Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
DIREKTORAT Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, KLHK, bekerjasama dengan International Tropical Timber Organization (ITTO) dan Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Sumatera mendorong peran serta masyarakat dalam pencegahan karhutla melalui penyelenggaraan kegiatan Pelatihan Praktik dan Pembangunan Demplot Penyiapan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) di Desa Jejawi, Kabupaten OKI dan Kelurahan Gelumbang, Kabupaten Muara Enim Sumatra Selatan.
Pelatihan ini dimaksudkan untuk memberikan alternatif penyiapan lahan bagi masyarakat di tengah kebijakan melakukan pembakaran lahan, serta sebagai bentuk edukasi bagi masyarakat dalam mendukung pencegahan karhutla.
Baca juga: Ridwan Kamil: Kelas Bisnis Digital Perkuat Fondasi Hadapi Disrupsi 4.0
Kegiatan ini dilaksanakan dengan dua pelatihan yaitu praktik PLTB dan pembangunan demplot PLTB, dengan total jumlah peserta pelatihan sebanyak 60 orang, yang berasal dari unsur Masyarakat Peduli Api/masyarakat lokal, tokoh masyarakat, Manggala Agni, Babinsa, Babhinkamtibmas, dan pemerintah desa.
Tidak ketinggalan, kegiatan ini juga melibatkan BPBD, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Koperasi/UKM, Dinas Lingkungan Hidup, dan Dinas Perkebunan, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), Pemerintah Desa, Polri, dan TNI.
Selain melibatkan instansi pemerintahan setempat, kegiatan pelatihan juga mengundang mitra perusahaan/swasta untuk turut terlibat dalam program pemberdayaan masyarakat dan pencegahan karhutla.
Pelibatan para pihak tersebut dimaksudkan untuk mendorong partisipasi dan kontribusinya lebih lanjut dalam rangka keberlanjutan pelaksanaan kegiatan pembangunan demplot PLTB yang mendukung pencegahan karhutla.
Anis Susanti Aliati, Kepala Sub Diretorat Pencegahan Karhutla, menyampaikan perubahan paradigma pemerintah dalam pengendalian karhutla, belajar dari kejadian masif 2015.
Di mana perubahan paradigma tersebut tidak lagi menitikberatkan pada upaya pemadaman, namun lebih mengedepankan pencegahan karhutla serta pelibatan semua pihak dalam pengendalian karhutla, termasuk masyarakat lokal.
Anis juga menambahkan bahwa hampir 99% penyebab karhutla di Indonesia berkaitan dengan aktivitas manusia (antropogenik). Salah satu bentuknya, antara lain berupa praktik penyiapan/pengolahan lahan dengan melakukan pembakaran. Sejalan dengan arahan Presiden terkait mengedepankan aspek pencegahan, adanya suatu alternatif penyiapan lahan tanpa bakar yang ramah lingkungan menjadi suatu keniscayaan.
”Sejalan dengan arahan Presiden untuk selalu mengedepankan aspek pencegahan, pemerintah tidak hanya memberikan larangan membakar, namun juga berupaya menawarkan suatu alternatif penyiapan lahan tanpa bakar yang ramah lingkungan," kata Anis dalam keterangan resmi, Selasa (11/1).
Ia mengungkapkan, pelaksanaan kegiatan pelatihan praktik dan pembangunan demplot PLTB tersebut hendaknya dapat dilakukan secara sungguh-sungguh dan komitmen tinggi, melibatkan sinergi dan kolaborasi para pihak.
Selain itu, perlu dilakukan pendampingan secara kontinyu, sehingga bisa memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan. Terlebih lagi bisa sebagai kegiatan percontohan yang ke depannya bisa di replikasi di tempat lain.
Kepala Balai PPIKHL Wilayah Sumatera, Ferdian Krisnanto, juga menyampaikan apresiasi dan keterlibatan para pihak dalam penyelenggaraan pelatihan praktik PLTB bagi masyarakat dan pembangunan demplot PLTB.
Ferdi mengawali sambutannya dengan menyampaikan filosofi bahwa keinginan untuk mencapai suatu perubahan yang besar, harus dimulai dengan membulatkan tekad, meluruskan hati dan memperluas pengetahuan secara mendalam.
Ferdi mengingatkan dampak karhutla dan perubahan iklim yang sudah terlihat nyata, salah satunya akibat aktivitas manusia sendiri.
Kondisi gambut yang rusak dan terbakar, menghilangkan fungsi gambut sebagai penyimpan air dan pada saat musim kemarau ketika kondisi kering-tidak ada air, kondisi gambut tersebut menjadi sangat rawan kebakaran.
Di tengah kebijakan pemerintah terkait larangan melakukan pembakaran, praktik PLTB ini bisa menadi salah satu alternatif dalam penyiapan lahan bagi masyarakat, dan mampu menjadi salah satu solusi permanen dalam pengendalian karhutla.
”Upaya perlindungan lingkungan tersebut merupakan tanggung jawab semua pihak. Dengan adanya pelatihan praktik dan pembangunan demplot PLTB ini, kita kuatkan niat dari awal, dimulai dengan melakukan hal-hal yang sederhana dari kita sendiri, serta menumbuhkan kembali semangat gotong royong diantara kita, sehingga kegiatan ini pasti akan memberikan manfaat dalam mendukung upaya pencegahan karhutla,” imbuh Ferdian.
Sementara itu, mewakili Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten OKI, Fahrul, mengawali sambutannya dengan menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap pelaksanaan kegiatan pelatihan dan pembangunan demplot PLTB.
Sejalan dengan arahan Presiden untuk menitikberatkan pada upaya pencegahan dan menekan seminimal mungkin pemadaman karhutla, menjadi salah satu bentuk antisipasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
”Masyarakat, Manggala Agni dan para pihak lain bisa berpartisipasi secara aktif dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti pelatihan praktik dan pembangunan demplot PLTB ini, sehingga mampu meningkatkan kapasitas dan kesiapan dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan," tandas Fahrul.
Iwan Setiawan, mitra swasta dari APHI, menyampaikan apresiasi terhadap pelaksanaan kegiatan ini dan mengingatkan pentingnya sinergi semua pihak, baik pemerintah, swasta, masyarakat dan para pihak terkait lainnya, secara bersama-sama dan kolaboratif mendukung solusi permanen dalam menekan terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
”Kebakaran hutan dan lahan ini merupakan musuh bersama, sehingga dengan sinergi dan kolaborasi semua pihak, ke depan dapat menekan dan menghilangkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang sampai saat ini masih sering terjadi”, ungkap Iwan.
Sementara itu Koordinator Kegiatan ITTO Fire Project PP-A/56-340-1, Irfan Malik, dalam sambutannya menyampaikan bahwa dampak kebakaran hutan dan lahan, baik secara langsung dan tidak langsung, juga sangat mengancam keberadaan dan keberlangsungan sumber daya hutan tropis.
Dan melalui Kegiatan Kerjasama KLHK-ITTO PP-A/56-340-1 Capacity Building on Forest and Land Fire Management in Indonesia menunjukan komitmen ITTO turut serta dalam upaya penanganan kebakaran hutan dan lahan, khususnya di daerah tropis dan Indonesia.
Lebih lanjut Irfan menerangkan bahwa Kegiatan Kerja sama ITTO bertujuan untuk meningkatkan kapasitas tehnik dan manajemen para pihak (masyarakat, Manggala Agni, dan instansi pemerintah) dalam mendukung upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
Khusus untuk kegiatan pelatihan praktik dan pembangunan demplot PLTB ini, para peserta akan diberikan pengetahuan dan keterampilan praktik PLTB, mencakup teknologi arang terpadu (asap cair, arang dan kompos) serta praktik aplikasi di lahan, termasuk monitoring dan evaluasinya. Dalam penyampaian substansi kegiatannya melibatkan Tim Ahli Peneliti dari KLHK.
Pada kesempatan tersebut, juga dilakukan penyerahan bantuan peralatan kepada kelompok Masyarakat Peduli Api yang diterima secara simbolis oleh Kepala Desa Jejawi, berupa alat pembuatan asap cair dan arang, pompa air, alat semprot (sprayer), serta set peralatan pertanian untuk mendukung implementasi penyiapan lahan tanpa bakar.
Dalam keseluruhan pelaksanaan kegiatan selalu dikoordinasikan dengan Satuan Tugas pencegahan Covid-19 dan mengedepankan protokol 5M, terutama memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, serta pelaksanaan tes swab antigen. (OL-6)
‘’Kolaborasi, termasuk dengan kerja sama dengan pihak swasta menjadi kunci untuk membangun sistem pengelolaan sampah yang efektif, bernilai ekonomis dan ramah lingkungan,”
KEPALA Subdit Ditjen KLHK Yuli Prasetyo Nugroho menuturkan terdapat beberapa kearifan lokal dari masyarakat adat yang dapat menjadi contoh dalam pengelolaan sampah sisa makanan (food waste).
Kayu itu dikumpulkan untuk kemudian direbus. Sebanyak 10 kg kayu mangrove, direbus dengan 10 liter air untuk menghasilkan 7 liter cairan tinta.
Program pembagian bibit pohon gratis yang digagas KLHK menjadi langkah penting dalam upaya pelestarian lingkungan di Indonesia.
Dalam mengelola sampah kemasan, GCPI bekerja sama dengan Indonesia Packaging Recovery Organisation (IPRO),
Pendanaan konservasi ini memerlukan anggaran besar sehingga memerlukan kontribusi semua pihak untuk menutup gap antara anggaran dengan kebutuhan yang tersedia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved