Headline

Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.

Fokus

Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.

Belajar Tatap Muka Diharap tidak Jadi Klaster Sekolah

Mediaindonesia.com
14/6/2021 15:35

PEMERINTAH berencana memulai sekolah tatap muka tepat pada 1 Juli mendatang. Sejalan dengan rencana tersebut, Presiden Joko Widodo memberikan arahan  melalui Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk memastikan kegiatan bahwa belajar mengajar tatap muka berjalan aman dan tak membahayakan para guru dan siswa dari risiko penularan virus korona.

"Bapak Presiden mengarahkan bahwa pendidikan tatap muka yang nanti akan dimulai itu harus dijalankan dengan ekstra hati-hati, tatap mukanya dilakukan tatap muka terbatas. Terbatasnya itu apa, pertama hanya boleh maksimal 25% dari murid yang hadir, tidak boleh lebih dari dua hari seminggu, jadi seminggu hanya dua hari boleh melakukan maksimal tatap muka. Kemudian setiap hari maksimal hanya dua jam," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dalam jumpa pers virtual, Senin (7/6).

Dalam kaitannya dengan pencegahan penularan virus korona, selain arahan Presiden Jokowi, ada hal lain yang tak kalah penting yakni memastikan pelaksanaan protokol kesehatan tetap dilaksanakan. Hal lain yang tak kalah penting adalah memastikan bahwa setiap pihak yang terlibat dalam kegiatan belajar-mengajar harus negatif virus korona. Hal itu penting guna memastikan kegiatan belajar mengajar tidak malah memicu timbulnya klaster sekolah.

Direktur Utama PT Joy Indo Medika, Ni Kadek Asmiari mengungkapkan, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan pemeriksaan antigen untuk memastikan tenaga pengajar dan perangkat sekolah lainnya negatif sebelum masuk kelas.

Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar mengajar yang erat kaitannya dengan waktu, alat test antigen bisa menjadi pilihan alat pemeriksaan virus korona karena punya kelebihan akurasinya yang tinggi dan proses pemeriksaannya yang relatif singkat.

"Kalau test PCR itu hasilnya 2 jam paling cepet dan biayanya juga beda. Produk antigen seperti cov-test memang hasilnya cepat dan dia maksimal 15 menit juga sudah keluar," tuturnya.

Meski punya akurasi yang tinggi, namun ada tantangan tersendiri dalam proses pemeriksaan test antigen. Ada kesan negatif proses pemeriksaan antigen sering menimbulkan rasa tidak nyaman karena harus memasukkan swab/ stick kapas steril  ke pangkal hidung untuk mengambil spesimen lendir pada saluran nafas. Kesan negatif ini yang membuat banyak orang menghindari proses pemeriksaan swab test antigen.

Berangkat dari kondisi di atas, PT Joy Indo Medika produsen alat tes antigen cov-test, melakukan terobosan pada alat test antigen yang diproduksinya. Menurut Kadek, yang menjadi diferensiasi dari produk sejenis, alat pengambil swab atau dakron produk cov-test lembut, sehingga mengurangi rasa sakit atau tidak nyaman saat digunakan bahkan untuk anak kecil sekalipun.

Pengusaha asal Bali itu memastikan produk cov-test telah dilengkapi ijin edar, memiliki sertifikasi iso 9001, 13485 dan ce sertifikasi. Cov-test juga diproduksi oleh perusaahan ternama dan dibidangnya yaitu perusahaan invitrodiagnostic yang memiliki standar steriliasi yang tinggi. Selain itu, produk cov-test  disimpan di suhu yang sesuai anjuran yaitu 4-30 derajat celcius. Ini penting untuk menjamin akurasi hasil test yang dilakukan. (RO/A-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya