Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
POPULASI Anggrek Kantung (Paphiopedilum javanicum) di alam semakin berkurang. Eksploitasi yang tidak terkendali telah menyebabkan tanaman tersebut kian terancam.
Usaha perbanyakan jenis anggrek ini pun telah dilakukan Peneliti Kebun Raya Bali BRIN untuk mengembalikan populasinya di alam. Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga telah menetapkan melalui PerMen LHK No.106 tahun 2018 sebagai anggrek yang dilindungi.
Hal tersebut menyebabkan Anggrek Kantung tidak diperkenankan dikirim keluar dari negara asalnya untuk keperluan komersial. Sedangkan untuk tujuan penelitian diperkenankan. Syaratnya, harus mengikuti prosedur resmi dan pengawasan yang sangat ketat dari pihak terkait.
Kebun Raya Bali BRIN telah berhasil mengkonservasi Anggrek Kantung endemik Bali yang diambil dari habitat aslinya di lereng Bukit Pengelengan, Bedugul Bali. Menurut Gede Tirta, peneliti anggrek di Kebun Raya Bali, Bukit pengelengan merupakan habitat alami bagi Anggrek Kantung jenis P. javanicum. “Di Bukit Pengelengan merupakan habitat alaminya,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Minggu (23/1).
Tirta menjelaskan, beberapa kali telah memonitor keberadaan anggrek tersebut. Awalnya ditemukan lokasi yang banyak ditumbuhi P. javanicum namun pada monitoring terakhir jenis anggrek tersebut tenyata sudah tidak ditemukan lagi pada lokasi yang sama.
“Sepertinya sudah dipanen oleh para pengumpul anggrek, tanpa menyisakan satu pun anakannya. Ini tantangan bagi kami peneliti untuk mengembalikan populasi dan menjaga kelestarian anggrek tersebut di alam, ” jelasnya.
Sejak tahun 2007, Ema Hendriyani peneliti anggrek di Kebun Raya Bali juga telah melakukan penelitian perbanyakan Anggrek Kantung jenis P. javanicum. Perbanyak yang ia lakukan menggunakan teknik kultur jaringan. “Pada tahun 2012 anakan dari hasil kultur jaringan memasuki tahap aklimatisasi,” imbuhnya.
Diterangkannya, aklimatisasi adalah proses adaptasi suatu organisme terhadap suatu lingkungan baru yang akan dimasukinya. “Nah, pada proses aklimatisasi ini anakan P. javanicum tidak mengalami pertumbuhan yang sangat baik,” jelasnya.
Menindaklanjuti temuan tersebut, Ema bersama beberapa rekan melanjutkan penelitian untuk meningkatkan pertumbuhan anakan pada proses aklimatisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemupukan cair terhadap pertumbuhan vegetatif anakan P. javanicum selama tahap aklimatisasi.
Pupuk cair Beyonic StarTmik diberikan dengan lima dosis berbeda yang dianggap sebagai perlakuan 0, 10, 20, 30 dan 40 mL. Sebanyak 10 anakan untuk setiap perlakuan dianggap sebagai ulangan. Dalam penelitian ini diamati pertumbuhan vegetatif P. javanicum dengan parameter kuantitatif dan kualitatif.
Data kuantitatif dianalisis dengan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan, persentase kelangsungan hidup anakan yang tinggi diamati sebesar 98% dan dosis pupuk cair 30 mL memberikan pertumbuhan vegetatif anakan P. javanicum yang optimal dengan tinggi rata-rata 2,2 cm dan jumlah daun 13 buah.
“Dari hasil penelitian kami mendapati penurunan persentase kelangsungan hidup tanaman pada minggu ke enam setelah dikeluarkan dari botol kultur,” bebernya.
Dia mengatakan daun yang layu dan menjadi kering disebabkan karena anakan tidak mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan selama tahap aklimatisasi. Salah satu karakter anakan hasil kultur jaringan (in vitro) adalah ketidaklengkapan fungsi stomata dan kutikula daun.
Hasil penelitian tersebut telah diterbitkan pada Jurnal Biodjati 4(2):291-297, November 2019 dengan judul GROWTH OF SLIPPER ORCHID Paphiopedilum javanicum (Reinw. ex Lindl.) Pfitzer DURING ACCLIMATIZATION STAGE .
“Tentunya jika kita telah berhasil menemukan cara perbanyakan P. javanicum , kita bisa mengembalikannya ke habitat aslinya sehingga jenis anggrek ini akan lestari di alam. Informasi dan data yang lebih lengkap untuk perlakuan anakan P. javanicum dapat dibaca di jurnal yang telah terbit,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Paphiopedilum javanicum dikenal dengan sebutan Anggrek Kantung atau Anggrek Selop. Penyebutannya merujuk pada bentuk bibir bunga yang termodifikasi menyerupai sebuah kantung atau selop. Karakter unik inilah yang menjadikannya sangat diminati oleh para pecinta anggrek.(H-2)
Daun kelor kering sebanyak 100 gram diketahui mengandung senyawa protein 2 kali lebih tinggi daripada yoghurt, vitamin A yang 7 kali lebih tinggi daripada wortel.
PENELITI Pusat Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional (PRBBOT) BRIN Suharmiati mengungkapkan khasiat ramuan tradisional Madura baik untuk kesehatan perempuan.
Potensi terjadinya gempa bumi serupa di Kabupaten Garut Jawa Barat dengan magnitudo lebih besar bisa terjadi karena lempeng Australia ada sepanjang selatan Pulau Jawa.
BRIN menggelar diskusi kelompok terarah (FGD) untuk mendapatkan gambaran soal masalah stunting terkini di Jawa Barat,
Ini merupakan inisiatif strategis untuk memperkenalkan AI for Smart-X (AISX) sebagai pusat kolaborasi riset baru yang akan menjadi penggerak utama dalam pengembangan kecerdasan buatan
Kabupaten Bandung mencatatkan skor tinggi dalam berbagai pilar penting seperti pertumbuhan ekonomi, sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, kelembagaan, inovasi dan teknologi.
Kembang turi adalah kembang berwarna merah atau putih dari tumbuhan yang disebut turi. Tanaman ini sering digunakan sebagai tanaman hias untuk mempercantik rumah dan taman.
Pameran dan kontes Jakarta Plant Market (JPM) digelar di Taman Anggrek Ragunan, Jakarta Selatan, pada 29-31 Juli 2022.
Sinar Mas Land memberikan pelatihan melalui program Kemitraan Pertanian Lokal bagi petani setempat di Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Bertempat di Princess of Wales Conservatory, para pengunjung akan disambut dengan suhu yang hangat dan lembab seakan melakukan teleportasi ke Indonesia.
TIM dokter di Manchester, Inggris, mulai memberikan resep tanaman untuk proses penyembuhan pasien yang mengalami gangguan kecemasan, depresi, dan kesepian.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved