Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Membantu Pedagang Kecil

Fathurozak
07/10/2021 06:00
Membantu Pedagang Kecil
(Dok. Bantu dari Bawah)

SEKITAR pukul 14.00 WIB, Mukmin masih mangkal dengan gerobak es dogernya di sekitaran Jelambar, Jakarta Barat. Pada siang yang terik itu, dia beristirahat sembari menunggu pembeli.

Tidak lama kemudian, seorang pembeli datang dan memesan 30 porsi es dagangannya. Mukmin langsung cekatan melayani. Es doger yang sudah dibeli itu lalu dibagikan ke anak-anak dan warga di sekitar Mukmin mangkal.

“Ya, sekarang buat nyari Rp100 ribu saja susah,” aku Mukmin, saat ditemui pertengahan bulan lalu. Kata dia, pandemi yang melanda dalam dua tahun belakangan, berimbas ke mata pencahariannya.

Situasi tersebut dialami banyak pedagang kecil yang berkeliling. Setidaknya, cerita itu banyak mampir ke teman-teman yang tergabung dalam gerakan Bantu dari Bawah. Sejak pertengah Juli, saat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) diterapkan, mereka memutuskan turun ke jalan, memborong dagangan pedagang kecil seperti yang dilakukan dengan membeli es doger Mukmin.

Seusai dari Jelambar, pembeli yang merupakan anggota gerakan Bantu dari Bawah itu bertolak ke arah Grogol, Jakarta Barat. Ia berkeliling menggunakan motor sembari melihat pedagang yang tengah mangkal. Motor pun kemudian menepi di suatu gang di samping Kampus Trisakti. Seorang pedagang tahu gejrot yang belum lama keluar berkeliling, dihampirinya. Dengan harga Rp8.000 per porsi, pembeli itu juga memborong sekitar 30 porsi. Tahu gejrot yang sudah jadi lalu dibagikan ke orang yang berada di sekitar Kampus Trisakti, baik pengemudi ojek daring yang tengah beristirahat maupun pedagang lain.

Sejak Juli, gerakan Bantu dari Bawah memang rutin turun ke jalan pada tiap akhir pekan. Biasanya mereka membeli jualan pedagang kecil dengan jumlah cukup banyak, antara 30-50 porsi. Setidaknya aksi itu bisa turut membantu pemasukan para pedagang. Dengan jadwal rutin turun tiap akhir pekan itu, gerakan ini mengalokasikan dana sekitar Rp500 ribu-Rp700 ribu untuk membeli ke minimal empat pedagang. Dana tersebut diperoleh dari donasi publik, juga dana swadaya para anggotanya.

“Bantu dari Bawah adalah ide yang timbul dari keresahan teman-teman saat PPKM darurat yang sempat diberlakukan beberapa waktu lalu. Gerakan ini hadir dengan kesadaran sesama masyarakat yang terdampak ekonomi, khususnya para pedagang yang tidak dapat berjualan ketika PPKM darurat tersebut,” kata Rio Soemarga, salah satu inisiator Bantu dari Bawah, Sabtu (2/10).

“Salah satu alasan ikut gerakan ini karena ketika melihat situasi PPKM darurat, begitu menyulitkan para pedagang. Jadi ketika teman-teman memberi kabar mengenai inisiatif ini, saya ikut buat gerak,” tambah Laras Purwi, salah satu anggota Bantu dari Bawah.

Untuk memborong jualan pedagang, biasanya dalam sehari akan ada dua orang yang turun, sesuai domisili masing-masing. Tidak ada kriteria khusus pedagang seperti apa yang bakal diborong jualannya. Namun, biasanya mereka mencari yang memang sedang mangkal sendiri atau mengutamakan yang sudah lanjut usia. Selain di Jakarta, inisiatif ini juga bergerak di Banten, Bandung, dan Yogyakarta dengan memanfaatkan jaringan pertemanan.

 

Bantu Usaha Teman

Selain memborong dagangan pedagang kecil, salah satu yang juga turut diupayakan gerakan ini ialah membantu usaha milik teman. Secara konsep, hampir mirip dengan bantu pedagang. Tapi biasanya Bantu Usaha Teman ditujukan ke sesama teman yang tergabung di Bantu dari Bawah yang memang memiliki usaha atau berdasarkan rekomendasi.

Rio mengatakan, secara program, gerakan mereka saat ini memang untuk menjalankan bantu pedagang bila dibandingkan dengan bantu usaha teman. Oleh sebab itu, lini program ini masih akan dievaluasi.

“Program Bantu Usaha Teman memiliki konsep dengan membantu usaha-usaha teman terdekat kami. Dimulai dari mereka yang punya usaha di bidang makanan dan minuman sampai mungkin diharapkan bisa merambah ke usaha lain. Program tersebut untuk sementara waktu masih dievaluasi bersama, apakah akan terus berjalan atau dihentikan,” kata Rio.

Rio pun berharap yang dilakukannya bersama teman-teman di Bantu dari Bawah bisa diikuti anak muda lain. Ia pun mengajak selain bisa berdonasi, juga bisa ikut bergabung untuk ikut turun ke lapangan. “Karena semakin banyak yang bergabung, semakin banyak juga yang terbantu.”

“Kami merasa, dari hal-hal kecil seperti ini mungkin akan berdampak baik. Mungkin tidak bisa memberi lebih, tetapi paling tidak bisa membuat tersenyum bersama.” (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya