Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

BPOM Tegaskan Keamanan Kemasan Galon Polikarbonat yang Digunakan Berulang

Mediaindonesia.com
30/1/2022 20:20
BPOM Tegaskan Keamanan Kemasan Galon Polikarbonat yang Digunakan Berulang
Sejumlah warga terdampak bencana likuifaksi antre mengisi galon dengan air minum di Kamp Pengungsi Terpadu Kelurahan Petobo, Palu, Sulteng.(Antara/Basri Marzuki.)

BADAN Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) kembali menegaskan tentang keamanan kemasan galon guna ulang berbahan polikarbonat. Pernyataan yang dimuat dalam situs resmi BPOM pada Senin (24/1) ini memperkuat pernyataan Menteri Kesehatan yang menegaskan keamanan galon polikarbonat.

Dalam tautan situ resmi BPOM (https://pom.go.id/new/view/more/klarifikasi/126/PENJELASAN-BADAN-POM-RI-Tentang-Kandungan-Bisfenol-A--BPA--pada-Kemasan-Galon-AMDK--Yang-Digunakan-Secara-Berulang.html), otoritas pengawas keamanan pangan negara ini menegaskan kembali seputar keamanan galon polikarbonat. Dalam tautan resminya tersebut, BPOM menanggapi informasi yang beredar bahwa kandungan bisfenol A (BPA) pada kemasan galon air minum dalam kemasan (AMDK) yang digunakan secara berulang dapat berpengaruh terhadap kesehatan. 

Terkait hal itu, Badan POM memandang perlu memberikan penjelasan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil pengawasan Badan POM terhadap kemasan galon AMDK yang terbuat dari polikarbonat (PC) selama lima tahun terakhir menunjukkan bahwa migrasi BPA di bawah 0,01 bpj (10 mikrogram/kg) atau masih dalam batas aman.

2. Untuk memastikan paparan BPA pada tingkat aman, Badan POM telah menetapkan Peraturan Nomor 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan. Peraturan ini mengatur persyaratan keamanan kemasan pangan termasuk batas maksimal migrasi BPA maksimal 0,6 bpj (600 mikrogram/kg) dari kemasan PC. 

3. Kajian Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA) menyatakan belum ada risiko bahaya kesehatan terkait BPA karena data paparan BPA terlalu rendah untuk menimbulkan bahaya kesehatan. EFSA menetapkan batas aman paparan BPA oleh konsumen adalah 4 mikrogram/kg berat badan/hari. Sebagai ilustrasi, seseorang dengan berat badan 60 kg masih dalam batas aman jika mengonsumsi BPA 240 mikrogram/hari. Penelitian tentang paparan BPA (Elsevier, 2017) menunjukkan kisaran paparan sekitar 0,008-0,065 mikrogram/kg berat badan/hari sehingga belum ada risiko bahaya kesehatan terkait paparan BPA.

4. Beberapa penelitian internasional juga menunjukkan penggunaan kemasan PC termasuk galon AMDK secara berulang tidak meningkatkan migrasi BPA.

Penjelasan BPOM itu memperkuat pernyataan Menteri Kesehatan dan para ahli keamanan pangan, pakar kesehatan, dan pakar polimer dari berbagai universitas. Selain Kemenkominfo yang sudah mengategorikan informasi bahaya BPA pada galon polikarbonat sebagai hoaks disinformasi, dunia kedokteran dan pakar kimia pun memberikan pendapatnya terkait BPA yang terdapat dalam galon guna ulang ini. Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP mengatakan belum ada bukti air galon guna ulang menyebabkan penyakit kanker. 

Menurutnya, 90%-95% kanker berasal dari lingkungan atau environment. "Itu kebanyakan karena paparan-paparan gaya hidup seperti kurang olahraga dan makan makanan yang salah, merokok, dan lain sebagainya. Jadi belum ada penelitian air galon itu menyebabkan kanker," ujarnya. 

Dr. M. Alamsyah Aziz, SpOG (K), M.Kes., KIC, dokter spesialis kandungan yang juga Ketua Pokja Infeksi Saluran Reproduksi Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), mengatakan sampai saat ini dirinya tidak pernah menemukan ada gangguan terhadap janin karena ibunya meminum air galon. Karenanya, dia meminta para ibu hamil agar tidak khawatir menggunakan kemasan AMDK galon guna ulang yang dinilai aman sekali dan tidak berbahaya terhadap ibu maupun pada janinnya. 

DR Ahmad Zainal, pakar polimer dari ITB, juga menyayangkan narasi yang salah dalam memahami kandungan BPA dalam galon guna ulang berbahan polikarbonat (PC) yang dihembuskan pihak-pihak tertentu akhir-akhir ini. Sebagai pakar polimer, dia melihat PC merupakan bahan plastik yang aman.

Ahmad Zainal mengatakan antara BPA dan PC merupakan dua hal berbeda. Banyak orang salah mengartikan antara bahan kemasan plastik polikarbonat dan BPA sebagai prekursor pembuatnya. Menurutnya, beberapa pihak sering hanya melihat dari sisi BPA-nya yang disebutkan berbahaya bagi kesehatan tanpa memahami bahan bentukannya yaitu polikarbonatnya yang aman jika digunakan untuk kemasan pangan.

Menurutnya, BPA memang ada dalam proses untuk pembuatan plastik PC. Dia mengibaratkannya garam NaCl (Natrium chlorida). Masyarakat bukan mau menggunakan klor yang menjadi bahan pembentuk garam itu, tetapi yang digunakan yakni NaCl yang tidak berbahaya jika dikonsumsi. "Jadi dalam memahami ini, masyarakat harus pandai mengerti agar tidak dibelokkan oleh informasi yang bisa menyesatkan dan merugikan," kata Zainal. 

Baca juga: Erick Thohir Minta Masyarakat Tidak Panik Hadapi Gelombang Ketiga Covid-19

Dia juga berharap berita-berita yang terkait BPA galon guna ulang harus dijelaskan secara ilmiah dan jangan dikontroversikan menurut ilustrasi masing-masing yang bisa menyesatkan. "Jadi, harus dengan data ilmiah sehingga masyarakat kita akan memahami dan bisa mengambil keputusan sendiri," ujarnya. (RO/OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya