Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
UNIVERSITAS Pancasila (UP) Jakarta meresmikan penggunaan rumah ibadah bagi agama Budha yaitu Vihara Dhamma Sasana yang berada di lingkungan kampus tersebut sebagai bagian dari upaya toleransi umat beragama.
"Toleransi merupakan bagian dari budaya kita sejak dahulu kala. Untuk itu kita berharap dengan pembangunan sarana ibadah yang berdekatan satu sama lain menumbuhkan saling pengertian dan menghargai yang menimbulkan rasa toleransi umat beragama," kata Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila Siswono Yudohusodo usai melakukan peresmian Vihara Dhamma Sasana yang berada di lingkungan kampus UP di Jakarta, Minggu.
Ia juga berharap selain mengadakan ibadah, bisa juga mengadakan pertemuan lintas agama untuk menumbuhkan saling pengertian, menghargai sehingga timbul rasa toleransi umat beragama.
Diingatkannya bahwa di negara bineka seperti Indonesia ini yang paling berbahaya adalah fanatisme buta, apalagi dibarengi dengan kebodohan yang bisa menimbulkan fundamentalisme dan radikalisme.
"Radikalisme inilah akan menimbulkan bibit-bibit terorisme, seperti kita lihat di beberapa tempat ada perusakan sarana ibadah. Terorisme sebenarnya tumbuh dari orang-orang bodoh dan tidak mendalami pelajaran agamanya, sebab semua agama mengajarkan kasih-sayang terhadap sesama umat dan juga semua mahluk hidup," kata Siswono Yudohusodo.
Sementara itu Bhante Y.M Dhammiko Thera merasa sangat bahagia dan bersuka cita dengan adanya peresmian Vihara Dhamma Sasana yang berada dl ingkungan kampus UP.
"Semoga kampus lain bisa menjadi contoh kampus UP dengan membangun rumah ibadah bagi semua agama di Indonesia. Karena semua mahasiswanya mempunyai keyakinan yang berbeda-beda," katanya.
Ia mengatakan keberagaman merupakan keniscayaan dengan adanya keberagaman rumah ibadah bisa mengenali corak rumah ibadah yang ada semua agama di Indonesia.
Diharapkan ke depannya muncul toleransi dan saling menghargai diantara sesasama pemeluk agama yang ada didalam kampus ini dan yang ada di dalam masyarakat luas.
Universitas Pancasila membangun enam tempat peribadatan yaitu masjid yang telah berdiri terlebih dahulu, klenteng (Konghucu), Gereja Kristen Protestan, Gereja Kristen Katolik, pura (Hindu), dan Vvhara (Budha) yang letak bangunannya saling berdampingan di lingkungan kampus tersebut.
Pada Minggu 3 Oktober 2021, Universitas Pancasila meresmikan Klenteng Kebajikan Agung (Da De Miao) yang berada di lingkungan kampus tersebut untuk dapat digunakan sebagai tempat peribadatan Konghucu. (RO/Ant/OlL09)
Praktik multibahasa menjadi salah satu kunci untuk menarik minat mahasiswa asing untuk belajar di kampus-kampus Indonesia.
INSTITUSI pendidikan harus terus mendukung untuk tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) dengan berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan berbasis pada aksi nyata.
Di tengah-tengah padatnya aktivitas kuliah, nongkrong dekat kampus jadi kegiatan tambahan para mahasiswa.
Langkah pemerintahan Trump bukan hanya mengancam masa depan mahasiswa, juga merendahkan kontribusi intelektual.
Saat ini, dari total mahasiswa yang terdaftar di Harvard, hampir 27% atau sekitar 6.800 orang merupakan mahasiswa internasional.
KAMPUS berperan penting dalam mencetak lulusan yang berdaya saing. Karena itu, kemampuan berwirausaha dan profesionalisme harus ditanamkan pada mahasiswa sejak awal jenjang kuliah.
GUBERNUR Jawa Barat Dedi Mulyadi menekankan pentingnya pemulihan harmoni sosial di tengah masyarakat Cidahu, Sukabumi, setelah insiden perusakan rumah yang diduga dijadikan tempat ibadah.
Tidak hanya karena secara geografis wilayahnya berbukit-bukit dengan ketinggian 760 meter di atas permukaan laut (mdpl), tetapi juga karena desa itu tak ubahnya Indonesia mini dengan beragam agama.
BUPATI Intan Jaya, Papua Tengah, Aner Maisini mengungkapkan Hari Raya Idul Adha merupakan momen untuk memperkuat solidaritas dan toleransi umat beragama.
"Setiap ada hari besar keagamaan, warga tanpa memandang keyakinan dan namanya berkumpul, saling pengucapan selamat," jelas Kepala Dusun Thekelan Agus Supriyo.
Dialog antaragama merupakan sarana yang sangat penting bagi mahasiswa untuk meningkatkan daya kritis, membangun hubungan antaragama yang baik dan bermakna.
Toleransi, katanya, adalah kata yang paling sering terdengar tapi terkadang bisa berbalik menjadi penyebab tindakan-tindakan intoleran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved