Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
ANGGOTA Komisi X DPR RI Ferdiansyah mengatakan, wacana perubahan kurikulum pendidikan yang kini muncul membutuhkan perencanaan matang.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) yang ingin menginisiasi perubahan tersebut tidak boleh melakukannya secara tiba-tiba. Perubahan kurikulum haruslah visoner.
Demikian dikemukakan Ferdi saat menjadi pembicara kunci pada Focus Group Discussion (FGD) Pusat Pemantauan Pelaksanaan Undang-Undang (PPUU) Badan Keahlian DPR RI di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Selasa (15/3).
Diskusi yang menghadirkan pakar pendidikan tersebut mengangkat tajuk "Evaluasi Kurikulum 2013 Dan Rencana Penerapan Kurikulum Baru Dalam Penyelenggaraan Sistem Pendidikan Nasional".
Dikatakan Ferdi, kurikulum yang kini masih digunakan adalah Kurikulum 2013. Ia mempertanyakan dasar perubahan tersebut.
Baca juga: Kurikulum 2022, Tak Ada Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA
"Bila ada perubahan kurikulum harus ditanyakan apa latar belakangnya. Harus ada dokumen evaluasi. Ini harus jelas mengapa Kurikulum 2013 diganti. Kurikulum 2013 baru diterapkan 72%," jelasnya.
"Jadi, 28% sekolah belum menerapakan Kurikulum 2013. Kemendikbud Ristek ingin mengganti kurikulum menjadi kurikulum yang entah apa namanya. Mengapa kurikulum tidak menggunakan nama visioner," ulas Ferdiansyah.
Menurut politikus Partai Golkar ini, bila nama kurikulum menggunakan kurun waktu seperti Kurikulum 2013, maka selalu ada kecenderungan untuk mengubahnya. Akhirnya, bisa jadi ganti menteri ganti kurikulum.
Di sinilah, ia menyarankan agar nama kurikulum menggunakan nama visoner.
"Kami Komisi X DPR tidak alergi dengan perubahan. Silakan dilakukan perubahan, tapi perubahan itu tidak tiba-tiba. Bukan tanpa perencanaan yang matang. Ini Indonesia yang penuh keragaman budaya, geografi, dan latar SDM yang berbeda-beda," tandas Ferdi.
Ditambahkan legislator dapil Jabar XI ini, kebijakan mengubah kurikulum pendidikan harus melawati dahulu masa berlakunya minimal 8-10 tahun. Setelah itu baru bisa dilakukan evaluasi. Jadi, evaluasi kurikulum paling cepat bisa dilakukan 11 tahun.
"Silakan saja mengubah kurikulum, tapi bukan total. Misalnya kalau yang tidak sesuai bab 4, 5, 6, maka itu saja yang diubah, bukan diubah total," tutupnya. (RO/OL-09)
Pemprov Jateng juga sudah menyiapkan sejumlah alternatif lahan untuk membuat padepokan silat berstandar nasional maupun internasional.
Program ini dirancang untuk mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga siap bersaing di pasar tenaga kerja internasional.
SEBANYAK 100 titik Sekolah Rakyat dipastikan akan beroperasional, setidaknya di awal Agustus 2025. Itu diperkirakan bakal menampung lebih dari 9.700 siswa.
Tagana bekerja sama dengan BBPPKS Banjarmasin telah membuat program Tagana masuk sekolah untuk semua sekolah rakyat di Kalsel.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, mengatakan terdapat kesalahpahaman masyarakat terkait hadirnya Permendikdasmen soal kurikulum.
Vertical Collaborative Board di jenjang SD, yang mendorong siswa untuk berkolaborasi, berbagi ide, serta mengasah kemampuan berpikir kritis dan komunikasi efektif.
PENDIDIKAN adalah hak dasar setiap anak sebagaimana dijamin dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Raperda Penyelenggaraan Pendidikan sebagai bentuk upaya pemerintah menjamin layanan pendidikan untuk semua anak usia sekolah.
TPPK yang dibentuk di setiap sekolah bertugas melakukan upaya pencegahan dan penanganan kasus kekerasan.
THEFI 2025 berawal pada 9 Agustus di Jakarta, lalu berlanjut di 10 Agustus di Bandung, 12 Agustus di Makassar, 14 Agustus di Surabaya, dan 16 – 17 Agustus di Medan.
DORONG pemanfaatan hasil TKA untuk kebutuhan evaluasi dan peningkatan kualitas pendidikan nasional, sehingga mampu melahirkan generasi penerus bangsa yang berdaya saing.
Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 kembali menghadirkan program unggulan bertajuk GIIAS Education Day pada Rabu (30/7) di ICE BSD City, Tangerang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved