknya untuk 2 minggu ke depan atau sampai awal April. Termasuk mengamati tren kasus covid-19 secara global, sebab cukup mencemaskan varian Delta-Omicron dan kasus ledakan kasus terbaru di Cina. 

"Karena saling terkoneksi, misalnya dengan tingkat perjalanan wisata dari mancanegara ke Indonesia yang sudah dipermudah aturannya," imbuhnya. 

Menurut, Satriwan, yang terpenting adalah positivity rate. Jika sudah menyentuh angka 5%, P2G mendukung sekolah dibuka PTM 100%. Angka positivity rate 5% juga berdasarkan rekomendasi WHO selama ini. 

Selain memperhatikan angka positivity rate, pemerintah hendaknya juga memperhatikan tingkat perawatan pasien covid-19 di rumah sakit. P2G berharap bisa berada di bawah 5%, termasuk angka fatality rate

"Poin P2G, dasar memulai PTM 100% harus tetap mengacu pada data dan kajian epidemiologis mutakhir. Prinsip kehati-hatian," lanjut Iman Zanatul Haeri, Kepala Bidang Advokasi P2G.

Kriteria berikutnya sekolah dapat PTM 100% adalah jika daerah sudah masuk PPKM level 1. Sedangkan PPKM Level 2 sebaiknya tetap PTM terbatas 50%.

P2G mengakui semangat dan dorongan dari orang tua termasuk siswa dan guru untuk segera mulai PTM 100% makin kencang. Sejak tahun ajaran 2021/2022, kebijakan PTM kan sering gonta-ganti, mulai PJJ 100%, lalu PTM 50%, bahkan PTM 25%.

"Gonta-ganti skema pembelajaran kami lihat sangat berdampak terhadap psikologis siswa termasuk motivasi belajar siswa. Sementara itu, kita harus akui ancaman learning loss sudah kita rasakan selama pandemi," terangnya.

Menurutnya, anak-anak SD kelas rendah paling terdampak dari learning loss. Misal terkait keterampilan dasar membaca dan menghitung mereka yang makin tertinggal.

P2G pun meminta agar sekolah, guru, orang tua, dan siswa tetap konsisten membiasakan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) ketika masuk PTM 100%. Gerakan 3M harus tetap menjadi kebiasaan yang wajib ditaati dalam PTM 100% nanti. 

Aspek yang juga urgen, ketika PTM 100% dimulai yaitu mendesaknya membangun ikatan (bonding) antara siswa dengan guru (warga sekolah) dan siswa dengan siswa. Evaluasi P2G selama 2 tahun PJJ, sekolah dan guru menghadapi kendala yang cukup besar kaitannya dengan membangun ikatan emosional dengan siswa. Apalagi siswa baru kelas 1-2 SD lalu 7-8 SMP, dan 10-11 SMA, mereka belum terlalu mengenal lingkungan belajar sekolah, sebab selama ini lingkungan belajarnya adalah rumah dan komputer (ruang maya) bukan ruang nyata. 

"Ikatan emosional guru-siswa, siswa-siswa tidak terbangun selama ini, bahkan masih ada siswa dan guru atau siswa dengan siswa yang belum kenal satu sama lain, kan ironis," tandasnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya