Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
BADAN Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 1.423 kejadian bencana alam terjadi di Tanah Air dalam rentang waktu 1 Januari hingga 15 Juni 2021.
Berdasarkan keterangan dari BNPB, kejadian bencana alam yang mendominasi adalah banjir, diikuti puting beliung, tanah longsor, serta kebakaran hutan dan lahan.
Secara rinci pada periode itu terjadi bencana alam banjir 592 kejadian, puting beliung 394 kejadian, tanah longsor 288 kejadian, Karhutla 108 kejadian. Kemudian gelombang pasang dan abrasi 20 kejadian, gempa bumi 19 kejadian, dan kekeringan dua kejadian
Berbagai bencana alam menyebabkan sebanyak 5.306.534 orang terdampak dan mengungsi, sebanyak 493 jiwa meninggal dunia, 68 hilang, serta 12.853 jiwa luka-luka.
Sementara itu, bencana alam mengakibatkan 135.187 unit rumah rusak yang terdiri atas 14.693 unit rumah rusak berat, 22.483 unit rumah rusak sedang, dan 98.011 rumah rusak ringan.
Di sisi lain, sebanyak 2.920 fasilitas umum rusak yang meliputi 1.367 fasilitas pendidikan, 1.207 fasilitas peribadatan, dan 346 fasilitas kesehatan. Kemudian, sebanyak 492 kantor dan 282 jembatan mengalami kerusakan.
Baca juga : Jumlah Aduan Kekerasan Perempuan dan Anak di Kaltim Capai 1.386
Deputi Bidang Sistem dan Strategi sekaligus Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi BNPB Raditya Jati meminta masyarakat untuk tetap waspada dan siaga akan berbagai potensi bencana.
Terkait bencana hidrometeorologi, BNPB meminta masyarakat untuk memperhatikan prakiraan cuaca yang diinformasikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Potensi bahaya lain yaitu gempa bumi yang dapat terjadi setiap saat. Di samping itu, ancaman bahaya lain yaitu pandemi Covid-19 yang masih terus terjadi penularan di tengah masyarakat," katanya.
BNPB mengingatkan masyarakat untuk melakukan mitigasi dalam menghadapi sejumlah potensi bahaya tersebut. Masyarakat mesti mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko di sekitar.
Masyarakat juga dapat memanfaatkan aplikasi, seperti InaRISK, Info BMKG, Magma Indonesia untuk mengetahui potensi bahaya dan risiko.
"Setiap keluarga memiliki tingkat risiko yang berbeda, seperti parameter anggota keluarga, topografi di sekitar rumah, kekuatan bangunan, atau pun tata ruang rumah," kata dia. (Ant/OL-7)
Pemerintah Provinsi Kalbar mencatat luas area terdampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah tersebut mencapai 1.149,02 hektare, per 31 Mei 2025.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat di wilayah pesisir untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gempa dan tsunami yang dapat terjadi kapan saja.
Sasaran target OMC pada awan potensial di atas areal gambut yang rawan terbakar, di antaranya di atas lahan gambut di Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjungjabung Timur
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Abdul Muhari meminta masyarakat untuk tidak meremehkan tsunami 50 cm akibat gempa Rusia karena tetap bisa membunuh.
“Jangan remehkan tsunami 50 sentimeter. Di Teluk Youtefa, Papua, gelombang dari tsunami Jepang 2011 meningkat menjadi hampir 4 meter karena efek amplifikasi di dalam teluk,"
BNPB setelah gempa dahsyat di Kamchatka, Rusia, Rabu (30/7) pagi, meminta masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir Indonesia untuk evakuasi karena ada potensi tsunami
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved