Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kini Tutupan Terumbu Karang Capai 55% di Pantai Pulau Gosong, Aceh

Mediaindonesia.com
01/7/2021 18:38
Kini Tutupan Terumbu Karang Capai 55% di Pantai Pulau Gosong, Aceh
Program terumbu karang di Pantai Pulau Gosong, Acah, mengalami peningkatan signifikan.(Ist)

PROGRAM konservasi terumbu karang yang dilakukan Pusong Diving Club (PDC) berjalan sukses dan telah terjadi kenaikan tutupan terumbu karang.  

Program yang telah dilaksanakan sejak tahun 2018 bersama PT Mifa Bersaudara selaku salah satu anak usaha PT ABM Investama itu berhasil mendapatkan peningkatan yang signifikan dengan hasil tutupan terumbu karang 48% (sedang) menjadi 55% (baik) di tahun ini.

 Program konservasi yang terletak di sekitar wilayah pesisir pantai Pulau Gosong, Kecamatan Susoh, Kabupaten Abdya, Aceh ini diharapkan dapat memperbaiki kondisi ekosistem laut sekitar serta membantu peningkatan pendapatan masyarakat sekitar daerah tersebut.

Sekretaris Pusong Diving Club, Syamsul Khahar menjelaskan bahwa program ini dilakukan karena kondisi laut sekitar pantai barat selatan ini yang sudah rusak sehingga ikan dan biota laut lainnya semakin menjauh dari daerah dekat pantai.

“Pada awalnya kami melihat bahwa banyak nelayan yang masih menggunakan kompresor untuk menyelam dan penggunaan potasium yang dapat merusak ekosistem laut,” kata Syamsul pada keterangan pers, Kamis (1/7).

“Selain itu juga mereka yang mayoritasnya menggunakan perahu kecil harus membahayakan diri dengan berlayar hingga jauh untuk mendapatkan ikan,” jelas Syamsul.

Program konservasi terumbu karang yang PDC bersama dengan MIFA ini, diawali dengan pemasangan sejumlah apartemen ikan (fish shelter) di lokasi yang tidak terlalu jauh dengan pantai yaitu di sekitar perairan Karang Luas (2018), Karang Rambeu (2019) dan Pulau Gosong (2020).

”Penempatan apartemen ikan ini ditujukan untuk menggantikan terumbu karang yang telah rusak, sehingga dapat memperbaiki ekosistem laut dan mendatangkan ikan-ikan serta biota laut yang lebih banyak di wilayah konservasi tersebut,” ungkap Syamsul.

Pengecekan secara berkala pun dilakukan  PDC dengan menggunakan kapal nelayan yang sedang libur di akhir pekan. Selain itu,  para nelayan tersebut juga dapat mendapat edukasi dan turut ikut serta memantau perkembangan dari terumbu karang serta jumlah spesies biota lautnya.

Program yang sudah berjalan selama 3 tahun ini telah menghasilkan 81 media transplantasi karang dari jenis Acropora Branching dengan 390 fragmen karang.

Bahkan berdasarkan pencatatan terbaru, rata-rata penambahan tinggi karang berkisar 2,2 cm dan penambahan panjang (ke samping) 1,8 cm per bulannya dengan pertumbuhan terakhir yang mencapai tinggi 15-35 cm, serta panjang  10-25 cm.

“Dari sisi peningkatan jumlah ikan juga telah mendapatkan hasil yang baik, data terakhir menunjukan bahwa jumlah ikan di sekitar area konservasi meningkat hingga 30% dengan kehadiran ikan-ikan jenis lokal yaitu Ikan Pisang-pisang, Ikan Baronang Angin, Ikan Baronang Batik, Ikan Kakap Merah, Ikan Kerapu dan ikan jenis lokal lainnya,” paparnya.

Perwakilan nelayan pulau Gosong, Dwi, mengapresiasi dan mendukung program konservasi yang dilakukan oleh Mifa dan PDC ini, kehadiran konservasi ini membuatnya menjadi lebih banyak mendapatkan hasil tangkapan melautnya.

“Hadirnya program konservasi ini membuat saya mendapatkan hasil tangkapan yang jauh lebih banyak, serta dengan hadirnya lokasi penangkapan ikan yang lebih dekat membuat saya lebih aman dalam melaut serta dapat menghemat penggunaan bahan bakar dari yang sebelumnya tiga jerigen menjadi satu jerigen saja.” tutur Dwi. (RO/OL-09)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya