Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
PERKEMBANGAN teknologi berlangsung sangat cepat, dan telah serta akan mempengaruhi kehidupan masyarakat, termasuk di dunia pendidikan. Salah satu bekal pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan di masa depan adalah Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM).
Pembelajaran STEM dan Internet of Things (IoT) sejak level Sekolah Dasar dapat menjadi dasar yang kuat bagi pengembangan berbagai kompetensi yang diperlukan di masa depan. Hal inilah yang mendorong Universitas Tarumanagara (Untar) melakukan pendampingan terhadap para guru untuk meningkatkan kemampuan.
Pendampingan tersebut dilakukan tim dari Untar di Kabupaten Belitung, Bangka Belitung, 16 Desember 2021. Tim tersebut terdiri dari dosen yaitu Sri Tiatri dan Dr. Fransisca Iriani Roesmala Dewi, serta mahasiswa Untar yakni Felicita Mauli, Desella Chandra, Claudia Fiscarina, dan Layla Adilla Ramdhani.
Pendampingan ini merupakan bagian dari pelaksanaan kegiatan Bantuan Pendanaan Program Penelitian Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka dan Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Hasil Penelitian Perguruan Tinggi Swasta 2021 yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek.
"Kami memberi pendampingan kepada guru Sekolah Dasar di Kabupaten Belitung dalam mengembangkan pembelajaran STEM menggunakan IoT," jelas Koordinator Tim Pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat Untar, Ir. Jap Tji Beng, MMSI., Ph.D dalam keterangan yang diterima, Kamis (30/12).
Dikatakan, penting bagi guru dan siswa untuk mengetahui bahkan menguasai teknologi yang sedang berkembang. Menghadapi masa depan, jelasnya, generasi muda perlu memiliki bekal kemampuan beradaptasi dan mempelajari hal baru secara cepat, menganalisis fenomena, dan mencari solusi atas permasalahan dalam kehidupan.
"Kami melakukan pertemuan dengan perwakilan 75 sekolah. Tim menyampaikan paparan mengenai IoT sensor lingkungan tumbuhan serta mengajak para guru mendiskusikan pengembangan pembelajaran yang menggunakan IoT tersebut," jelasnya.
"Kegiatan pembelajaran STEM melalui IoT berupa sensor itu perlu dilaksanakan secara berkelompok. Hal tersebut melatih siswa untuk melakukan kolaborasi untuk mengamati, maupun memelihara tanaman itu. Berbasis kegiatan tersebut, kemampuan kolaborasi dapat dilatih," imbuhnya
Dikatakan Tji Beng, para guru sangat antusias karena pembelajaran menggunakan IoT itu dapat menjadi model untuk pelaksanaan pembelajaran yang mengintegrasikan sains, teknologi, rekayasa, dan matematika. Dikatakan, dengan siswa dapat membuat tabel pengamatan terhadap tumbuhan, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, menganalisis permasalahan terkait dengan pertumbuhan itu, dan kreatif mencari solusi atas permasalahan yang dialami. "Melalui kegiatan ini, ketekunan, kerapihan, kecermatan, dapat dilatih," jelasnya.
Para guru yang ikuit dalam kegiatan ini mengaku mendapatkan banyak bermanfaat. "Dengan mengikuti kegiatan ini, semakin banyak variasi pembelajaran yang bisa kami gunakan," ujar guru tersebut
"Saya akan mencoba menerapkan kepada anak-anak. Karena ini sangat bermanfaat sekali untuk memotivasi anak-anak dalam hal bekerja sama, mengetahui hal baru, perkembangan teknologi yang memang sesuai dengan zamannya sekarang ini," ujar guru lainnya. (RO/OL-15)
Program ini bisa dijadikan momentum bagi perguruan tinggi guna membangun sinergi lintas negara dalam bentuk kerja sama akademik internasional.
Perguruan tinggi di Indonesia didorong meningkatkan upayanya dalam internasionalisasi. Ini diwujudkan Fakultas Farmasi Universitas Pancasila dengan universitas dari Filipina.
STIH Adhyaksa telah menjalin kerja sama pula dengan Pemerintah Daerah Probolinggo dan dalam waktu akan menjalan kerja sama dengan Pemerintah Daerah Lahat.
Infrastruktur kampus harus mendukung proses belajar yang adaptif, berbasis teknologi, dan kolaboratif sehingga mampu mencetak lulusan yang siap bersaing secara global.
Menurutnya, pendekatan link and match amat penting agar mahasiswa dan alumni UBSI dapat terserap dengan baik di pasar kerja, terutama dalam skala internasional.
Ajang ilmiah internasional bergengsi ini menjadi puncak rangkaian WSEEC ke-5 yang mengusung format hybrid untuk menjangkau peserta global secara inklusif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved