Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan, mitigasi bencana dengan kearifan lokal pada dasarnya dimiliki semua daerah, namun belum terdokumentasikan dengan baik.
"Untuk mitigasi dengan kearifan lokal pada dasarnya hampir semua daerah, akan tetapi belum terdokumentasikan dengan baik sehingga belum bisa menjadi literasi dan pembelajaran secara masif," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari kepada Media Indonesia, Jumat (28/1).
Ia menjelaskan, sejumlah wilayah diantaranya Aceh telah mengenal smong untuk tsunami. Selain itu, di Nias mengenal Omo Hada sebagai bangunan tahan gempa, dan masih sangat banyak lagi bentuk-bentuk kearifan lokal di tiap-tiap daerah sesuai dengan karakteristik bencana di daerah tersebut.
Ia menyatakan, BNPB tentu saja memandang penting hal mengenai literasi kebencanaan khususnya kearifan lokal ini.
"Untuk itu kita sudah menyiapkan dan terus mengumpulkan literasi kebencanaan baik itu dari catatan-catatan kuno di dalam negeri hingga di luar negeri, termasuk dari foklore dari daerah-daerah kita di nusantara," ucapnya.
Ia menyatakan, bencana adalah peristiwa yang berulang, pada dasarnya kita hidup diantara kejadian bencana yang terjadi di masa lalu dan mempersiapkan diri untuk menghadapi bencana di masa depan.
Baca juga : Tracing secara Rutin Kunci Cegah Terjadi Klaster Sekolah
"Artinya memang literasi bencana berbasis kearifan lokal ini sangat penting dan BNPB menjadikan hal ini sebagai prioritas dan bagian penting dalam mitigasi bencana di Indonesia," pungkasnya.
Sementara itu, Ahli Tsunami Perekayasa BRIN, Widjo Kongko mengatakan, mengatasi bencana di Indonesia seharusnya memang banyak melibatkan banyak sektor hingga perlu penguatan serta sinergisitas semua pihak.
Dia menekankan, pulau-pulau kecil di Indonesia juga rentan dengan ancaman bencana apalagi dengan terbatasnya akses, energi, transportasi hingga komunikasi.
"Seperti survei kita 2010 di Mentawai bagaimana di sana kita mendapatkan secara informasi daerah yang terdampak, kita begitu sulit mengakses dan ini meningkatkan kerentanan," paparnya.
Kepulauan besar atau kecil di Indonesia terletak di daerah sumber gempa dan tsunami. Terlebih di pulau kecil terbatas infrastruktur sehingga menimbulkan kerentanan. Maka peningkatan kapasitas dan manajemen bencana secara terpadu berbasis komunitas dan kearifan lokal diperlukan meningkatkan resiliensi.
"Ancaman bencana sudah ada dari dulu, artinya kearifan lokal juga sudah ada sejak dahulu namun bagaimana memanfaatkan kearifan lokal itu dalam konteks mitigasi ke depannya," pungkasnya. (OL-7)
BNPT bersama FKPT Provinsi Bali menyelenggarakan Lomba Gelar Budaya bertajuk Suara Damai Nusantara (SUDARA) guna memperkuat ketahanan siswa-siswi tingkat SMP dan SMA/sederajat
Melalui Five Destination Series, Savis Tea menyajikan lima varian teh yang masing-masing membawa rasa, aroma, dan karakter destinasi-destinasi eksotis Indonesia.
Saat ini Pemkab Samosir, kata dia, masuk dalam tahap finalisasi RPJMD 2025-2029 dengan visi Samosir unggul, inklusif dan berkelanjutan.
Kementerian Pariwisata RI, lanjut dia, berkomitmen mendukung pariwisata daerah, dan melalui kegiatan ini diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan promosi dalam memasarkan event,
Lomba balap traktor ini merupakan kearifan lokal yang dilakukan setiap awal tanam padi sebagai bentuk rasa syukur.
KEMANDIRIAN masyarakat di setiap daerah harus didorong untuk bisa tercapai. Salah satu cara paling relevan dan efektif adalah dengan memanfaatkan kearifan lokal.
BNP segera melaksanakan arahan dari Presiden Prabowo Subianto dengan melakukan koordinasi lintas kementerian dan lembaga untuk mempercepat penanganan darurat karhutla di Kalimantan Barat.
BNPB meminta warga Kabupaten Flores Timur untuk tidak kembali ke kampung halaman atau kawasan rawan bencana (KRB) menyusul erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki
Pemerintah Provinsi Kalbar mencatat luas area terdampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah tersebut mencapai 1.149,02 hektare, per 31 Mei 2025.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat di wilayah pesisir untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa dan tsunami yang dapat terjadi kapan saja.
Sasaran target OMC pada awan potensial di atas areal gambut yang rawan terbakar, di antaranya di atas lahan gambut di Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjungjabung Timur
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Abdul Muhari meminta masyarakat untuk tidak meremehkan tsunami 50 cm akibat gempa Rusia karena tetap bisa membunuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved