Kebangkitan Pendidikan Harus Disertai Optimalisasi Anggaran

Mediaindonesia.com
28/5/2021 15:32
Kebangkitan Pendidikan Harus Disertai Optimalisasi Anggaran
Kebangkitan pendidikan(Ilustrasi)

HARI Kebangkitan Nasional memiliki artti penting bagi Indonesia, karena memiliki makna semangat nasionalisme dalam mengisi kemerdekaan dengan pembangunan di segala bidang diantaranya bidang pendidikan.

Maka itu, kata Rektor Universitas Buya Hamka (Uhamka), Gunawan Suryoputro, hari kebangkitan nasional ini sebagai ritual, dalam arti tidak hanya simbolik.

‘’Tetapi memang betul-betul kita maknai, hayati dengan sungguh-sungguh dalam bentuk kerja-kerja yang tersistematis, terstruktur dan visioner,’’ ujarnya dalam acara ngobrol bareng Tempo, kemarin.

Menurutnya, jika perguruan tinggi pada umumnya mengedepankan tri darma yaitu Pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Namun Uhamka mengedepankan catur darma yaitu Pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat serta Al Islam dan Kemuhammadiyahan.

Baca juga : Bukit Algoritma Ingin Jadikan RI, Bangsa Berbasis Pengetahuan

Gunawan pun mengungkapkan harapannya untuk Kemajuan Pendidikan Indonesia, yaitu optimalisasi anggaran pendidikan. Soalnya, tambah Gunawan, konsentrasi dalam hal ini belum difokuskan.

Dia berharap, kualitas lembaga pendidikan tenaga kependidikan atau yang lebih dikenal dengan LPTK dapat meningkat secara konsisten. Dan yang terakhir adalah terkait perbaikan infrastruktur pendidikan.

“Sekali lagi kebangkitan nasional ini harus kita maknai tidak hanya simbolik. Oleh karena itu, komitmen kita untuk melayani Pendidikan ini harus berfikir yang pragmatis.Oleh karena itu, kita harus inklusif memberikan kesempatan untuk siapa saja,”tuturnya.

Menurut Gunawan, dukungan yang UHAMKA berikan untuk mencapai sumber daya manusia yang berkualitas adalah kurikulum yang dimilikiu hamka merupakan kurikulum yang berintegrasi. Dalam implementasinya pun, ketika sudah mendapatkan ilmu dari kampus, mahasiswadilatih untuk turun kelapangan guna memberdayakan masyarakat.

“Hal ini dikenal dengan teori Al-Maun. Maka dari itu, sebelum merdeka belajar diluncurkan oleh kemendikbud, sebenarnya Uhamka sendiri sudah menerapkannya sejak lama,’’ pungkas Gunawan. (RO/OL-2)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Baharman
Berita Lainnya