Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati meminta pengelola Yogyakarta International Airport (YIA) PT Angkasa Pura I memperbanyak rambu peringatan bencana dan petunjuk jalur evakuasi.
Langkah ini sebagai salah satu upaya pengurangan risiko bencana alam. Penumpang maupun mereka yang tengah berada di bandara, kata dia, akan jauh lebih waspada dan siap siaga, mengingat kawasan YIA merupakan kawasan rawan gempa bumi dan tsunami.
“Semakin banyak rambu, maka semakin baik. Orang bingung kalau bencana tidak jelas lokasi evakuasinya karena tidak ada tanda atau rambu,” kata Dwikorita mengingatkan pengelola Bandara YIA terkait pentingnya rambu tanda evakuasi yang jelas dan mudah dipahami pengguna airport.
Dwikorita menyebut, jika tanda atau rambu-rambu yang terpasang tidak jelas, maka ketika terjadi bencana gempa bumi atau tsunami, pengguna bandara akan panik dan bukan tidak mungkin berada di lokasi evakuasi yang salah. Alih-alih selamat, kondisi ini justru akan menyebabkan jatuhnya korban.
Hal yang tidak kalah penting diingatkan Kepala BMKG, yaitu titik kumpul evakuasi harus benar-benar aman dan memadai sehingga tidak terjadi kepadatan. Jalur menuju titik evakuasi juga sebaiknya tak menciptakan efek sumbatan leher botol (neck bottle) yang bisa membuat kepadatan orang secara berlebih pada satu titik.
“Seluruh kawasan bandara sebaiknya memang ada rambu, termasuk di dalam area dalam ruangan atau terminal tunggu penumpang, dan juga di luar gedung bandara. Tinggal sesuaikan saja dengan dekorasinya. Yang penting rambu tersebut harus jelas dan gampang terlihat semua pengguna bandara,” imbuhnya.
Dwikorita menerangkan, ada perbedaan rambu evakuasi antara kebakaran dan tsunami. Jika kebakaran seluruh pengguna bandara diminta untuk berlari keluar, maka sebaliknya jika terjadi tsunami maka pengguna bandara harus masuk ke dalam gedung dan naik ke atas ke Lantai Mezanin dan Lantai 2 gedung.
Dwikorita menyebut bahwa bangunan Yogyakarta International Airport didesain tahan gempa hingga 8,8 magnitudo dan tsunami setinggi 12 meter.
"Rambu evakuasi kebakaran warnanya hijau, sementara evakuasi tsunami berwarna orange dengan gambar gelombang. Tindakan atau sikap yang diambil dari kedua rambu tersebut berlawanan arahnya, saat terjadi kebakaran evakuasi menggunakan rambu hijau dengan panah ke arah luar, namun saat Sirine Peringatan Dini Tsunami terdengar, evakuasi menggunakan rambu oranye bergambar gelombang yang mengarah ke dalam gedung dan naik ke atas. Tidak masalah jika kedua jenis rambu ditempatkan berdekatan, yang penting harus jelas terlihat dan diberikan sosialisasi penjelasan pemahamannya ke pengguna dan pengunjung Bandara. Rambu seperti itu sudah lazim dipasang di beberapa hotel dan kawasan wisata di Nusa Dua dan Kuta Bali" ujarnya.
Menanggapi hal itu, Airport Safety Risk and Performance Management Senior Manager Bandara YIA, R Bambang Triyono, mengatakan pihaknya sudah memasang sejumlah rambu evakuasi. Beberapa rambu, kata dia, berada di dalam maupun di luar gedung. Kendati begitu, pengelola YIA akan menambahkan sejumlah rambu, terutama terkait evakuasi tsunami, karena memang rambu yang sudah ada saat ini adalah rambu untuk kebakaran atau kedaruratan selain tsunami. “Karena rambu tsunami merupakan rambu yang tidak umum terpasang di dalam gedung,” kata dia.
Bambang mengatakan, pihaknya menerima masukan dari Kepala BMKG untuk meningkatkan rambu evakuasi, terutama di titik-titik yang telah terpasang rambu evakuasi kebakaran, gempa serta sejumlah titik kumpul.
“Dalam waktu secepatnya kami akan melengkapi rambu-rambu yang kurang tersebut. Untuk kendala kami menyesuaikan bentuk ‘signage’ agar tetap komunikatif namun tidak merusak estetika. Termasuk video animasi untuk evakuasi yang memang sudah kami rencanakan. Dan tentunya disesuaikan dengan prosedur yang juga akan kami update bersama pihak BMKG,” katanya.
Dengan terpasangnya rambu-rambu tersebut, kata dia, akan memudahkan pengguna bandara YIA dalam proses evakuasi jika terjadi bencana seperti tsunami. Dan menjadikan bandara YIA sebagai percontohan Bandara yang lengkap dalam penanganan bencana gempa dan tsunami. (OL-12)
Bandara IGA Istanbul, yang dibuka tahun 2018, dinyatakan sebagai bandara dengan konektivitas terbaik di dunia, menurut data dari firma analisis penerbangan Cirium.
Sheraton Jakarta Soekarno Hatta mudah diakses melalui jalan raya bandara dan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta, menuju dan dari pusat kota Jakarta.
Studi Kepuasan Bandara Amerika Utara 2024 dari JD Power menunjukkan Bandara Internasional Minneapolis-Saint Paul (MSP) adalah yang paling memuaskan di kategori bandara besar.
Kementerian Perhubungan menyebut ada 287 bandar udara (bandara) di Indonesia pada 2021, namun tidak semuanya aktif.
Novotel Ibis Yogyakarta International Airport (YIA) Kulon Progo telah berhasil menarik perhatian para wisatawan sebagai salah satu akomodasi paling nyaman.
Di hari pertama beroperasi penuh, BIJB Kertajati sudah melayani hingga 20 penerbangan domestik maupun internasional.
Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat merupakan dua provinsi yang menerapkan kebijakan tes PCR bagi penumpang pesawat yang akan berkunjung.
Sejak hari pertama PPKM darurat pada Sabtu (3/7), trafik penumpang mengalami tren penurunan, dari 85.256 penumpang, kemudian menurun ke 73.214 pergerakan penumpang pada 4 Juli.
AP I optimistis kebijakan ini akan berdampak positif bagi peningkatan trafik penumpang dan penerbangan, yang kemudian mendorong pemulihan industri aviasi dan pariwisata.
Sebanyak 366 penumpang jamaah umrah diberangkatkan dalam penerbangan perdana dengan menggunakan pesawat Lion Air jenis Airbus A330-300 dengan nomor penerbangan JT 1100
Selama periode Angkutan Lebaran dari 25 April - 10 Mei 2022, seluruh bandara yang dikelola Angkasa Pura I diperkirakan akan melayani hingga 2,3 juta penumpang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved