Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Potensi Gelombang ke-3, Epidemiolog Minta PTMT Dipikirkan Matang

M. Iqbal Al Machmudi
25/12/2021 20:10
Potensi Gelombang ke-3,  Epidemiolog Minta PTMT Dipikirkan Matang
Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman(MI / ADAM DWI.)

EPIDEMIOLOG dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia, Dicky Budiman menilai kewajiban sekolah menyelenggarakan Program Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTM) belum memungkinkan bisa secara 100%.

"Pada ajaran tahun depan ini tampaknya belum memungkinkan kalau harus 100% karena terlalu riskan atau terlalu berisiko," kata Dicky kepada Media Indonesia, Sabtu (25/12).

Yang harus dan bisa dilakukan pada tahap awal adalah tetap dengan cara selang-seling atau 50% dari kapasitas kelas yang dibagi dua sesi.

Meski begitu Dicky menekankan bahwa dalam kaitan adanya ancaman varian baru seperti omikron kemudian dampak dari libur natal dan tahun baru (Nataru) atau potensi gelombang ketiga tahun 2022, pemerintah tetap harus memprioritaskan terselanggaranya PTMT tapi tetap dengan mitigasi yang ketat.

PTMT harus didukung semua pihak dan menjadi prioritas karena begitu pentingnya dampaknya, bukan hanya dalam hal pendidikan saja tapi menyangkut banyak aspek dan juga menyangkut juga generasi penerus bangsa.

Baca juga: Kak Seto: Busana Jadi Salah Satu Faktor Pemicu Kejahatan Seksual

Dicky mengatakan dalam prinsip universal pengendalian pandemi sekolah adalah satu institusi yang harus dijaga keberlangsungannya semaksimal mungkin.

"Kecuali terjadi satu situasi yang sangat buruk sekolah pun menjadi yang paling terakhir ditutup itu prinsip yang yang tidak atau belum berubah hingga saat ini. Termasuk ketika situasi membaik sekolah yang pertama dibuka," ujar Dicky.

Selain itu adanya klaster sekolah yang saat ini terjadi harus dievaluasi kekurangannya. Menurutnya selama ini temuan-temuan dari klaster sekolah belum mengarah dan menghasilkan pada satu analisa temuan informasi yang tuntas lengkap.

Selain itu yang harus juga direspon oleh pemerintah daerah ketika ada penularan kasus di sekolah sementara di laporan komunitas terjadi pelandaian maka ada yang salah dengan laporan dan harus ditinjau kembali.

"Ini yang harus dipahami oleh pemerintah daerah dan itulah sebabnya bukan berarti klaster ini berarti bahwa sekolah nggak aman karena sekolah dibuka, tapi karena ada aktivitas di luar sekolah yang belum terkendali," jelasnya.

Sementara di dalam kasus PTMT sekolah sendiri harus tuntas sekali lagi apa yang menjadi penyebabnya.

Untuk kaitan dengan omikron ini harus terus dimonitor karena perubahan yang terjadi tentu akan menjadi dasar apakah PTMT akan dihentikan sementara atau tidak ini sifatnya sangat dinamis. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya