Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Jakarta Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) monitoring Siklon Tropis yang tumbuh di Belahan Bumi Utara Indonesia. Saat ini terdapat 2 Siklon tropis yang terpantau di belahan bumi utara, yaitu Siklon Tropis Lionrock yang tumbuh sejak tanggal 08 Oktober 2021 dan Siklon Tropis Kompasu yang tumbuh pada tanggal yang sama.
Siklon Tropis Lionrock berada di Laut China Selatan sebelah selatan Cina, tepatnya di 18.0 LU, 110.9 BT dengan kecepatan angin maksimum mencapai 35 knots (65 km/jam) dan tekanan udara minimum di pusatnya mencapai 994 hPa.
"Siklon tropis Lionrock bergerak perlahan ke arah utara menjauhi wilayah Indonesia dan diprakirakan intensitasnya akan meningkat dalam 24 jam ke depan," kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab dalam keterangannya, Sabtu (9/10).
Siklon Tropis Lionrock maupun Kompasu dalam 24 jam ke depan dapat memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca di Indonesia, yaitu potensi hujan sedang-lebay di wilayah Aceh, Kep. Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara.
"Gelombang laut dengan ketinggian 2,5-4 meter di Laut Natuna Utara, Laut Natuna, Laut Sulawesi dan Samudra Pasifik utara Halmahera," ungkapnya.
Kemudian gelombang laut dengan ketinggian 1,25-2,5 meter dapat terjadi di Perairan Kepulauan Anambas, Laut Natuna Utara, Perairan Kep. Natuna, Perairan Kalimantan Utara, Selat Makassar.
Selanjutnya di Perairan Kep. Sangihe - Kep. Talaud, Perairan Bitung - Kep. Sitaro, Perairan utara dan selatan Sulawesi Utara, Laut Maluku, Perairan Kep. Halmahera, Laut Halmahera, dan Samudra Pasifik utara Papua Barat hingga Papua.
"Selain dampak tidak langsung dari kedua siklon tropis tersebut, cuaca di wilayah Indonesia juga dipengaruhi oleh kondisi atmosfer yang cukup basah dan tingkat konvektivitas yang tinggi," jelasnya.
Akibat kondisi ini potensi hujan sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir/angin kencang pada periode 9-15 Oktober 2021 masih dapat terjadi di 25 provinsi di Indonesia. (Iam/OL-09)
Air yang menggenang di sekitar rumah saat banjir dapat memicu sejumlah penyakit seperti diare, penyakit kulit dan leptospirosis.
Sosialisasi agar warga berbelanja sesuai kebutuhan akan terus dilakukan, sehingga harga tidak melonjak.
. Kami sudah berkoordinasi dengan para camat untuk segera melakukan gerakan bersama mencegah banjir di musim penghujan,
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membangun 12 kolam retensi, menjelang musim hujan.
Memasuki malam hari, BMKG memprediksikan bahwa cuaca di Jakarta Barat akan berawan.
Awal musim kemarau dapat terjadi lebih awal, sama, atau mundur dari rata-rata klimatologis selama 30 tahun.
BMKG mengatakan Indonesia berisiko mengalami periode kekeringan yang panjang pada Juli hingga akhir 2023 karena adanya dua fenomena alam yang ekstrem, El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD).
Hujan disertai petir dan angin kencang dengan durasi singkat itu berpotensi terjadi antara siang dan malam hari di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur.
Memasuki siang hari, hujan ringan akan turun di seluruh wilayah Jakarta. Di malam hari, BMKG memprediksi akan turun hujan petir dan hujan sedang hingga dini hari.
Cuaca cukup bersahabat hampir di seluruh wilayah ibu kota, bahkan di Jakarta Barat yang diprediksi cerah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved