Headline
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.
Isu parkir berkaitan dengan lalu lintas dan ketertiban kota.
PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk memperkuat manajemen mitigasi dan penanganan bencana. Upaya tersebut harus dilakukan demi mengurangi risiko jumlah korban jiwa, kerusakan dan kerugian harta benda ketika bencana melanda.
Upaya penguatan manajemen dan mitigasi, sebut Presiden, bisa dilakukan dalam empat hal. Pertama, meningkatkan inovasi layanan yang mengikuti perkembangan teknologi terbaru.
BMKG harus mampu memberikan layanan informasi yang akurat yang dapat diperoleh dengan cepat dan mudah. "Tingkatkan adaptasi teknologi untuk observasi, analisis, prediksi, dan peringatan dini secara lebih cepat dan akurat sehingga kita lebih mampu meminimalkan risiko yang harus kita hadapi," ujar Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) BMKG, Kamis (29/7).
Kedua, menjadikan BMKG sebagai rujukan. Pada poin ini, maksud kepala negara adalah setiap peringatan yang dikeluarkan BMKG harus digunakan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan di berbagai sektor.
Informasi BMKG seperti kekeringan, cuaca ekstrem, gempa, dan kualitas udara harus menjadi perhatian dan acuan bagi berbagai kementerian/lembaga dalam merancang kebijakan dan pembangunan.
"Kebijakan nasional dan daerah harus betul-betul sensitif dan antisipatif terhadap kerawanan bencana. Karena itu saya meminta agar sinergi dan kolaborasi antara BMKG dengan kementerian/lembaga serta pemda harus terus diperkuat," tutur mantan wali kota Solo itu.
Ketiga, meningkatkan kapasitas manajemen penanggulangan dan adaptasi bencana terutama di tingkat daerah. Jokowi ingin pemerintah di level terbawah seperti kelurahan atau desa sudah memiliki manajemen mitigasi dan penanganan bencana yang jelas. Itu harus melibatkan pihak swasta serta masyarakat.
"Manajemen ini juga perlu disimulasi dan dilatih sehingga, ketika terjadi bencana, masyarakat setempat sudah sangat siap dan langsung bergerak dengan cepat," jelasnya.
Keempat, memberikan edukasi berkelanjutan kepada masyarakat, terutama yang berada di wilayah rawan bencana. Kesiagaan dan ketangguhan masyarakat atas ancaman bencana perlu terus ditingkatkan.
"Budaya kesiagaan harus melembaga dalam keseharian masyarakat. Manfaatkan juga kearifan lokal yang sudah ada di masyarakat untuk memperkuat ketahanan masyarakat terhadap bencana," sambung Jokowi
Ke depannya, ia berharap BMKG tidak hanya menjadi lembaga yang menyampaikan informasi cuaca, iklim, gempa dan tsunami, tetapi juga menjadi institusi yang mampu mengedukasi dan menggerakkan masyarakat dalam upaya bersiaga menghadapi bencana.
"Masyarakat juga perlu diedukasi untuk mencari dan memanfaatkan informasi yang benar yang disediakan oleh sumber-sumber resmi sehingga tidak mudah terjebak pada kabar dan berita bohong," tandasnya. (P-2)
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan dengan intensitas ringan akan mengguyur sebagian wilayah ibu kota pada hari ini, Senin 4 Agustus 2025.
Untuk kota-kota besar di Indonesia, akan mengalami potensi berawan tebal, hujan ringan, hujan sedang, hingga hujan disertai petir
BMKG rilis prakiraan cuaca 3 Agustus 2025, peringatkan cuaca ekstrem, hujan lebat di Jawa, Sulawesi, dan gelombang tinggi di Samudera Hindia. Cek detailnya!
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca, periode Sabtu 2 Agustus 2025.
BMKG telah merilis update prakiraan cuaca hari ini, Sabtu 2 Agustus 2025, yang mencakup peringatan dini cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia.
BMKG menyebut hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi disertai kilat/petir serta angin kencang.
Langkah itu dilakukan untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi yang bisa memicu terjadinya banjir.
TANTANGAN dalam mengatasi dan melakukan mitigasi bencana di dunia saat ini disebut semakin kompleks. Berbagai isu global seperti perubahan iklim hingga tekanan urbanisasi menjadi pemicunya.
VIKTOR Lake tampak serius menulis kata demi kata hingga kalimat diatas secarik kertas. Sepertinya ia memeras otak untuk menciptakan sebuah dongeng.
Workshop ini bertujuan memperkuat kapasitas masyarakat dalam memahami, menghadapi, dan merespons bencana secara inklusif dengan pendekatan berbasis kearifan lokal.
Sebanyak 69 titik di wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, kini dikategorikan sebagai kawasan permukiman kumuh.
Dedi memulai langkah dengan melakukan tindakan tegas di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. Ini penting untuk mengurangi dampak hujan yang terjadi di kawasan tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved