Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Menjawab Kegelisahan dengan Berbagi

Nike Amalia Sari
24/6/2021 06:20
Menjawab Kegelisahan dengan Berbagi
Habibul Fuadi Hanif.(Dok. Pribadi)

Habibul Fuadi Hanif ialah sosok berprestasi. Dirinya berkesempatan kerja di Asia World Model United Nations (UN) dengan posisi young influencer di 2021. Ia juga sebelumnya ketua di UN Environment Programme Chair XmasMun (2020), Board of Director di International Model United Nation (2020), maupun moderator di We Gen-Z International Webinar, National Economics Management Olympiad (2020).

Namun, terlepas dari segala prestasinya, ia menyimpan kegelisahan hati. Setelah mencoba untuk menemukan jawaban, akhirnya ia menemukan titik terang saat mengunjungi salah satu panti asuhan di wilayah Bogor. Ia ingin dapat berbagi dengan sesama. Melalui pemikiran matang, akhirnya Bibul, sapaan akrabnya, mendirikan Panti Goceng. Apa itu? Simak perbincangan Muda bersama mahasiswa IPB tersebut, via telepon, Kamis (6/5).

 

 

Boleh dijelaskan soal Panti Goceng?

Kami ingin memberikan kebahagian untuk anak-anak panti asuhan dengan menggalang donasi, menyalurkan donasi dan membuat program-program kegiatan untuk panti asuhan. Contohnya, seperti makan fast food bersama dengan mereka. Ini salah satu hal yang membuat mereka senang karena tidak semua anak panti asuhan bisa makan burger seperti kita.

 

 

Apa yang menginisiasi kamu?

Waktu aku berkunjung pertama kali ke panti asuhan di dekat kampus, aku melihat kondisinya cukup memprihatinkan baik dari segi finansial dan non-finansial. Banyak anak-anak di sana, SPP mereka nunggak. Perlengkapan sekolah juga kurang layak, juga makanan sehari-hari mereka.

Lalu, mereka ditempatkan di sekolah yang sama, SMK jurusan akuntansi. Padahal , ada yang cita-citanya ingin jadi dokter, guru, pilot, yang enggak relate sama jurusan mereka di SMK. Itu terjadi karena pihak panti asuhan kurang paham bagaimana caranya anak-anak bisa menggapai mimpi mereka. Mereka ditempatkan di sekolah yang sama agar angkot yang menjemput juga sama, jadi lebih irit dari segi biaya.


 

Apakah kamu menemukan banyak panti seperti itu?

Pengalaman aku ke beberapa panti asuhan di Bogor, ternyata masing-masing panti asuhan berbeda dari segi kebutuhan. Ada yang kekurangan dari segi finansial, tapi ada juga yang cukup karena ada banyak donatur, tapi dilihat dari segi penunjang pendidikan, masih kurang seperti edukasi mengenai pendidikan, pendidikan informal ataupun soft skill anak di panti asuhan.

 

Proses kamu mendirikan Panti Goceng ini bagaimana?

Awalnya aku hanya kepikiran untuk buat komunitas kecil, saja yang beranggotakan sepuluh orang dengan tujuan ingin membantu sesama. Jadi, belum ada pemikiran untuk membuat komunitas yang tersistematis seperti sekarang ini. Setelah muncul ide tersebut, kemudian aku mengajak temanku Hanif untuk ikut mendirikan komunitas ini.
Akhirnya, kami berdua open recruitment untuk anggora-anggota komunitasnya. Ternyata, antusias orang-orang yang mendaftar cukup tinggi, lebih dari 450 orang mendaftar dan juga dana yang terkumpul hingga belasan juta dalam seminggu. Karena melihat antusias ini, akhirnya kita memutuskan untuk membuat komunitas yang tersistematis.
 

 

Seperti apa sistemnya?

Salah satunya, #cukupgoceng kita suarakan ke lingkungan kampus IPB dan seluruh Indonesia, dengan hanya berdonasi Rp5.000 saja, kita bisa ikut membantu biaya pendidikan anak-anak. Selain itu, bantuan yang disalurkan bukan hanya dalam bentuk uang, tapi juga dalam program. Misalnya, dibentuk kegiatan-kegiatan non formal seperti kegiatan anak-anak panti di Bogor yang masih tingkat SD, kami bawa ke Kebun Raya, di sana kita adakan kegiatan belajar sambil bermain.
Penyaluran dana lainnya kita donasikan dalam bentuk sembako. Jadi, Panti Goceng membantu berdasarkan kebutuhan dari masing-masing panti asuhan. Seperti dengan adanya pandemi, kami membagikan masker, APD kesehatan, dan sembako ke panti di Indonesia yang tersebar di beberapa pulau. Selain itu, kita juga pernah melaksanakan program gerakan 5.000 susu untuk disalurkan ke beberapa pulau di Indonesia.

 

 

Pengumpulan donasi Panti Goceng melalui apa?

Pada tahun lalu, kita mengadakan webinar internasional dengan topik seputar pandemi. Biaya pedaftaran webinar tersebut minimal Rp5.000 rupiah. Uang pendaftaran tersebut disalurkan dalam bentuk APD kesehatan untuk rumah sakit dan alat tulis untuk anak panti asuhan. Sumber pendanaan kita bisa melalui kegiatan webinar, kampanye #cukupgoceng, platform pengumpulan dana kitabisa.com, menggalang dana sendiri dan donasi masuk yang tak terduga.
 

 

Aktivitas apa saja yang rutin dilakukan oleh Panti Goceng?

Sebelum pandemik, kegiatan kita bulanan. Jadi, kita ada kegiatan Turun Panti jadi kegiatan ini bukan hanya datang untuk berdonasi ke panti, tetapi juga melaksanakan kegiatan di sana seperti belajar dan bermain bersama. Selain itu, ada kegiatan Silaturahmi Panti, hanya kegiatan ke panti asuhan untuk berdonasi dan bersilaturahim saja seperti kegiatan bagi susu.
Pada masa pandemi, kita lebih banyak kegiatan Silaturahmi Panti guna membatasi kegiatan secara langsung dengan anak-anak panti. Namun, beberapa bulan lalu, kita sudah mulai beradaptasi dengan pandemi.
Kami sudah berkolaborasi bersama dengan beberapa komunitas yang ada di Indonesia untuk melaksanakan kegiatan sosial berskala besar seperti beasiswa 10.000 ribu, kita mengadakan proyek Turun Panti di Jakarta dan bersama komunitas di Bandung untuk membagikan takjil dan membersihkan sampah di sekitar Gedung Sate, menggalang dana untuk korban bencana alam dan kegiatan sosial lainnya.

 

Sampai saat ini, berapa panti asuhan yang telah dibantu?

Program rutin sendiri ada sekitar tiga hingga empat panti di Bogor. Panti yang di luar Bogor, untuk program rutin setiap bulan belum ada karena kita masih kekurangan sumber daya.

Pada awal mula pandemi lalu, kita melaksanakan program di beberapa panti di Padang. Selain itu, gerakan 5.000 ribu susu ada di Kalimatan, Jabodetabek, Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dengan totalnya ada 16 wilayah di tiga pulau di Indonesia.
 

 

Apa tujuan yang ingin kalian capai?

Mimpinya, kami ingin adanya kualitas pemerataan pendidikan panti asuhan di Indonesia karena dilihat cukup miris pendidikan anak-anak panti asuhan. Oleh karena itu, kami ingin mereka sama seperti anak-anak lainnya sehingga kemungkinan timbulnya rasa minder dalam diri mereka terhadap anak-anak di sekolah pada umumnya dapat dikurangi.

 

 

Apa tantangan terbesar yang kamu rasakan saat menjalankan komunitas Panti Goceng ini?

Alhamdulillah, aku percaya jika niat baik, jalannya nantinya akan dimuluskan. Selama mendirikan Panti Goceng semuanya lancar. Paling kendalanya, ketika berjalannya Panti Goceng karena harus membuat sebuah sistem baru, tidak seperti organisasi yang ada di kampus yang mana mengikuti sistem yang sudah ada.
Pada bulan pertama hingga bulan ketiga Panti Goceng, aku habiskan waktu Panti Goceng untuk berinternalisasi. Melalui waktu ini, akhirnya internalisasi kita terbangun dengan baik, kemudian barulah kita jalankan semua program satu per satu.

 

Selain menjalankan Panti Goceng, kamu juga kuliah dan aktivitas lain. Bagaimana membagi waktunya?

Aku memiliki fase-fase sendiri. Jadi, beberapa tahun lalu aku sibuk dengan kompetisi dan kegiatan ke luar negeri. Setelah itu, aku mulai memikirkan apa yang masih kurang di dalam diri aku, ternyata yang kurang itu adalah kegiatan sosial. Akhirnya aku membangun komunitas Panti Goceng ini.
Setelah komunitas ini sudah dibangun, fase berkompetisi aku mulai meredup sehingga aku lebih berfokus kepada komunitas ini. Saat ini, setelah Panti Goceng dilanjutkan oleh kepengurusan yang baru, aku lebih berfokus untuk mengerjakan skripsi.

 

Apa rencana kamu setelah lulus nanti?

Pastinya aku ingin masuk ke beberapa perusahaan yang aku targetkan. Aku alihkan kewenangan Panti Goceng sepenuhnya ke kepengurusan yang baru untuk menjalankan program yang lebih menginspirasi dari program sebelumnya, tetapi aku tetap memberikan saran dan masukan jika diminta.
 

_______________________________________________________________________________________________

BIODATA

HABIBUL FUADI HANIF
Tempat, tanggal lahir: Payakumbuh, 26 Februari 1999

 

Riwayat Pendidikan:
– SMAN 1 Tembilahan Kota, 2014–2017
– Institut Pertanian Bogor, 2017–sekarang

 

Riwayat karier:
– Internship Business Development Shopee, 2021
– Paragon Innovation Summit 2.0 Ambassador, PT. Paragon Technology Innovation, 2021
– Youth Infl uencer, Asia World Model UN PT. IGN, 2021
– Ketua UN Environment Programme Chair XMasMUN, Find Your Voice Global, 2020
– Board of Director, International Model United Nations, International Global Network, 2020
– Ketua International Global Youth Engagement Model United Nations, CEPASD Africa International, 2020
– Moderator We Gen-Z International Webinar Observing The World Selectively: Modernization of Collaboration Across Generations, National Economics Management Olympiad (NEMO), 2020

 

Prestasi:
– Pembicara, Leadership event, Find Your Voice Global, Paris, 2021
– The Most Inspiring Student Faculty of Agricultural Engineering 2020
– The Most Inspiring Student of IPB University 2020
– Delegasi, Geneva International Model United Nations (GIMUN), Gimun Offi ce, Geneva, Switzerland, 2019
– Delegasi International Conference on Youth, Ocean, SDGs 14 by World Youth Foundation, World Youth Foundation, Melaka, Malaysia, 2019
– Poster Presenter, 19th International Student Summit (ISS),  Tokyo Unieversity of Agriculture, 2019
– Delegasi, Comprehensive International Education Program  (CIEP) Tokyo University of Agriculture, 2019

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya