Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Presiden Minta BMKG Jadi Penggerak Mitigasi Bencana

Andhika Prasetyo
29/7/2021 13:05
Presiden Minta BMKG Jadi Penggerak Mitigasi Bencana
Ilustrasi sistem peringatan dini potensi tsunami dari Badan Meteorologi, Klimatogi, dan Geofisika.(ANTARA)

PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk memperkuat manajemen mitigasi dan penanganan bencana. Upaya tersebut harus dilakukan demi mengurangi risiko jumlah korban jiwa, kerusakan dan kerugian harta benda ketika bencana melanda.

Upaya penguatan manajemen dan mitigasi, sebut Presiden, bisa dilakukan dalam empat hal. Pertama, meningkatkan inovasi layanan yang mengikuti perkembangan teknologi terbaru.

BMKG harus mampu memberikan layanan informasi yang akurat yang dapat diperoleh dengan cepat dan mudah. "Tingkatkan adaptasi teknologi untuk observasi, analisis, prediksi, dan peringatan dini secara lebih cepat dan akurat sehingga kita lebih mampu meminimalkan risiko yang harus kita hadapi," ujar Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) BMKG, Kamis (29/7).

Kedua, menjadikan BMKG sebagai rujukan. Pada poin ini, maksud kepala negara adalah setiap peringatan yang dikeluarkan BMKG harus digunakan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan di berbagai sektor.

Informasi BMKG seperti kekeringan, cuaca ekstrem, gempa, dan kualitas udara harus menjadi perhatian dan acuan bagi berbagai kementerian/lembaga dalam merancang kebijakan dan pembangunan.

"Kebijakan nasional dan daerah harus betul-betul sensitif dan antisipatif terhadap kerawanan bencana. Karena itu saya meminta agar sinergi dan kolaborasi antara BMKG dengan kementerian/lembaga serta pemda harus terus diperkuat," tutur mantan wali kota Solo itu.

Ketiga, meningkatkan kapasitas manajemen penanggulangan dan adaptasi bencana terutama di tingkat daerah. Jokowi ingin pemerintah di level terbawah seperti kelurahan atau desa sudah memiliki manajemen mitigasi dan penanganan bencana yang jelas. Itu harus melibatkan pihak swasta serta masyarakat.

"Manajemen ini juga perlu disimulasi dan dilatih sehingga, ketika terjadi bencana, masyarakat setempat sudah sangat siap dan langsung bergerak dengan cepat," jelasnya.

Keempat, memberikan edukasi berkelanjutan kepada masyarakat, terutama yang berada di wilayah rawan bencana. Kesiagaan dan ketangguhan masyarakat atas ancaman bencana perlu terus ditingkatkan.

"Budaya kesiagaan harus melembaga dalam keseharian masyarakat. Manfaatkan juga kearifan lokal yang sudah ada di masyarakat untuk memperkuat ketahanan masyarakat terhadap bencana," sambung Jokowi

Ke depannya, ia berharap BMKG tidak hanya menjadi lembaga yang menyampaikan informasi cuaca, iklim, gempa dan tsunami, tetapi juga menjadi institusi yang mampu mengedukasi dan menggerakkan masyarakat dalam upaya bersiaga menghadapi bencana.

"Masyarakat juga perlu diedukasi untuk mencari dan memanfaatkan informasi yang benar yang disediakan oleh sumber-sumber resmi sehingga tidak mudah terjebak pada kabar dan berita bohong," tandasnya. (P-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya