Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memperingatkan adanya ancaman lanjutan usai guncangan gempa magnitudo 6.2 yang terjadi Jumat, 26 Februari 2022 lalu. Ancaman yang dimaksud BMKG tersebut berupa adanya potensi longsor, banjir, dan banjir bandang di area hulu sungai lereng Gunung Talamau.
“Untuk gempa Insya Allah perkembangannya jauh melandai. Artinya, gempa-gempa susulan yang terjadi semakin melemah menuju kestabilan,” ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam keterangan resmi, Senin (28/2).
Dwikorita mengatakan, justru yang saat ini perlu diwaspadai adalah potensi bencana hidrometeorologi berupa potensi banjir ataupun banjir bandang serta longsor, mengingat saat ini masih musim penghujan.
Masyarakat yang tinggal di sepanjang aliaran sungai pada lereng Gunung Talamau harus lebih waspada dan siaga karena potensi tersebut bisa sewaktu-waktu terjadi.
“Jadi kewaspadaan masyarakat harus bergeser, tidak lagi soal gempa, tapi bencana akibat musim penghujan. Berdasarkan hasil survei, teridentifikasi luapan banjir sedimen mencapai radius kurang lebih 200 m dari tepi sungai. Maka warga yang bermukim dan beraktivitas di sepanjang aliran sungai yg mengalir dari lereng atas G. Talamau dihimbau untuk menghindari zona dalam radius 200 meter dari tepi sungai, apabila hujan turun di lereng gunung tersebut. Situasi ini diperkirakan akan berlangsung hingga Maret - April,” imbuhnya.
Dwikorita menyebut saat ini BMKG bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melakukan upaya mitigasi guna mereduksi dampak jika sewaktu-waktu bencana hidrometeorologi menerjang.
Pencegahan dilakukan BMKG dengan terus memonitor cuaca dan intensitas hujan, serta BWS melakukan pengerukan sedimen lumpur atau material longsoran yang terjadi akibat gempa dan tersapu oleh hujan atau aliran sungai, dengan menggunakan alat berat, agar aliran air tidak meluap ke pemukiman warga.
Upaya pengerukan ini juga sekaligus untuk mencegah terbentuknya sumbatan material endapan longsoran pada lembah sungai.
Sumbatan-sumbatan material tersebut sering terjadi akibat longsor saat gempa, dan akan berbahaya bila membendung aliran air hujan dan aliran sungai dari arah hulu. Pasalnya, bendung tersebut sewaktu-waktu dapat jebol bila air terus terakumulasi dan menekan, seiring dengan peningkatan curah hujan.
BMKG, lanjut dia, secara lebih intensif terus melakukan monitoring cuaca dengan menggunakan radar cuaca, serta memberikan prakiraan dan peringatan dini potensi cuaca ekstrem di area hulu sungai lereng Gunung Talamau.
“Kami juga melakukan identifikasi zona bahaya di sempadan sungai dan sempadan lereng,” ujarnya.
Sementara itu, terkait gempabumi, Dwikorita menyampaikan bahwa usai gempa melanda Pasaman Barat, BMKG langsung bergerak melakukan survei untuk memetakan tingkat kerentanan tanah terhadap guncangan gempa yang diverifikasi dengan pemetaan tingkat kerusakan bangunan.
Tingkat kerentanan tanah dipetakan dengan melakukan pengukuran terhadap berbagai jenis tanah dan batuan di sekitar pusat gempa.
BMKG juga terus memonitor dan memetakan gempa-gempa susulan, untuk memperkirakan kapan gempa susulan akan berakhir.
Hasil survei disiapkan untuk direkomendasikan kepada Pemerintah Daerah, agar secara ketat memperhatikan "building code" untuk standard bangunan tahan gempa, terutama pada zona-zona yang rentan mengalami guncangan gempa.
Dari hasil pengukuran tersebut, selanjutnya akan dipetakan secara faktual zona mana saja yang rentan mengalami guncangan kuat di kemudian hari.
“Nantinya akan terverifikasi, mana-mana daerah dengan tingkat kerentanan atau guncangan tinggi, menengah, dan rendah, sebagai informasi bagi pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan kembali wilayah,” terangnya.
Dalam kesempatan tersebut, Dwikorita juga mengimbau kepada para korban gempa untuk kembali ke rumah masing-masing apabila kondisi rumah masih utuh dan berkategori layak huni, serta rumah tersebut berada di luar zona 200 meter dari tepi sungai, mengingat gempa-gempa susulan yang terjadi usai gempa utama semakin melemah.
“Tidak usah percaya hoaks atau kabar bohong yang sengaja disebarkan untuk menakut-nakuti masyakarat. Pastikan informasi yang diperoleh valid langsung dari BMKG. Silahkan pantau terus kanal-kanal komunikasi BMKG. Bukan hanya update soal gempa, namun juga kondisi cuaca dan peringatan dini,” pungkasnya. (H-2)
Jika para pihak ada yang melapor, Bawaslu tidak boleh melarang para pihak untuk mengajukan keberatan.
SATU korban jiwa gempa bumi magnitudo 6,1 Sumatra Barat kembali ditemukan oleh tim gabungan pada hari ini, Minggu (27/2). Atas penemuan itu, maka jumlah korban meninggal dunia menjadi 11 orang.
WARGA yang tertimpa timbunan runtuhan Masjid Raya Kajai di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, berhasil dievakuasi, namun sudah dalam keadaan meninggal dunia
TERCATAT 6.002 warga Sumatra Barat mengungsi akibat dampak gempa M6,1 yang terjadi pada Jumat (25/2), pukul 08.39 WIB.
Dari hasil kaji cepat dan pemetaan, fenomena yang terjadi di Pasaman dipastikan bukan likuefaksi. Namun, banjir lumpur akibat longsor yang terjadi di hulu.
Human Initiative Bukit Tinggi bersama para relawan berkunjung ke Camp Sementara Penyintas Gempa Pasaman Barat di Desa Kejari, Pasaman Barat, Sumatera Barat.
PEMERINTAH Kota Padang Panjang menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di Gedung M Sjafei, kemarin.
Kerja sama yang solid antara semua pihak sangat diperlukan untuk menjaga kelancaran proses pemilu
KPU Kabupaten Pasaman Barat (Sumatera Barat) menetapkan pasangan calon (paslon) nomor urut 1, Yulianto-M Ihpan sebagai peraih suara terbanyak Pilkada 2024
Mahkamah Konstitusi menolak dua permohonan perselisihan Pemilihan Umum Bupati dan Wakil Bupati Pasaman Barat Tahun 2024.
Anies Baswedan, secara resmi memberangkatkan Satgas Kolaborasi Kemanusiaan untuk membantu korban gempa bumi di Pasaman Barat, Sumatera Barat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved